Mohon tunggu...
salsabila rahadatul
salsabila rahadatul Mohon Tunggu... mahasiswa universitas andalas

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gelombang Migrasi Global dan Dampaknya terhadap Ekonomi Jerman: Tantangan atau Peluang ?

30 Juni 2025   11:52 Diperbarui: 30 Juni 2025   11:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia saat ini sedang menghadapi gelombang imigrasi yang luar biasa besar. Menurut data terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 304 juta orang di seluruh dunia hidup sebagai imigran internasional pada tahun 2024. Mereka berpindah lintas negara karena berbagai alasan, mulai dari konflik bersenjata, perubahan iklim, sampai pencarian pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik.

Salah satu negara yang paling banyak menerima kedatangan imigran adalah Jerman. Negara ini menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat sebagai tujuan utama para migran. Sepanjang 2024, tercatat ada sekitar 16,1 juta penduduk berlatar belakang migrasi di Jerman, setara dengan hampir 20% dari total populasi. Angka ini tentu bukan jumlah kecil, dan membuat isu imigrasi menjadi topik yang hangat dibicarakan.

Menariknya, banyak dari para imigran ini datang dengan tujuan positif yaitu untuk bekerja atau menempuh pendidikan, terutama di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Ini menjadi kabar baik bagi Jerman, yang sedang mengalami kekurangan sekitar 400.000 tenaga kerja setiap tahunnya. Bahkan, lebih dari 40% posisi teknis tingkat tinggi kini diisi oleh pekerja migran. Lalu, apa dampaknya bagi ekonomi Jerman ?

Menurut para pakar, kehadiran para pekerja migran ini justru membawa angin segar bagi perekonomian. Setelah terpukul oleh pandemi COVID-19, ekonomi Jerman perlahan bangkit. Salah satu indikator penting dalam pemulihan ini adalah potensi produksi atau kemampuan sebuah negara untuk menghasilkan barang dan jasa. Imigrasi tenaga kerja punya peran besar di sini. Pertama, karena menambah jumlah orang yang siap bekerja. Kedua, karena banyak imigran datang dengan kualifikasi tinggi, bahkan lebih tinggi dibanding tenaga kerja lokal. Ini artinya, mereka juga mendorong peningkatan produktivitas nasional. Lembaga Ekonomi Jerman memperkirakan bahwa imigrasi yang dikelola dengan baik akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah. Bahkan, menurut riset dari IFO Institute tahun 2024, migrasi yang terorganisir dan selektif bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jerman sebesar 0,6 hingga 0,9 persen per tahun terutama jika disertai kebijakan integrasi bahasa dan pelatihan kerja.

Penulis melihat dari perspektif dalam hubungan internasional, kebijakan Jerman ini mencerminkan penggunaan soft power secara cerdas dimana ia menjadi negara terbuka yang menarik talenta global dan memperkuat posisi sebagai pusat inovasi dunia. Ini juga memberi Jerman posisi strategis sebagai pemimpin moral dan normatif di Eropa dalam isu-isu seperti keadilan global dan solidaritas transnasional.

Namun, keberhasilan ini tidak datang tanpa tantangan. Isu integrasi sosial, resistensi budaya, dan politik domestik tetap harus dikelola dengan bijak. Meski demikian, Jerman membuktikan bahwa dalam dunia yang makin terhubung, kebijakan imigrasi yang inklusif dan terencana bukanlah beban, melainkan bagian dari strategi diplomasi global masa depan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan, Jerman menunjukkan bahwa imigrasi, jika dikelola dengan tepat, bukan sekadar tantangan sosial, tetapi juga aset strategis dalam memperkuat posisi ekonomi dan diplomasi global. Dengan pendekatan terbuka, inklusif, dan terencana, Jerman tak hanya menjawab kebutuhan tenaga kerja, tetapi juga menegaskan peranannya sebagai pemimpin global dalam membangun masa depan yang lebih adil dan terintegrasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun