Mohon tunggu...
Sans Economics
Sans Economics Mohon Tunggu... Penulis

Seputar ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menko Airlangga: Kolaborasi Petani, Industri dan Teknologi, Siap Ubah Peta Ekonomi RI!

20 September 2025   20:43 Diperbarui: 20 September 2025   20:43 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menko Airlangga saat berkunjung ke TSTH2. (Foto: ekon.go.id)

Sektor pertanian kembali membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Dengan pertumbuhan 1,65% (yoy) pada Kuartal II-2025 dan menyerap lebih dari 41 juta tenaga kerja, sektor ini tidak hanya memberi penghidupan bagi masyarakat, tetapi juga menjaga stabilitas sosial-ekonomi. Namun, angka pertumbuhan saja belum cukup. Tantangan besar menanti di hulu, mulai dari produktivitas, kualitas bibit, hingga daya saing produk di pasar global.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melihat persoalan ini bukan hanya dari sisi produksi, tetapi juga dari rantai nilai yang lebih luas. Peningkatan produktivitas harus berjalan beriringan dengan inovasi teknologi, penguatan riset varietas unggul, dan keterhubungan yang lebih erat dengan industri. Kunjungan Menko Airlangga ke Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (19/9/2025),  menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah ingin menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat riset dan budidaya berskala internasional.

Langkah ini tidak berhenti pada penyediaan bibit unggul. Menko Airlangga menekankan pentingnya hilirisasi pertanian agar petani tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga mendapatkan nilai tambah dari produk olahan. Ia melihat teknologi mutakhir seperti gnome sequencing dan penerapan kecerdasan buatan (AI) sebagai kunci menuju ketahanan pangan modern.

Keterlibatan industri makanan-minuman (mamin) dalam kunjungan tersebut menunjukkan arah yang jelas: memperkuat kemitraan antara petani, riset, dan industri. Dengan pasar industri mamin yang nilainya mencapai USD109,9 miliar dan kontribusi signifikan terhadap PDB nasional, sinergi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan.

Upaya link and match antara sektor industri dan pertanian yang digagas Kemenko Perekonomian menjadi tonggak penting. Jika berhasil, Indonesia bukan hanya mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional, tetapi juga menjadi pemain utama dalam rantai pasok global. Bagi Menko Airlangga, masa depan pertanian bukan hanya tentang menghasilkan panen yang melimpah, tetapi juga tentang memastikan inovasi, teknologi, dan kesejahteraan petani berjalan beriringan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun