Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mimpi Buruk Simbiosis Asyik Musik dengan Politik di Tengah Pandemi

23 Juni 2020   16:06 Diperbarui: 23 Juni 2020   16:09 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, yang sering kali terjadi pada ajang-ajang kampanye sebelumnya, di Indonesia, hampir setiap para kandidat menggunakan para musisi untuk berkampanye. Baik itu pemilihan legislatif, kepala daerah, bahkan pemilihan presiden.

Penulis masih ingat, fenomena paling masif bahwa musik dijadikan salah satu kekuatan politik di tanah air terjadi pada Pilpres 2014 lalu. Meski pada Pilpres 2019 pun musik masih turut terlibat cukup banyak

Pada tahun 2014 para musisi tanah air terpecah menjadi dua kubu. Ada yang mendukung kubu pasangan Jokowi dengan Jusuf Kalla dan sejumlah musisi lainnya ada di pihak Prabowo dengan Hatta Rajasa.

Ada dua grup band papan atas yang saling bersaing dan duduk bersebrangan. Yaitu Slank yang berpihak pada pasangan Jokowi - Jusuf Kalla serta Dewa 19 yang memihak pasangan Prabowo - Hatta Rajasa.

Pun saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Meski tak semasif Pilpres 2014, tetap saja musik dan musisi tak urung ikut terlibat.

Lagi-lagi grup musik Slank dan Dewa 19 yang sebelumnya bersebrangan di Pilpres 2014, kembali memilih jalannya masing-masing. Slank ada di pihak pasangan Ahok - Jarot sedangakan Dewa 19 bersama Ahmad Daninya di kubu pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno.

Kedua grup musik papan atas tanah air tentu saja bukan satu-satunya musisi yang terlibat. Masih banyak lagi musisi-musisi lainnya yang juga turut terlibat dalam permainan politik para kandidat.

Tentu saja ketika para kandidat melibatkan para musisi tersebut bukan sebatas untuk menghibur para pendukung yang biasa berkumpul di satu ruangan atau lapangan terbuka.

Musik atau para musisi yang terlibat di dalamnya juga bisa dijadikan satu kekuatan politik bagi para calon. Bagaimanapun, mereka adalah kaum selebritas tanah air yang sudah barang tentu memiliki basis fans club yang tidak sedikit.

Ini yang akhirnya akan menjadi atau menambah kekuatan politis para calon. Dengan kata lain, para musisi tersebut tanpa disadari menjadi endorsment para calon untuk menarik dukungan dari masyarakat.

Misal, grup musik Slank terangan-terangan mendukung kubu Jokowi. Sebagai fans club Slank hampir dipastikan akan mengikuti arah minat idolanya tersebut. Pun sebaliknya fans club grup musik yang berada di kubu lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun