2020 adalah tahun yang kelam. Sebagaimana  kita ketahui, wabah virus mematikan menerjang bumi.
Covid-19, virus yang menyerang sistem pernapasan hingga berakibat kematian pada pengidapnya. Selain bisa merenggut nyawa si pengidap, Â virus itu telah merampas sumber mata pencaharian sebagian penduduk di dalam negeri.
Covid-19 yang penularan-nya bisa sangat cepat dan menyebar melalui udara, memaksa seluruh petinggi negara melakukan tindak ‘lockdown’. Akibatnya, segala bentuk aktivitas membekuk.
Sektor ekonomi menjadi salah satu yang terkena dampak pembatasan pergerakan penduduk tersebut. Penawaran dan permintaan akan barang dan jasa mengalami penurunan begitu drastis.Â
Kecuali bahan-bahan pokok yang berkaitan dengan pencegahan covid-19 seperti masker, susu, minuman bervitamin dll. Serta perangkat gadget seperti handphone dan laptop, jumlah peminatnya meningkat pesat. Hal itu disebabkan segala aktivitas sekolah dan kerja dilakukan secara digital.
Sedangkan sektor ekonomi yang  dikategorikan merosot selama lockdown antara lain pariwisata, sosial, pertanian, industri, transportasi dan lain sebagainya.
Pabrik, hotel, restoran adalah beberapa wadah  aktivitas perputaran ekonomi. Karena tersendat-nya arus perputaran perniagaan, pihak petinggi perusahaan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada beberapa karyawannya.
Para karyawan PHK pun dengan berat hati harus menerima keputusan tersebut.
Di Indonesia menurut data statistik dari lokadata.beritagar.id jumlah PHK pada tahun 2020  mencapai 3.6 juta orang. Data tersebut melonjak drastis jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang mengalami penurunan.Â
Terhitung, sudah tiga tahun sejak masa lockdown diberlakukan. Pada penghujung 2022 Presiden Joko Widodo resmi menghentikan lockdown dalam negeri. Sektor perekonomian pun perlahan berputar dengan normal.Â
Lalu bagaimana nasib para karyawan PHK sekarang?
Sebelumnya pada artikel Belajar Bijak Dari Pelanggan Etnis Tionghoa. Telah diceritakan perjuangan seorang mantan karyawan perusahaan swasta yang kena PHK.Â
Setelah terkena PHK, si bapak yang awalnya memulai pekerjaan baru sebagai driver ojol selama dua tahun. Kemudian banting setir membuka usaha dengan istrinya berjualan nasi goreng. Sampai sekarang masih bertahan dan pelanggannya terhitung banyak.Â
Teman saya, sebut saja Riswan, seorang karyawan yang terkena dampak PHK lainnya. Dia adalah mantan karyawan di salah satu Hotel berbintang di kota Bogor. Setelah Terkena PHK, Riswan memutuskan untuk tidak mencari pekerjaan sementara waktu.Â
Mengingat keadaan saat itu sedang tidak kondusif untuk mencari pekerjaan baru.
Riswan yang mengambil pinjaman ke Bank saat masih bekerja, kalang kabut memikirkan sisa angsuran. Meski memiliki usaha lain sebagai penyedia Wifi internet di rumahnya, itu hanya cukup membiayai makan sehari-hari saja.
Sama halnya dengan si bapak penjual nasi goreng, Riswan tidak patah arang.
Beberapa bulan setelah terkena  PHK, dirinya mulai bangkit. Riswan memikirkan beberapa ide yang menurutnya akan berpotensi menghasilkan uang banyak pada saat pandemi.Â
Tercetus ide membuat suatu konten di salah satu platform media sosial. Dengan mengorbankan beberapa hal, dia fokus mengembangkan konten tentang relationship.
Singkat cerita setelah tiga bulan, perjuangannya membuahkan hasil. Konten yang dia buat berhasil menghasilkan pundi-pundi dollar. Penghasilan pertamanya saat itu jika dalam hitungan Rupiah mencapai 230 juta.
Hasil yang diperoleh digunakan untuk melunasi  setoran pinjamannya dan  pinjaman kedua orang tua. Sisanya digunakan untuk DP rumah, membeli motor trial dan kendaraan roda empat bekas secara cash.
Terakhir saya berkunjung ke rumahnya pada pertengahan 2022, koleksi motornya bertambah dengan satu motor sport dan satu motor matik.Â
Riswan dan bapak penjual nasi goreng adalah contoh orang dengan mental baja. Mereka percaya jika hidup itu seperti roda berputar, terus berjalan atas dan bawah bergantian. Tekun, Fokus dan percaya adalah kunci mereka.
Sayangnya, tidak semua korban PHK yang lain memiliki  kemauan dan ketegaran seperti Riswan dan bapak penjual nasi goreng.
Selain menjadi saksi, melihat  langsung kebangkitan korban PHK yang memulai kembal merintis karir dari bawah hingga berhasil berada di puncak. Saya juga mengamati beberapa kisah korban PHK yang terjadi tak jauh di lingkungan saya tinggal.
Seperti cerita seorang pemuda mantan karyawan pabrik, yang kala itu berusia  20 tahunan menjadi  pelaku kekerasan terhadap teman tongkrongannya karena pengaruh minuman keras. Hal tersebut sampai melibatkan pihak yang berwajib.
Setelah diusut ternyata pemuda tersebut mengalami masa stress. Di mana menurut cerita orang terdekatnya sebelum terbelit masalah ekonomi, pemuda itu adalah orang baik dan tak pernah mabuk-mabukkan. Baru setelah terkena PHK perilaku pemuda itu mulai berubah.
Hingga saat ini pemuda tersebut menjadi seorang juru parkir di salah satu minimarket. Dengan perubahan tampilan seperti adanya tatto pada kedua tangannya dan tindik di telinga.
Kisah pemuda tersebut adalah salah satu cerita 'hilang arah' korban PHK di lingkungan menengah kebawah.Â
Di tingkat lebih tinggi, ada seseorang yang di masa kerjanya berada di lingkungan  'glamor'. Setelah terkena PHK di perusahaan swasta, dia berani mengorbankan segalanya untuk tetap mempertahankan ‘keeksistensian’ dirinya di  lingkaran pergaulan itu.
Ujian hidup itu bermacam-macam salah satunya adalah Pemutusan Hubungan Kerja. Tidak ada ujian hidup yang tidak bisa diselesaikan.
Namun bagaimana jalan yang kita ambil untuk menyelesaikannya, akan menentukan kualitas hidup kita berikutnya. Riswan dan bapak penjual nasi goreng adalah dua contoh dari beberapa orang yang berhasil melewati rintangan ujian hidup setelah terkena PHK.
Bukan berarti untuk dua orang yang telah hilang arah akan tersesat selamanya, karena orang bijak pernah berkata "tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan" semoga mereka dapat kembali menemukan arah tujuan hidup yang benar.
Sebagai penutup dari ulasan kali ini, saya doakan teman-teman di mana pun berada yang sedang berjuang dalam membangun kembali kehidupannya. Diberi kemudahan dan kelancaran oleh sang maha kuasa.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI