Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Mas Triyono yang Dulu Narik Becak Sekarang Jadi Juragan Angkot

21 Oktober 2021   17:45 Diperbarui: 21 Oktober 2021   17:54 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Triyono, juragan angkot yang dulu penarik becak. (Foto: Pribadi)

"Jalan hidup seseorang siapa pun tak ada yang tahu. Termasuk ketika seorang yang dulu cuma penarik becak, kini telah memiliki puluhan angkot dan usaha lain, orang lain pasti baru tahu setelahnya. Setelah apa yang dimilikinya terlihat di depan mata."

Sedikitnya ada 30-an unit angkutan kota (angkot) menyesaki sebuah lahan penitipan mobil di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten.

Angkot-angkot dengan trayek Ciledug - Pasar Kebayoran Lama yang terparkir di lahan penitipan mobil itu, ternyata milik seorang pria bernama Triyono.

Penampilan Triyono yang sangat "kampungan" itu, sepintas mengelabui orang. Pasalnya, di balik segala kesederhanaan penampilan, pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah itu sesungguhnya adalah seorang juragan angkot.

Jadi Tukang Tahu Keliling 

Kisah juragon angkot yang dulu penarik becak Triyono, berawal ketika dirinya mulai merantau ke daerah Ciledug, Tangerang, Banten, sekitar tahun 1987.

Triyono nekat keluar kampungnya di Tegal, karena dia merasa iba melihat bapaknya yang bekerja keras menafkahi ibu dan dua orang adiknya.

Begitu kuatnya keinginan membantu orangtua, Triyono pergi ke Ciledug dan tak melanjutkan sekolahnya di bangku kelas 5 SD.

"Sebenarnya pas saya merantau bareng teman, itu saya masih sekolah. Tapi saya nekat tinggalkan sekolah. Orangtua sebenarnya keberatan. Tapi kenyataan yang membuat mereka ikhlas melepas saya merantau." Ujar Triyono kepada saya.

Tiba di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten sekitar 1987, Triyono yang masih remaja kala itu, mendapat pekerjaan berjualan tahu keliling.

"Saya jualan tahu keliling pas sampe daerah Ciledug. Saya pikul-pikul tahu itu." Kata Triyono lagi mengenang.

Berjalan waktu, Triyono meninggalkan pekerjaannya sebagai pedagang tahu keliling. Lalu Dia beralih profesi menjadi penarik becak.

Kala itu becak memang menjadi angkutan umum yang diandalkan warga sekitaran Ciledug.

"Saya jadi penarik becak selama 15 tahun. Banyak pengalaman selama saya narik becak." Tutur Triyono, ayah tiga orang anak itu.

Di sela menarik becak, Triyono lalu berjualan es kelapa. Usaha itu Dia jalani berbarengan. Di saat tak ada penumpang, Triyono melayani para pembeli es kelapanya.

Lama kelamaan usaha es kelapanya maju. Triyono kewalahan. Dia meminta istri membantunya. Sang istri akhirnya ikut berjibaku mencari nafkah bersama Triyono dengan menjadi penjual es kelapa. Sedangkan Triyono tetap menarik becak.

Kerja keras dan keuletan Triyono bersama istri dalam mencari nafkah, akhirnya mendapat hasil yang cukup.

"Nah, waktu itu kan warung kopi di sebelah warung es kelapa saya, dijual. Saya yang ada sedikit uang, membeli warung itu. Jadi istri jualan es kelapa sekaligus jagain warung kopi. Lambat laun kedua warung itu banyak pembeli. Saya dan istri kerepotan. Akhirnya saya ajak saudara di kampung jagain warung. Saya tetap masih narik becak." Terang Triyono.

Dewi fortuna kemudian singgah, Triyono membuka lagi warung es kelapa di beberapa tempat. Sekitar tujuh warung es kelapa kala itu sudah dimiliki Triyono. Dari situ Triyono mulai memperkerjakan  saudara-saudaranya yang ada di kampung.

Keuntungan demi keuntungan dari usaha jualan es kelapa dan warung kopi ditabung Triyono, bersama pendapatannya sebagai tukang becak.

Saat narik becak dan istri berjualan es kelapa serta warung kopi, tiba-tiba adik Triyono datang ke kawasan Ciledug dari kampung. Sang adik yang punya rejeki bercerita ke Triyono, ingin membeli mobil dan dijadikan angkot.

Triyono lalu mendukung keinginan adiknya. Akhirnya adik Triyono memiliki satu unit angkot dengan trayek Ciledug - Pasar Kebayoran Lama.

Saat Triyono masih menarik becak dan istri berjualan es kelapa dan menjaga warung kopi, tiba-tiba seseorang menawarkan Triyono lahan kosong.

Saat itu Triyono yang sudah memiliki sejumlah uang dari hasil jualan es kelapa, warung kopi dan menarik becak, menerima tawaran orang itu untuk membeli lahan tersebut. Lahan itu kemudian Triyono jadikan tempat pencucian motor, sampai sekarang.

Triyono sedang di steam miliknya. (Foto: Pribadi)
Triyono sedang di steam miliknya. (Foto: Pribadi)

"Saat itu saya ada rejeki. Kebetulan ada orang nawarin lahan. Saya buat pencucian motor lahan itu dengan modal kurang lebih Rp 8 juta. Itu termasuk lahan dan alat-alat steam. Setelah steam berdiri, saya memperkerjakan 8 orang dengan sistem shift dan mereka saya gaji per bulannya." Cerita Triyono lagi.

Tempat pencucian motor Triyono rupanya ramai oleh konsumen. Hal itu dikarenakan Triyono rajin meminta ke para sopir angkot agar mencuci mobil mereka di steam yang Triyono namakan Gantrak itu.

"Ya begitulah. Saat saya membuka steam, saya bilang ke para sopir angkot supaya mereka mau mencuci mobil di tempat saya. Saya bilang ke mereka, bagi-bagi rejekilah." Papar pria berambut panjang itu.

Hari ke hari steam milik Triyono makin ramai oleh pemilik motor maupun mobil pribadi yang mencuci kendaraan mereka.

Melihat adiknya sudah memiliki angkot, terbersit di benak Triyono untuk juga memiliki angkot.

Akhirnya setelah memikirkan secara matang, Triyono yang saat itu memiliki rejeki, mengambil mobil angkot dengan sistem kredit.

"Waktu itu kalau kita nggak punya Rp 30 Juta, kita nggak bisa ambil mobil. Akhirnya saya kumpulin uang sebesar itu selama setahun. Uang itu untuk DP mobil aja. Beberapa bulan kemudian, saya ambil lagi mobil sampai ada 3 unit. Semuanya di satu leasing. Setoran saya selama kurang lebih empat tahun berjalan lancar dan nggak ada masalah." Ungkap Triyono.

Dari situ akhirnya petugas-petugas di leasing mengenal Triyono dengan baik.  Mereka kata Triyono percaya kepadanya.

Karena kepercayaan yang ditanam masing-masing pihak, Triyono yang sudah memiliki tiga unit angkot, tiba-tiba ditawarkan lagi angkot yang lain oleh sales atau marketing kendaraan.

"Tapi saat itu saya belum punya uang lagi. Karena mereka percaya, jadi saya boleh ambil lagi mobil. Mereka yang mengurus, mulai dari DP sampai yang lainnya. Saya tinggal membayar cicilan ke mereka. Dengan modal kejujuran, saya dipercaya kontrak mobil di satu leasing sebanyak 11 unit. Saat itu mobil bekas harganya sekitar Rp 70 juta. Mereka yang bayar dulu semua mobil itu dan saya tinggal mencicilnya." Lanjut Triyono.

Setelah 11 unit mobil itu lunas, Triyono mencari leasing lain lagi untuk mendapatkan tambahan armada angkotnya.

"Jadi sudah ada empat leasing yang percaya sama saya. Saya akhirnya mendapatkan mobil tambahan lagi, jumlahnya sekitar 22 unit. Alhamdulillah dari semua unit mobil itu nggak ada satupun yang ditarik sama leasing. Karena saya memang menjaga kepercayaan mereka." Imbuh Triyono.

Triyono berhasil berkat menjaga kepercayaan. (Foto: Pribadi)
Triyono berhasil berkat menjaga kepercayaan. (Foto: Pribadi)

Akhirnya, setelah berusaha dengan sekeras tenaga dan pikirannya, Triyono memiliki 34 unit angkot yang saat ini beroperasi semuanya.

Dari situ Triyono berhasil memperkerjakan banyak orang, khususnya mereka yang mau jadi sopir angkot.

"Kalau di angkot itu sopirnya harus ada 2 orang untuk satu angkot. Mereka bisa bergantian nariknya. Kalau satu angkot ada dua sopir,  berarti ada kurang lebih 60 sopir angkot yang membawa mobil angkot saya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Banyak suka duka bersama mereka." Kata Triyono lagi.

Terkait proses cicilan seluruh angkotnya, Triyono mengaku baru saja menyelesaikan proses kreditnya belum lama ini. Sehingga hal itu belum membawa keuntungan bagi Triyono selama memiliki puluhan angkot.

"Jadi kalau mau dibilang saya sudah mendapat keuntungan dari angkot ini, ya belumlah. Karena saya baru menyelesaikan semua kredit angkot itu. Jadi istilahnya saya mulai lagi dari nol ini." Ujar Triyono tersenyum.

Sebagai juragan angkot, Triyono mengaku sangat terdampak dengan pandemi Covid-19 ini. Uang setoran yang biasa diterima penuh, selama adanya Covid-19 ini, kata Triyono tak bisa didapat.

"Covid-19 ini benar-benar memukul saya. Setoran yang biasanya full, dapat setengahnya aja saya udah bersyukur. Jadi pas masa Covid-19 itu ada, itulah masa-masa paling sulit saya. Alhamdulillah sekarang sudah kembali normal, walau ada PPKM. Alhamdulilah semua angkot beroperasi sekarang." Ungkap Triyono.

Mendirikan Koperasi Untuk Kesejahteraan Sopir Angkot

Andil Triyono kepada sopir angkot khususnya jurusan Ciledug-Kebayora Lama terbilang cukup besar. Dia sangat memperhatikan kesejahteraan dan kehidupan para sopir angkot yang sudah berkeluarga atau belum.

Termasuk untuk mengurus surat-menyurat atau perizinan kendaraan yang selama ini masih jadi kendala para sopir angkot, Triyono bersama kawan-kawannya kemudian mendirikan sebuah koperasi bernama Koperasi Berlian Karya Abadi.

Di koperasi itu Triyono mendapat peran sebagai bendahara.

"Koperasi itu kami dirikan untuk mengurus salah satunya perizinan angkot. Koperasi ini juga bisa mengurus izin trayek baru dan lainnya." Papar Triyono.

Kini Triyono hanya tinggal mendapatkan hasil dari seluruh unit angkot miliknya. Seiring itu juga, Triyono masih memilki rencana yaitu ingin memperluas warung es kelapanya yang sempat berkurang jumlahnya karena kesibukannya yang mulai padat.

"Insya Allah saya akan kembangin lagi warung es kelapa saya. Semoga rencana saya terwujud. Kalau bicara keuntungan dari angkot, sekali lagi saya katakan, belum ada ya. Tapi ke depan Insya Allah semuanya berjalan lancar." Tutup Triyono.

Kisah Triyono yang dulu jualan tahu keliling dan tukang becak ini tentu sangat menginspirasi siapa pun yang mau membaca artikel ini.

Semoga Triyono lain akan bermunculan. Karena sukses tidaknya seseorang bukan dilihat, salah satunya dari pendidikan.

Sukses terus  Mas Triyono.



(21/10/2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun