Mohon tunggu...
samiri rinata
samiri rinata Mohon Tunggu... Mahasiswa

tentang wawancara dengan petani desa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hijau Di Tengah Tantangan: Bapak Ardiansyah dan Jagung Manis yang Menghidupi Keluarga

2 Juni 2025   20:10 Diperbarui: 2 Juni 2025   19:08 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Di Kebun Bapak Ardiansyah

Wawancara dengan Bapak Ardiansyah, petani jagung manis berusia 47 tahun di Desa Awang Besar, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mengungkap pengalaman dan tantangannya dalam bertani. Beliau mengelola lahan seluas sekitar 35 x 51 meter, dengan jagung manis sebagai tanaman utama. Pengelolaan lahan dilakukan secara ramah lingkungan menggunakan pupuk kandang dan kompos dari bahan organik seperti daun dan jerami. Tanamannya dilakukan secara bergilir untuk menjaga kesuburan tanah, serta pengolahan tanah hanya digemburkan tanpa pembajakan berat. Pengaturan air juga diperhatikan agar tanah tidak kekeringan atau tergenang.

Bapak Ardiansyah menggunakan ramuan alami dari cabai, bawang putih, dan daun-daunan untuk mengendalikan hama, meskipun masih memakai pupuk dan pestisida kimia secara terbatas. Ia menanam bunga refugia untuk menarik hama agar tidak menyerang tanaman utama. Hama yang sering menyerang antara lain ulat grayak, penggerek batang, dan bulai.

Untuk pemasaran, hasil panen biasanya dijual langsung ke tengkulak, pengepul pasar, atau pabrik pakan ternak. Prinsip beliau adalah segera menjual panen agar modal tersedia untuk musim tanam berikutnya. Tantangan utama yang dihadapi adalah cuaca tidak menentu, harga panen yang fluktuatif, serangan hama, dan biaya produksi tinggi. Untuk mengatasi cuaca, ia menyesuaikan waktu tanam, membuat parit pengairan, memilih bibit tahan cuaca ekstrem, dan menunda tanam saat kemarau panjang.

Bantuan pemerintah berupa pupuk subsidi dan benih kadang diperoleh, tetapi tidak merata. Pelatihan pertanian juga minim, sehingga pengetahuan bertani diperoleh dari pengalaman dan diskusi dengan petani lain. Harapannya agar harga pupuk dan obat pertanian lebih terjangkau, harga panen stabil, dan bantuan pemerintah merata tanpa pilih kasih. Ia juga ingin alat pertanian yang dapat meringankan kerja petani, karena tenaga kerja makin sulit didapat.

Bapak Ardiansyah memilih menjadi petani mengikuti jejak orang tua dan mengelola lahan warisan. Selain bertani, ia bekerja di penggilingan padi untuk menambah penghasilan. Meskipun pekerjaan ini berat dan hasilnya tak selalu memuaskan, ia bersyukur karena bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan membantu orang tua. Baginya, pekerjaan yang halal dan bermanfaat adalah yang utama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun