Kalian Semua Pasti Berpikir Bahwa Akuntansi Hanya Seputar Angka Ya?
Pertanyaan seperti ini yang sering muncul di pikiran kebanyakan orang mengenai akuntansi, terutama ketika berita tentang kasus korupsi, manipulasi laporan keuangan, penyalahgunaan dana publik mencuat di media, dan lain-lain. Dalam konteks inilah, Teori Stewardship hadir sebagai angin segar yang memberikan perspektif baru. Ia menegaskan bahwa akuntansi bukan sekadar "matematika uang", melainkan alat pertanggungjawaban moral dan sosial.
Menurut Kalian, Apakah Kepercayaan Itu Penting Dalam Akuntansi?
Selama ini, banyak orang menganggap akuntansi hanya berkutat pada debit dan kredit. Laporan keuangan sering dipandang sebatas formalitas yang wajib dibuat karena regulasi, bukan sebagai dokumen yang hidup dan berdampak pada masyarakat. Padahal, sejarah akuntansi selalu berkaitan erat dengan konsep kepercayaan. Namun, ada satu konsep penting yang mengubah cara kita memandang profesi ini: Teori Stewardship. Teori ini menempatkan manajer atau pengelola perusahaan sebagai seorang "steward," yaitu orang yang dipercaya untuk menjaga dan mengelola aset milik orang lain, yaitu para pemilik modal.
Apa Itu Teori Stewardship?
Teori Stewardship adalah teori yang melihat pengelola atau manajer sebagai pihak yang diberi amanah untuk menjaga, mengelola, dan mempertanggungjawabkan sumber daya organisasi. Mereka tidak dipandang sebagai pengelola yang hanya sekadar mengejar kepentingan pribadi, tetapi sebagai penjaga amanah yang mengutamakan kepentingan organisasi dan para pemangku kepentingan. Dalam akuntansi, hal ini berarti setiap laporan keuangan yang disusun harus mampu menjawab dua hal:
1. Apakah dana atau aset yang dikelola sudah digunakan dengan benar?
2. Apakah informasi yang disampaikan bisa dipercaya oleh publik? Â
Teori Stewardship menegaskan bahwa akuntansi berfungsi sebagai sarana menjaga amanah. Pengelola  tidak hanya bertugas mengelola sumber daya, tetapi juga memastikan bahwa pengelolaan itu dilakukan secara bertanggung jawab, adil, dan transparan.  Â
Dalam teori ini, manajer tidak lagi dipandang sebagai individu yang hanya mencari keuntungan pribadi. Sebaliknya, mereka diasumsikan memiliki komitmen tulus untuk bekerja demi kepentingan perusahaan dan para pemiliknya. Mereka punya tujuan yang sama: memastikan perusahaan terus maju dan berkembang dalam jangka panjang. Mereka tidak melihat diri mereka sebagai "agen" yang perlu diawasi ketat, melainkan sebagai mitra yang bertanggung jawab penuh.
Transparansi: Menyingkap Tabir InformasiÂ
Transparansi adalah salah satu kata kunci penting dalam Teori Stewardship. Jika seseorang ingin tahu ke mana pajak yang ia bayar digunakan, tanpa laporan keuangan yang transparan, ia hanya bisa menebak-nebak dan curiga. Laporan keuangan yang transparan ibarat jendela rumah yang terbuka: semua orang bisa melihat semua yang ada di dalamnya. Tentu, tidak semuanya harus  diumbar, tetapi informasi penting seperti pendapatan, pengeluaran, dan aset harus disajikan secara jelas, akurat, dan mudah dipahami.Â
Laporan yang dibuat berdasarkan prinsip ini akan jauh lebih berkualitas karena mencerminkan integritas dari manajemen itu sendiri. Ini juga bisa mengurangi godaan untuk melakukan praktik curang, seperti memanipulasi laba, karena pengelola sudah punya tujuan yang selaras. Akuntansi tidak lagi hanya berfungsi sebagai alat untuk mematuhi regulasi, tetapi sebagai alat strategis untuk membangun kredibilitas dan reputasi perusahaan. Â
Akuntansi Itu Lebih dari Sekadar Formalitas!
Jika transparansi adalah keterbukaan informasi, maka akuntabilitas adalah kesediaan untuk mempertanggungjawabkan setiap keputusan dan kegiatan yang dibuat. Dalam akuntansi, akuntabilitas berarti laporan keuangan tidak hanya mencatat "apa yang terjadi", tetapi juga menjawab "mengapa hal itu terjadi".Â
Teori Stewardship mengingatkan bahwa akuntabilitas bukan sekadar memenuhi kewajiban administratif, melainkan bentuk tanggung jawab moral. Laporan keuangan harus bisa menunjukkan bahwa dana publik atau dana investor tidak disalahgunakan, melainkan benar-benar dimanfaatkan untuk tujuan yang disepakati.
Apakah Teori Stewardship Memiliki Dampak Yang Signifikan?Â
Ketika Teori Stewardship benar-benar diterapkan dalam akuntansi, dampaknya dapat dirasakan oleh banyak pihak:
1. Bagi masyarakat, mereka bisa lebih percaya pada pemerintah atau lembaga publik karena laporan keuangan disajikan dengan jujur.
2. Bagi investor, mereka merasa lebih aman menanamkan modal karena perusahaan menunjukkan keterbukaan yang konsisten.
3. Bagi organisasi itu sendiri, citra dan reputasi meningkat karena dianggap memiliki integritas tinggi. Â
Kasus-kasus manipulasi laporan keuangan dan  korupsi yang merajalela membuktikan betapa mahalnya harga dari hilangnya transparansi dan akuntabilitas. Sebaliknya, organisasi yang berpegang pada prinsip Stewardship biasanya lebih tahan menghadapi godaan untuk melakukan kecurangan.Â
Pada akhirnya, Teori Stewardship bertujuan untuk membangun kepercayaan yang kuat agar bisa berkelanjutan. Hal ini tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga membangun reputasi dalam jangka panjang. Ketika publik dan investor melihat bahwa sebuah perusahaan dikelola oleh "steward" yang bertanggung jawab, mereka akan cenderung lebih percaya dan merasa aman untuk berinvestasi.Â
Laporan keuangan yang dihasilkan pun menjadi lebih dari sekadar dokumen, melainkan cerminan dari komitmen perusahaan terhadap etika dan tanggung jawab. Teori ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap data, aturan, dan standar teknis, ada elemen dasar manusia, yaitu etika dan integritas. Itulah mengapa akuntansi bukan sekadar angka, melainkan kisah kepercayaan yang diceritakan melalui laporan keuangan.
Apakah Ada Tantangan Dalam Penerapannya?
Penerapan teori Stewardship dalam akuntansi bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan yang sering muncul antara lain:
1. Budaya organisasi yang masih menoleransi praktik "asal laporan selesai".
2. Kurangnya literasi keuangan di kalangan masyarakat sehingga laporan keuangan yang transparan tidak dimanfaatkan dengan baik.
3. Godaan kepentingan pribadi, seperti manipulasi data untuk keuntungan pribadi.Â
Menghadapi tantangan ini, dibutuhkan komitmen kuat dari semua pihak mulai dari regulator, auditor, manajer, hingga masyarakat untuk benar-benar menghidupkan prinsip Stewardship. Â
Menuju Akuntansi Yang Lebih BermaknaÂ
Teori Stewardship memberi pesan penting: akuntansi tidak boleh terjebak pada kepatuhan regulasi. Akuntansi harus bermakna, harus memberi nilai tambah, dan yang paling utama, harus menjadi alat membangun kepercayaan.Â
Organisasi atau perusahaan yang ingin bertahan dan dipercaya oleh publik tidak punya pilihan lain selain menerapkan transparansi dan akuntabilitas secara konsisten. Stewardship menjadi jembatan menuju tata kelola yang lebih baik dan menuju kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih baik.
Pertanyaan sederhana "Apakah teori akuntansi hanya soal angka, atau bisa membangun kepercayaan?" ternyata punya jawaban yang dalam. Melalui Teori Stewardship, akuntansi dipahami sebagai bahasa pertanggungjawaban. Ia bukan hanya mencatat, tetapi juga menjaga amanah.Dan di tengah dunia yang makin kritis, masyarakat tidak lagi cukup dengan angka-angka. Mereka butuh bukti kejujuran. Stewardship-lah yang bisa menjawab kebutuhan itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI