Mohon tunggu...
Salsabila Putri Widiatmoko
Salsabila Putri Widiatmoko Mohon Tunggu... Mahasiswi Perpustakaan dan Sains Informasi - Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahasiswi Perpustakaan dan Sains Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Penziarahan Kapal Bosok sebagai Ecomuseum Wisata Religi

22 Desember 2021   12:12 Diperbarui: 22 Desember 2021   14:32 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Provinsi Banten merupakan daerah yang sangat mempunyai ciri khas religi terutama pada daerah Banten lama. Budaya yang ada pada masyarakat dari zaman dahulu saat masa penjajah Belanda berada di Indonesia hingga saat ini masih terjaga kelestariannya. Sebelum menjadi sebuah Provinsi, Banten merupakan bagian yang termasuk Jawa Barat. Pada zaman dahulu Banten telah dipimpin oleh Sultan Hasanudin sebagai pewaris kesultanan Banten. Oleh karena itu, dari sejarah – sejarah terkait kesultanan Banten maka dampak yang ditimbulkan oleh masyarakat terllihat dari budaya yang sangat kental akan religius Islam.

Ecomuseum merupakan sebuah museum dinamis dari dan untuk masyarakat lokal dan lingkungannya. Konsep ekomuseum dimaksud-kan untuk melindungi dan mengembangkan interaksi antar manusia, manusia dan lingkungan, dan manusia dan masyarakat, dan material dan spritual budaya. Kebudayaan – kebudayaan dari masa kesultanan Islam dapat terlestraikan dengan dibangunnya ecomuseum. Dari penjelasan tersebut, penulis ingin membagikan destinasi wisata yang cocok untuk dijadikan ecomuseum yang ada di daerah Banten.

Salah satu wisata yang dapat dikunjungi untuk melihat peninggalan kebudayaan masa kejayaan Islam adalah Penziarahan Kapal Bosok. Wisata ini terletak pada kampung Darangon, kelurahan Curugmanis, Kecamatan Curug, Kota Serang. Wisata religi ini masih terbilang cukup baru di masyarakat sekitar karena keunikan dan mitos yang beredar di masyarakat. Makam Kapal Bosok adalah sebuah makam seorang ulama pada masa kesultanan Banten yang Bernama Tubagus Abdullah dan dikenal oleh masyarakat dengan nama Ki Angga Derapa. Menurut sejarah yang telah beredar di lingkungan masyarakat, Tubagus Abdullah merupakan seorang yang cukup sakti dan terkenal di zaman kesultanan Banten. Nama Kapal Bosok ini diambil berdasarkan kisah Tubagus Abdullah yaitu saat dirinya terkena hukuman dan diikat disebuah kapal kemudian dihanyutkan ke tengah lautan. Akan tetapi karena kesaktiannya, kapal tersebut dapat pindah ke kampung Darangon yang terletak jauh dari pesisir.


Penziarahan Kapal Bosok ini sangat unik dengan tampilan bangunan berupa kapal namun terdapat bangunan menyerupai masjid diatasnya. Selain itu terdapat pula bekas puing – puing kapal yang masih tersisa seperti banyak batuan termasuk karang laut serta besi dan platok kapal yang disimpan dalam kotak kaca. Banyak penizarah yang datang ke makam ini karena ingin mengetahui kesaktian dan juga mitos Tubagus Abdullah sehingga menjadi daya tarik tersendiri sehingga dapat memungkinkan tempat wisata religi ini sebagai ecomuseum yang ada berada di daerah Serang.

Sumber: Anugrah, M. D., Fuad, A., & Godjali, M. R. (2018)
Sumber: Anugrah, M. D., Fuad, A., & Godjali, M. R. (2018)


Keadaan fasilitas, sarana dan prasarana dari Kapal Bosok ini sebelumnya kurang dikelola oleh masyarakat sekitar. Hingga saatnya pesantren yang ada menaruh kepedulian akan budaya yang ada pada wisata religi di Kota Serang ini. Pesantren tersebut bernama Pesantren Darussalam yang dipimpin oleh Kyai Muhammad Nur. Berkat bantuan dari beliau, makam ini dapat terselamatkan dan terawat hingga saat ini. Kyai beserta santri – santri yang ada dari pesantren tersebut memulai membangun berbagai fasilitas, sarana dan prasarana yang ada. Dimulai dari tempat penziarahan, shelter atau saung, dan juga Mushola yang dimana sekaligus majelis yang didirikan di samping tempat ziarah berbentuk kapal.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Penziarahan Kapal Bosok ini sangat menarik untuk dikunjungi karena terdapat sejarah – sejarah yang ada dalam kesultanan masa kerajaan Islam di daerah Banten. Untuk pengunjung yang datang dapat melakukan ziarah terhadap makam Tubagus Abdullah sekaligus menjadi objek wisata religi yang dapat menambah wawasan informasi yang ada dalam bagian kesultanan Banten. Selain itu, pengunjung juga dapat merasakan bagaimana Tubagus Abdullah telah memindahkan kapal tersebut hingga ke pesisir pantai dengan kesaktian dan pengunjung juga dapat mengetahui mitos – mitos terkait Kapal Bosok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun