Mohon tunggu...
Salvia
Salvia Mohon Tunggu... Pelajar

Teruslah belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Respons terhadap Artikel "Di Balik Sorotan: Luka, Duka, dan Diam yang Tak Tertolong" oleh Karnita

15 Maret 2025   09:08 Diperbarui: 15 Maret 2025   09:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pengantar

Artikel "Di Balik Sorotan: Luka, Duka, dan Diam yang Tak Tertolong" oleh Karnita. Berikut ini adalah respons saya terhadap artikel tersebut.

Oleh Salvia

Ringkasan artikel

Artikel tersebut membahas mengenai kasus yang tengah hangat diperbincangkan, yaitu kasus yang menyeret dua tokoh figur Korea Selatan: aktor Kim Soo Hyun dan mendiang aktris Kim Sae Ron. Konflik antar keduanya yang bermula saat salah satu pihak merasa dikhianati sehingga timbul berbagai tekanan yang membuat mendiang Kim Sae Ron akhirnya mengakhiri hidupnya pada 16 Februari lalu.

Tanggapan

Saya menanggapi artikel tersebut karena saya juga turut prihatin atas tragedi yang menimpa aktris muda Korea Kim Sae Ron. Apalagi, saya termasuk penggemar drama Korea. Yang juga membuat publik menjadi heboh adalah bahwa Ia melakukan bunuh diri tepat di hari ulang tahun aktor Kim Soo Hyun, yang tak lain adalah mantan kekasihnya. Dari berita yang beredar, faktor yang membuat Kim Sae Ron melakukan bunuh diri adalah tekanan finansial, cancel culture, serta tekanan emosional. 

Sebenarnya, sudah tak asing lagi dengan adanya kasus bunuh diri yang kerap terjadi dikalangan publik figur Korea Selatan. Banyak tekanan yang dialami publik figur sehingga mereka memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Seperti yang dijelaskan pada artikel tersebut, "Di balik senyum artis, bisa jadi ada malam-malam panjang yang penuh tangis. Dunia hiburan menuntut kesempurnaan tanpa celah, padahal manusia butuh ruang untuk rapuh." 

Banyak dari kita yang sering menuntut publik figur untuk tampil sempurna. Namun, di balik sorotan lampu kamera, mereka juga memiliki hati yang berdenyut dan jiwa yang rapuh, sama seperti kita. Dengan kata-kata yang tajam, bayangan kita yang mengikuti langkah mereka, menancapkan pisau ke dalam jiwa yang lelah, tanpa pernah menyadari bahwa kita adalah pembunuh dalam senyap.

Saya harap semoga tragedi menyedihkan seperti ini tidak terulang lagi. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk keluar dari keterpurukan. Kita ingat bahwa semua manusia memiliki kelebihan serta kekurangan, dan perlu diingat juga kita semua butuh dukungan dan pengertian satu sama lain yang membuat kita merasa mampu untuk melepaskan tekanan yang menguasai diri kita.

Referensi 

https://www.kompasiana.com/karnitakar4943/67d3109c34777c73944bb8e2/di-balik-sorotan-luka-duka-diam-yang-tak

-tertolong

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun