Pada sudut kamarAku merengekTak ingin takdir memihakkuMencoba berdiri sendiri diantara ribuan banyaknya mereka-mereka,Mencoba melampiaskan amarahku pada kesunyianTak apa jika kuulurkan tanganku untuk mengemis padamu tuhan,Berharap takdir mengangkatku pergi pada sebuah takdir yang begitu pahit.
Aku bagaikan sebuah pohon mekar, Namun seketika gugurlah dedaunannya,aku bagaikan wanita pengemis di depan pusara keadilan,memohon pada seisinya agar berpihak padakunamun nyatanya takdir begitu menamparku aku menangis, merenung takdirku kembali
Kali ini tuhanBerilah penawar dari rasa sakit yang memaksaku menangis pada takdir.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!