Mohon tunggu...
Frengki Nur Fariya Pratama
Frengki Nur Fariya Pratama Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pecinta naskah Jawa di Sradhha Institute, berdikusi sastra di Komunitas Langit Malam.

Menjadi Insan yang mampu berkontribusi terhadap negara dan masyarakat adalah ideologis manusia yang menghamba kepada Sang Khaliq

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alat Musik yang Menggantung di Pohon: Menerka Fungsi Musik di Relief Borobudur

16 Mei 2021   12:14 Diperbarui: 16 Mei 2021   12:25 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relief 12 Panel 66 hal 333 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka/Koleksi pribadi)

Hal itu menandakan keberadaan musik di alam religius, alam atas yang identik dengan alam Kadewaan.

Gambaran musikal pun dapat ditemukan di lorong Lalitavistara. Sebuah panel relief yang menceritakan kehidupan Buddha sedari lahir hingga masa kecerahan dan pengajarannya atau lebih ringkasnya dapat disebut banjaran (dalam istilah genre sastra wayang). Setidaknya di panel 1 digambarkan Bodhisattwa di kelilingi oleh dayang-dayang istana surga Tusita. Dalam pahatan ini Gandharva memainkan musiknya sebagai wujud suka-cita menunggu masa lahirnya sang pemberi kesejahteraan Dewa dan Manusia.

Relief 5 Panel 1 hal 158 buku Anandajoti Bhikkhu (Lalitavistara)/ Foto: Koleksi pribadi
Relief 5 Panel 1 hal 158 buku Anandajoti Bhikkhu (Lalitavistara)/ Foto: Koleksi pribadi
Lorong di bawahnya yakni lorong yang disebut sebagai Jataka pun memuat musikalitas yang memang lekat dengan kehidupan. Jataka yang berarti serpihan kecil perjalan kehidupan Bodhisattwa, termasuk salah satu susastra kebijakan agung di dunia. Terkenal pula sebagai kumpulan susastra yang berisikan cerita fabel. Susastra ini dimasa berikutnya secara turun-temurun lintas generasi dikumpulkan ulang oleh para pengikut Buddha menjadi Nikaya atau Agama. Yang mengisyaratkan ajaran mengenai pengembaraan manusia menempuh putaran kelahiran dan kematian (samsara) mengarungi segala kebaikan dan keburukan di dunia.

Masih dalam lorong Jataka, panel cerita Visvantara yakni ketika Bodhisattwa terlahir sebagai putra Sanjaya, raja kaum Sibi, unsur musikal digunakan sebagai daya tarik untuk menyampaikan pengumuman (panel 42).

Relief 6 Panel 42 hal 47 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Foto: Koleksi pribadi
Relief 6 Panel 42 hal 47 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Foto: Koleksi pribadi
Ketika Bodhisattwa terlahir sebagai Sakra, relief yang menggambarkan pemain musik di dalam aula orkestra (panel 46) nampak dalam rangkaian ceritanya.

Relief 7 Panel 46 hal 50 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Foto: Koleksi pribadi
Relief 7 Panel 46 hal 50 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Foto: Koleksi pribadi
Pada panel 318 terlihat gambaran bangsawan perempuan yang menyaksikan para pemain musik di hadapannya.

Relief 8 Panel 318 hal 234 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Foto: Koleksi pribadi
Relief 8 Panel 318 hal 234 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Foto: Koleksi pribadi
Dinding luar lantai 1 deret bawah pada panel 43, panel 51 dan panel 89 pun sama memperlihatkan para pemain musik yang sedang menghibur penonton.

Relief 9 Panel 43 hal 309 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Koleksi pribadi
Relief 9 Panel 43 hal 309 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/ Koleksi pribadi

Relief 10 Panel 51 hal 318 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/Koleksi pribadi
Relief 10 Panel 51 hal 318 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka)/Koleksi pribadi
Relief 11 Panel 89 hal 357 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka/Koleksi pribadi)
Relief 11 Panel 89 hal 357 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka/Koleksi pribadi)
Bahkan di panel 66 musik menjadi ubarampe saat melakukan persembahan (per-sembahyang-an) di depan stupa.

Relief 12 Panel 66 hal 333 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka/Koleksi pribadi)
Relief 12 Panel 66 hal 333 buku Anandajoti Bhikkhu (Jataka/Koleksi pribadi)
Di relief terbawah, paling tersohor dan terkenal vulgar yakni lorong Karmavibhangga sebagai salah satu ajaran sebab-akibat dari sebuah perbuatan. Terdapat panel 39 yang menampilkan para pemusik. Para pemusik itu diceritakan terpaksa menjadi pemusik jalanan karena faktor ekonomi. Dalam gambar terlihat para pemusik sedang diremehkan oleh sosok kaya ketika sedang mencari derma. Sosok kaya tersebut menampik permohonan derma dari para pemusik.

Relief 13 Panel 39 hal 62 buku Anandajoti Bhikkhu (Karmavibhangga/Koleksi pribadi)
Relief 13 Panel 39 hal 62 buku Anandajoti Bhikkhu (Karmavibhangga/Koleksi pribadi)
Berkebalikan dengan fungsi positif dan spiritual musik dalam relief candi Borobudur, lorong Lalitavistara panel 95 menunjukkan gambaran Mara yang menggoda Bodhisattwa. Musik tergambar sebagai salah instrumen penggoda Bodisattwa agar terayu pesona kenikmatan indrawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun