Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kumpulan Puisi

2 April 2019   17:49 Diperbarui: 7 Mei 2023   04:53 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepotong anggrek menanggung rindu; sentuh dan belai darimu;

 memerangkap senja dalam sunyi; karena kau membiarkan sendiri. 

 Datanglah…..: tanpa desah!

 

3. S

Di lautan, kesendirian, merenda lukisan kesalahan, semoga pada kanvas penyesalan!. Meskipun terlambat, setidaknya masih kupunya: kuharap ada pemaafan, meski dari diriku saja!

2. Anak
Jangan kau katakan seperti melepas anak panah dari busurnya!. Pergi jauh dan tak jelas! Jangan kau panggil Tuhan untuk menyelesaikannya, semata-mata karena kau percaya Dia!. Tidak! Kau berdusta!.
Kau harus tahu, dari dirimulah ia mengalir! Kaulah yang membasahi!. Membilasnya dan mengeringkannya!. Kau harus kerjakan semua! Jangan hanyutkan ke sungai; bermuara pada takdir!
Karena kau percaya Dia; kau harus jaga anak panahnya! Panahlah pada sasarannya. Karena kau percaya Dia; kau harus muarakan pada maha karya. Itulah takdir bagi anakmu!
Jangan Kau hela nafasmu…..! berpaculah!

1.Perjalanan

Jika bertanya berapa panjang jalan yang telah kau lewati, maka kau jawab kau tak mampu mengukurnya!. Karena setiap kali kau lewati jalan itu, kau sertakan juga bayang-bayang menemanimu. Juga hatimu riuh rendah memenuhi sepanjang perjalanan

Jika bertanya berapa panjang jalan yang telah kau lewati, maka kau selalu menjawab sangat singkat!. Karena tiba-tiba saja ia telah menjadi masa lalu, dan saat ini kau dalam perjalanan baru

Namun kau selalu juga mengatakan, perjalanan panjang. Hingga kau merasa tak perlu mengukurnya. Kakimu berjalan, hatimu berjalan, waktu pun demikian. Kau tak dapat lagi melihat titik awalmu. Mungkin..., kau juga merasa tak berakhir....
Yang kau tahu adalah keniscayaan: engkau mestilah berjalan....!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun