Usia yang Katanya Emas, Tapi Rasanya Ganjil
Selamat datang di usia 20-an, dekade paling membingungkan sekaligus paling menentukan. Di masa ini, kita didorong untuk menjadi "seseorang". Harus punya arah. Harus punya pencapaian. Harus tahu mau ke mana, jadi apa, dan bagaimana mencapainya. Tapi jujur saja, banyak dari kita yang justru kehilangan arah di usia ini. Di balik senyum dan unggahan di media sosial, tersimpan pertanyaan-pertanyaan besar yang belum juga terjawab. Dan salah satu teman paling setia di usia 20-an adalah kecemasan. Kecemasan tentang masa depan, tentang pilihan hidup, tentang ketertinggalan dari teman-teman, bahkan tentang diri sendiri "Apakah aku cukup?"
Kecemasan yang Tak Terucap, Tapi Selalu Ada
Kita hidup di tengah standar yang terus menekan. Lulus kuliah harus cepat. Dapat kerja harus mapan. Nikah jangan terlambat. Harus punya tabungan, investasi, branding diri, skill bahasa, karier impian semua dalam waktu nyaris bersamaan.
Padahal, realitanya?
Banyak dari kita masih berusaha bangun dari kasur, melawan rasa malas, mengatur napas karena anxiety yang tak tahu dari mana asalnya. Banyak dari kita masih bingung, bahkan untuk menjawab pertanyaan, "Kamu sekarang sibuk apa?"
Dan ini normal. Kecemasanmu bukan tanda kamu gagal. Tapi tanda kamu sedang hidup. Karena orang yang mencoba, pasti khawatir. Orang yang ingin lebih baik, pasti takut salah.
Kecemasan tentang Karier dan Masa Depan
Kamu mungkin membandingkan diri dengan teman-temanmu yang sudah punya penghasilan stabil, yang posting story kerja di coworking space, yang tampil di podcast, yang terlihat "sukses."
Tapi kamu hanya melihat layar, bukan perjuangan mereka. Mungkin mereka juga menangis diam-diam. Mungkin mereka pun belum tahu mau ke mana.
Usia 20-an bukan lomba lari. Ini bukan soal siapa yang lebih dulu sampai. Ini tentang siapa yang tetap bergerak meski lelah. Kamu belum terlambat. Kamu sedang belajar. Dan belajar itu butuh waktu.
Kecemasan tentang Cinta dan Komitmen
Di usia ini, kamu juga mulai bertanya, "Apakah aku akan sendiri terus?" Atau mungkin kamu sedang dalam hubungan yang membuatmu bertanya, "Apa ini orangnya?"
Banyak orang terlihat bahagia dengan pasangan mereka. Tapi kamu juga tahu, kebahagiaan yang dipamerkan belum tentu tanpa luka. Cinta di usia 20-an adalah ladang ujian antara rasa ingin bersama dan rasa ingin mengenal diri lebih dalam. Kalau kamu sendiri, bukan berarti kamu gagal dalam cinta. Mungkin kamu sedang diberi waktu untuk mencintai dirimu dulu. Mungkin ini saatnya kamu menyembuhkan luka yang tak kamu sadari masih kamu bawa dari masa lalu.
Kecemasan tentang Diri Sendiri
Ini yang paling diam-diam mematikan: rasa tidak cukup. Kamu merasa bodoh. Kurang menarik. Kurang berbakat. Kamu merasa semua orang di depan, sementara kamu tertinggal. Padahal kamu lupa: kamu juga sedang tumbuh. Dan setiap orang punya waktunya sendiri. Instagram hanya menampilkan hasil, tapi tidak menampilkan proses. Dan kamu? Kamu sedang berproses. Itulah bagian paling penting yang sering tak dihargai.
Cara Merangkul Kecemasan Tanpa Harus Mengalah
Berhenti Membandingkan Diri secara ButaBandingkan dirimu hari ini dengan dirimu yang kemarin. Apakah kamu sudah belajar lebih banyak? Apakah kamu lebih tenang saat menghadapi masalah? Itulah kemenangan.
Temukan Ritme DiriKamu tidak harus cepat. Kamu hanya perlu tetap bergerak. Pelan-pelan tak masalah. Yang penting tidak berhenti.
Cari Teman Bicara yang AmanJangan simpan semuanya sendiri. Temukan satu atau dua orang yang bisa kamu percaya. Bercerita bukan tanda lemah, tapi tanda kamu ingin sehat.
Validasi Perasaan SendiriKalau kamu cemas, akui. Jangan abaikan. Peluk rasa itu dan tanyakan: "Apa yang sebenarnya aku takutkan?"
Berikan Waktu untuk IstirahatJangan kejar produktivitas sampai lupa hidup. Tidur, makan enak, nonton film lucu---semua itu penting untuk menjaga kewarasan.
Kamu Tidak Sendirian, dan Kamu Tidak Gagal
Usia 20-an bukan masa penuh jawaban. Justru ini masa pencarian. Masa jatuh bangun. Masa ketika kamu salah berkali-kali dan belajar dari tiap luka. Jadi jangan merasa kamu gagal hanya karena belum tahu semuanya. Kecemasanmu bukan kelemahan. Ia adalah tanda kamu peduli. Peduli pada hidupmu, pada masa depanmu, pada versi dirimu yang lebih baik. Kalau kamu merasa berat hari ini, pelan-pelan saja. Ambil napas. Lihat ke belakang. Kamu sudah sejauh ini, dan itu luar biasa. Kamu tidak harus hebat hari ini. Kamu hanya perlu hadir. Dan yakin bahwa besok kamu bisa lebih kuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI