"Rumbah itu makanan yang berbahan dasar sayur kangkung dan bihun rebus. Bihunnya berwarna kebiruan. Kedua bahan dasar itu kemudian disiram dengan sambal petis yang pedasnya bikin nambah." Terang Jay Khresna.
Lalu kami pun disuguhkan sepiring Rumbah oleh pelayan. Melihat tampilan Rumbah yang ada di piring, saya seperti teringat dengan kuliner di Jakarta namanya, Rujak Kangkung. Tapi Rumbah ini berbeda, karena ada campuran bihun dan lainnya dalam satu porsi.
Begitu saya santap Rumbah ini, rasanya sedikit banyak memang mirip Rujak Kangkung. Yang membedakan cuma ada di bihun dan sambal petisnya.
"Sambal petisnya ini dibuat istimewa dari ikan di pesisir. Ada rasa asem, manis dan pedas." Lanjut Jay.
Baru menyantap beberapa sendok, saya sudah langsung kepedasan. Rupanya bukan saya saja, kedua kawan saya yang juga baru pertama kali menyantap Rumbah, merasakan rasa pedas yang sama seperti saya.
Rasa pedas sambal Rumbah ini memang sudah dikenal sejak dahulu kala. Orang sekitar atau pembeli dari sekitar warung, ada juga yang hanya membeli sambal Rumbah ini yang dijual per plastik Rp10 ribu.
Ibu Darini menjelaskan, setiap harinya dia harus membeli sayur kangkung Rp200 ribu. Jika katakan seikat kangkung di Jabodetabek harganya Rp 2.500, kurang lebih 80 ikat kangkung dipakai sebagai bahan dasar Rumbah ini.
Begitu juga untuk bihunnya. Darini menjelaskan kalau setiap hari Dia memakai 5 bal bihun sebagai campuran Rumbah.
Harga per porsi "Rumbah Darini" dijual hanya Rp6 ribu.
Warung "Rumbah Darini" seperti dijelaskan Ibu Darini, rupanya acap juga disambangi oleh Bupati Indramayu, Nina Agustina.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!