Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Lawoe Kedai Kopi Ciledug Hadirkan Konsep yang Otentik

23 Oktober 2023   08:43 Diperbarui: 23 Oktober 2023   09:04 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun jendela di panggung live musik berumur 150 tahun/Foto: Lawoe Kedai Kopi


"Secangkir kopi dapat menjadi sebuah inspirasi, bahwa ia tidak pernah berdusta atas nama rasa."


Kota Tangerang - Warga Ciledug dan sekitarnya kini punya tempat ngopi sambil nongkrong baru yang nyaman dan santai, sambil menikmati suasana seperti berada di rumah orangtua atau nenek di pedesaan.

Tempat itu bernama Lawoe Kedai Kopi dan lokasinya ada di jalan Cipto Mangunkusumo atau jalan Haji Mencong, Kelurahan Paninggilan Utara, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Kopi Lawoe yang letaknya menjorok ke dalam dari jalan raya, bersebelahan juga letaknya dengan pool bis Sinar Jaya.

Lawoe Kedai Kopi Ciledug tampak dari luar/Foto: Lawoe Kedai Kopi 
Lawoe Kedai Kopi Ciledug tampak dari luar/Foto: Lawoe Kedai Kopi 


Lawoe Kedai Kopi mengusung konsep yang lain dari pada yang lain, yakni mengusung konsep etnik dan vintage.

Menurut Andik Wiko Sumartono dan Arief Yusuf, selaku owner Lawoe Kedai Kopi, konsep bangunan serta properti Lawoe Kedai Kopi memang sengaja mengusung tema etnik dan vintage.

Andik Wiko Sumartono dan Arief Yusuf/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Andik Wiko Sumartono dan Arief Yusuf/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Tema tersebut diperkuat dengan suasana yang memang benar-benar unik. Dimana pembeli atau konsumen yang berkunjung dan mencicipi olahan kopi atau makanan di Lawoe Kedai Kopi, seakan sedang berada di rumah nenek di perkampungan atau pedesaan di masa lampau.

Memperkuat masa lampau, baik bangunan maupun properti sengaja dibuat seperti jaman dahulu kala dengan memadukan unsur etnik Bali dan Yogyakarta.

Sejoli tengah menikmati suasana alam pedesaan yang dihadirkan Lawoe Kedai Kopi Ciledug/Foto: Lawoe Kedai Kopi 
Sejoli tengah menikmati suasana alam pedesaan yang dihadirkan Lawoe Kedai Kopi Ciledug/Foto: Lawoe Kedai Kopi 


"Saya dan Mas Arief memang suka sama yang vintage seperti motor, lagu dan gaya-gaya zaman dulu, senang ya. Terus kita tercetus untuk bikin coffee shop yang di luar nalar orang-orang Ciledug. Yang beda gitu ya. Kita mau ngambil yang vibenya beda, kayak di rumah nenek, tahun 70, 80-an. Terus, tembok-temboknya gak ada yang pakai semen, pakai bilik. Ibaratnya di luar Ciledug gitu. Orang taunya kesini tuh kayak bukan di Ciledug. Ada Bali, ada Yogyakarta juga. Intinya etnik, vintage gitu." kata Andik, salah satu pemilik Lawoe Kedai Kopi.

Pengunjung juga dapat ngobrol santai membahas pekerjaan/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Pengunjung juga dapat ngobrol santai membahas pekerjaan/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Andik dan Arief memang tak main-main dalam mempertegas konsep Lawoe Kedai Kopi yang etnik dan vintage.

Misalnya untuk memperkuat unsur vintage, Andik sengaja memboyong daun jendela milik neneknya yang telah berumur 150 tahun, untuk dipajang di panggung musik live.

"Jendela yang di panggung itu punya embah gak kepake saya bawa. Umur jendela itu sudah 150 tahun." ungkap Andik.

Daun jendela di panggung live musik berumur 150 tahun/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Daun jendela di panggung live musik berumur 150 tahun/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Selain daun jendela yang berumur 150 tahun, di Lawoe Kedai Kopi juga dipakai meja dan kursi yang terbuat dari barang-barang bekas peninggalan masa lalu. Bahkan beberapa kursi hajatan ada yang bekas dipakai di salah satu kecamatan di Madiun, Jawa Timur.

"Bangku biru besi itu dari Madiun. Bangkunya ada tulisan Namb Lor yang merupakan nama kecamatan di Madiun.  Meja juga bikinnya berbeda dan pembeliannya juga berbeda. Kaki-kakinya pakai bekas mesin jahit dan atasnya pakai jendela lawas. Jendela-jendela bekas itu dibeli di Tegal dan mesin jahit belas dibeli di Bandung." lanjut pria penggemar lagu-lagu Band The Beatles itu.

Kursi-kursi diperoleh dari sebuah kecamatan di Madiun/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Kursi-kursi diperoleh dari sebuah kecamatan di Madiun/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Pada bagian kamar mandi, Lawoe Kedai Kopi kata Andik juga mengusung tema vintage dan etnik.

"Kamar mandinya juga kayak di rumah nenek. Konsep ini kita namakan etnik vintage." beber Andik lagi.

Suasana interior Lawoe Kedai Kopi nampak makin vintage ketika di beberapa sudut dipajang sepeda motor jadul.

"Kita juga pajang koleksi motor jadul. Ada Honda C70 tahun 1975, 90S awal 1970 dan ada Vespa akhir-akhir tahun 1970." terang Andik.

Salah satu sepeda motor jadul yang dipajang di Lawoe Kedai Kopi Ciledug/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Salah satu sepeda motor jadul yang dipajang di Lawoe Kedai Kopi Ciledug/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Sementara untuk penamaan Lawoe Kedai Kopi sendiri, Andik dan Arief mengaku terinspirasi dari nama Gunung Lawu yang ada di antara tiga kabupaten, yaitu Karanganyar di Jawa Tengah, Ngawi, dan Magetan di Jawa Timur.

"Nama Lawoe awalnya kita berpikir apa nih yang unggul di pulau Jawa. Karena di awal kita memang ingin yang tradisional. Karena ngomongin tradisional, pasti itu Jawa. Nah, Mas Arief sebut nama Gunung Lawu itu megah se-Jawa Timur dan se-Jawa Tengah. Kebetulan juga saya suka naik gunung dan terakhir yang saya daki itu Gunung Lawu." papar Andik.

Meja dibuat dari daun jendela tua bekas/Foto: Lawoe Kedai Kopi 
Meja dibuat dari daun jendela tua bekas/Foto: Lawoe Kedai Kopi 


Lantaran Lawoe Kedai Kopi mengusung konsep etnik dan vintage, Andik dan Arief sepakat memakai ejaan lama. Seperti Lawu menjadi Lawoe.

"Tapi Lawoe kita pakai ejaan lama karena konsepnya vintage dan etnik kita satukan. Disini kita pakai ejaan lama seperti "bayar" kita pakai "bajar". "Kami melayani" jadi "Kami melajani" begitu kita pakai ejaan lama." lanjutnya menerangkan.

Pengunjung nampak ramai menghabiskan akhir pekan di Lawoe Kedai Kopi Ciledug/Foto: Lawoe Kedai
Pengunjung nampak ramai menghabiskan akhir pekan di Lawoe Kedai Kopi Ciledug/Foto: Lawoe Kedai


Sebagai generasi milenial, Andik dan Arief punya alasan kuat kenapa mereka menyukai hal-hal yang bertema masa lalu.

Bahkan ketika keduanya mendirikan Lawoe Kedai Kopi di Ciledug, mereka mendapatkan bahwa kafe atau warung kopi yang sudah ada Ciledug, belum ada satu pun yang mengusung konsep etnik dan vintage tersebut.  

"Di daerah Ciledug, Jaksel dan Jakbar udah gak punya suasana pedesaan itu yang pertama. Kedua, mungkin nenek mereka sudah gak tinggal disana lagi. Nah saya mau masukin aura itu di Ciledug."

"Kenapa suka vintage karena juga saat SD, saya udah dijerumusin lagu-lagu jadul seperti The Beatles, Scorpions, Deep Purple. Kalau dengar lagu sekarang malah gak kena. Karena tone dan aransemennya udah jauh. Ada beberapa yang masih bagus. Cuma beberapa aja. Gak sebagus lirik, tone dan aransemen pada zaman itu." kata Andik lagi.

Bangunan Lawoe Kedai Kopi Ciledug terbuat dari bilik dan sebagian dari batu bata/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Bangunan Lawoe Kedai Kopi Ciledug terbuat dari bilik dan sebagian dari batu bata/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Kembali kenapa Andik dan Arief menyukai tema masa lalu dalam menjalani bisnis kulinernya, rupanya mereka memiliki kesukaan yang sama terhadap sepeda motor jadul.

"Saat saya menyampaikan konsep seperti ini, Mas Arief gak masalah ya karena kita sama-sama suka yang vintage dan etnik. Karena kita juga partner di komunitas Vespa. Karena di komunitas setiap minggu kita suka ngopi-ngopi, maka kita sepakat membuka Lawoe ini." ungkap Andik.

Hal lain yang juga menginspirasi Andik bersama Arief menjalani usaha Lawoe Kedai Kopi, karena dari segelas kopi banyak turunannya.

"Kalau udah di warung kopi, semua bisa dibicarain. Tentang kehidupan, keluarga, personality, sampai soal percintaan. Bicara kopi, kalau kita bertamu pasti yang ditawarkan tuan rumah minuman kopi. Kopi juga udah jadi komoditas nomor dua di Indonesia, yang pertama adalah air putih." pungkasnya.

Andik dan Arief memang tahu betul seluk beluk kopi. Itu terbukti untuk olahan kopi di Lawoe Kedai Kopi, mereka sengaja memakai biji kopi langsung dari petani.

Olahan kopi Lawoe Kedai Kopi Ciledug menggunakan biji kopi langsung dari petani/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Olahan kopi Lawoe Kedai Kopi Ciledug menggunakan biji kopi langsung dari petani/Foto: Lawoe Kedai Kopi


"Kita roasting kopi sendiri. Saya ngeroasting kopi ikut sama temen, belajar gimana caranya cost serendah-rendahnya. Kita ambil kopi Robusta dari Temanggung. Arabika kita ambil dari Jawa Tengah dan Jawa Timur."

"Pangsa pasar di kedai kopi
itu ada tiga. Pertama, ngopi enak. Kedua, tempatnya bagus tapi kopinya gak enak, gak masalah. Dia bisa ngobrol. Ketiga, suasana. Nah, saya ambil tiga-tiganya. Riset sampai membangun Lawoe setahun lamanya." ungkapnya.

Sebagai menu minuman dan makanan unggulan di Lawoe Kedai Kopi, Andik menjelaskan ada beberapa jenisnya.

"Kopi unggulan Kopi Susu Lawoe. Tapi kopi originalnya itu ada single origin dengan metode split filter. Biasanya orang jual, es doang atau yang panas, panas aja. Tapi kita bisa menyajikan di split panas dan dingin di dalam satu pesan biji single origin arabika. Kopi susu Lawoe harganya udah Ciledug banget deh."

"Selain kopi, andalan kita ada basic soda. Kalau makanan favoritnya, nasi goreng beef slice lada hitam. Bumbu-bumbunya olahan sendiri dan dimasak oleh mantan koki di salah satu restoran ternama." terang Andik.

Bukan hanya menawarkan konsep otentik dengan tema etnik dan vintage saja, Lawoe Kedai Kopi Ciledug juga dilengkapi dengan live musik setiap akhir pekan. Selain itu, sejumlah event juga akan digelar Lawoe Kedai Kopi Ciledug dalam waktu dekat ini.

Live musik di Lawoe Kedai Kopi Ciledug digelar setiap akhir pekan/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Live musik di Lawoe Kedai Kopi Ciledug digelar setiap akhir pekan/Foto: Lawoe Kedai Kopi


"Setiap akhir pekan kita ada live musik. Kita juga mau adakan turnamen Mobile Legend di November nanti dan yang paling ditunggu-tunggu adalah event grand final Stand Up Comedy se-Ciledug. Untuk nonton grand final Stand Up Comedy nanti, konsepnya kita pakai tiket yang harus dibeli dengan paket mendapatkan minum." jelas Andik.

Terakhir, Andik berharap besar Lawoe Kedai Kopi Ciledug makin banyak pengunjung dan konsumen. Jika hal itu berjalan sesuai harapan dan keinginan, bukan tak mungkin rencana untuk membuka cabang akan terealisasi kedepannya.

"Harapan kita, kita fokus dulu untuk membesarkan nama Lawoe, meningkatkan service dan meningkatkan menu-menu makanan dan minuman kita. Insya Allah suatu saat nanti kita akan ekspansi membuka cabang di seluruh Indonesia." harap Andik menutup.**

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun