Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menata Pengalaman Belajar dengan Prinsip BBM yang Menghidupkan

20 September 2025   06:00 Diperbarui: 19 September 2025   19:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Input gambar: hermananis.com
Input gambar: hermananis.com
Bagaimana sinergitas dari tiga prinsip BBM dapat menghidupkan belajar? Ketiga prinsip BBM ini bukanlah unsur yang berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi dalam menciptakan pembelajaran yang utuh. Kesadaran memberi arah, menuntun siswa agar memahami tujuan belajar dan hadir penuh dalam setiap prosesnya. Makna memberi kedalaman, menghubungkan apa yang dipelajari dengan realitas hidup sehingga pengetahuan tidak berhenti sebagai hafalan, melainkan menjadi bagian dari jati diri. Sementara itu, kegembiraan memberi energi, menghadirkan semangat dan antusiasme yang membuat proses belajar tidak terasa sebagai beban, melainkan perjalanan yang dinikmati.

Jika ketiganya berjalan beriringan, maka lahirlah ekosistem belajar yang sehat, bukan hanya berfokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga membentuk karakter, nilai kemanusiaan, dan kebijaksanaan hidup. Dengan demikian, pembelajaran benar-benar menghidupkan, karena bukan saja melahirkan peserta didik yang cerdas secara intelektual, tetapi juga utuh sebagai pribadi yang sadar, bermakna, dan penuh sukacita dalam menjalani hidupnya.

Input gambar: tamanpustaka.com
Input gambar: tamanpustaka.com
Oleh karena itu, beberapa hal penting perlu menjadi perhatian agar prinsip BBM dapat berhasil diterapkan dalam proses pembelajaran. Pertama, peran guru sangat menentukan, karena guru bukan hanya penyampai materi, tetapi juga fasilitator yang menuntun siswa untuk hadir penuh, menemukan makna, dan merasakan sukacita dalam belajar. Kedua, dukungan lingkungan belajar yang kondusif, baik dari sekolah, keluarga, maupun komunitas menjadi faktor penting agar peserta didik merasa aman dan nyaman dalam mengeksplorasi pengetahuan. Ketiga, strategi pembelajaran harus dirancang dengan pendekatan yang relevan, kreatif, dan kontekstual sehingga mampu menyentuh kehidupan nyata peserta didik. Keempat, evaluasi pembelajaran perlu diarahkan tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada sikap, nilai, dan pengalaman bermakna yang diperoleh peserta didik.

Mari kita merenung, apakah prinsip BBM sudah benar-benar hadir dalam ruang belajar kita. Sebab menata pengalaman belajar dengan prinsip BBM sejatinya bukan hanya soal mencetak peserta didik yang pintar secara akademis, melainkan juga menghidupkan manusia dalam seluruh dimensi dirinya.

Input gambar: mediabagi.com
Input gambar: mediabagi.com
Karena itu, penting bagi pendidik, orang tua, dan peserta didik sendiri untuk berhenti sejenak dan merenung: sudahkah proses belajar yang kita jalani dan kita berikan benar-benar menghadirkan kesadaran, menyuburkan makna, serta menyalakan kegembiraan? Bila belum, saatnya kita bergerak menata ulang, sebab keberhasilan pendidikan sejati tidak terletak pada angka-angka semata, melainkan pada kualitas manusia yang dihasilkan. Seperti ungkapan inspiratif berikut bahwa belajar yang menghidupkan adalah belajar yang menyentuh hati, memberi makna, dan menyalakan kegembiraan.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun