Mohon tunggu...
Sahat Marihot Tua Silaen
Sahat Marihot Tua Silaen Mohon Tunggu... Full Time Blogger - _

_

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Peranan Pendidikan dan Tokoh Perempuan

2 April 2021   16:00 Diperbarui: 2 April 2021   16:05 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagaimanakah Pendapat Tokoh Perempuan dalam Peranan Tentang Pendidikan baginya Kompasiana?

Banyak memberikan kritik pada Kolonial  Belanda mengenai diskriminatif dalam dunia pendidikan terutama terhadap bagi perempuan. Membuka Sekolah khusus perempuan agar kelak mereka menjadi ibu yang berbudi pekerti dan cakap dalam mendidik anak-anaknya. Memberikan beasiswa ke Belanda secara diam-diam untuk Haji Agus Salim yang dikisahkan tidak punya cukup uang untuk lanjut ke Jenjang yang lebih tinggi

Lanjutkan perjuangannya, bermimpi, berjuang, dan berkarya terutama dalam pendidikan. Wariskan semangat nya, membangkitkan senyuman dan harapan pada setiap insan. Miliki kecantikan, kecantikan budinya, kecantikan dedikasinya. Niscaya terbitlah terang senantiasa, Patricia Pamela Pariury

Bagi perempuan peran pendidikan sangat memberikan masa depan yang cerah buat pendidikan di masa yang akan datang, dengan pendidikan dapat memberikan kesetara-an tingkat dengan laki-laki pada masanya. Agar segala sesuatu dapat diputuskan secara jernih tanpa terpengaruh hal-hal yang tidak logis tergantung perspektif seseorang memandang setiap permasalahan yang terjadi.

Bukan laki-laki yang hendak kami lawani, melainkan pendapat kolot dan adat usang, R.A. Kartini

Disini Seputar Saya Ceritakan Tentang Pendidikan Perempuan?

Agar perkembangan zaman dapat dilalui sesuai tuntutan tentunya peran perempuan akan memiliki peran dalam berbagi pengetahuan secara menyeluruh agar dapat beraktivitas secara normal. Bagi perempuan pendidikan suatu unsur penting untuk gerbang kehidupan demi tercapainya kemakmuran atau kemajuan yang menyeluruh di segala aspek kemajuan zaman.

Peranan perempuan sebagai simbol penghubung generasi muda selain laki-laki terutama bagi keluarga yang terpenting demi terciptanya perempuan terdidik yang mendidik. Pendidikan bagi perempuan ialah suatu hal yang sangat lazim bagi orang dari zaman dahulu terutama untuk laki-laki. Pada zaman dahulu pendidikan sangat dibutuhkan oleh perempuan agar dapat menghilangkan sifat yang buta huruf sehingga dapat memberikan akses pembelajaran yang lebih tinggi lagi.

Tak lepas dari itu pendidikan dapat membantu perekonomian bagi keluarga terutama perempuan yang memiliki peranan yang sangat dibutuhkan sehingga memperoleh pekerjaan yang layak normalnya seperti laki-laki.

Namun pada bulan april ini, saya ingin meluruskan propaganda yang sudah lama tertanam dalam pikiran kita: "kartini bukan feminis" walau awalnya beliau terpengaruh ide-ide tersebut dari bahan bacaan yang diberikan oleh sang ayahanda, kemudian menjadi kuat setelah berteman pena dengan Stella.

Setelah beliau mendewasakan kepada Nyonya Abendanon Kartini berkata, bahwa dengan di sekolahkan-nya para perempuan Jawa ke Belanda atau dengan guru-guru Belanda bukan untuk menjadikan mereka ke barat-baratan karena Kartini sudah menyaksikan sendiri bagaimana peradapan Barat tersebut menyakiti hati dan pandangannya yang bahkan sangat jauh dari adat masyarakat Jawa.

Keputusan kartini untuk menikah dan akhirnya menyerahkan beasiswa sekolah ke Belanda untuk siswa yang belum dikenalnya secara dekat menurut saya sudah tepat karena toh Haji Agus Salim walau sudah di sekolahkan ke Belanda dengan ketaatannya tidak hilang dan selalu menjadi hamba yang selalu disiplin.

Dalam tatanan masyarakat modern selalu Kompasiana dengar dan jumpai norma-norma konservatif yang berakar pada paham partriarki. Adanya sebuah pembiaran dan pembenaran terhadap partriarki atas dalih-dalih agama dan budaya membuat perempuan selalu dirugikan pada segala sendi kehidupan. Mereka tidak dibebaskan memilih jenis kehidupan yang mereka mau, diatur cara berpakaiannya, didiskriministrasi , distigma, dan direndahkan pada banyak aspek kehidupan.
Memakai pakaian yang terbuka itu bukan berarti mereka pantas untuk diperkosa, dilecehkan secara fisik, dicatcalling, ataupun di-stereotip-kan sebagai perempuan murahan.  Kompasiana tahu bahwa pada tatanan kehidupan masyarakat dimana perempuan diajarkan untuk sampai jangan diperkosa, ketimbang mengajarkan laki-laki untuk tidak memperkosa. Kompasiana tahu bahwa kita hidup di mana perempuan diharuskan berpakaian tertutup, daripada mengajarkan laki-laki untuk menundukkan pandangannya.
Bangkitlah seluruh perempuan di Indonesia dan suarakan-lah kesetaraan gender yang ada . Perempuan ialah salah satu makhluk yang setara dengan laki-laki tanpa adanya relasi yang dominan diantara keduanya. Perempuan berhak mendapatkan apa yang laki-laki dapatkan dan tidak boleh didikte oleh sistem yang merugikan-nya. Jangan jadikan wanita menjadi warga kelas dua di dunia ini.

Tahu tidak Kompasiana mengapa pendidikan itu sangat penting bagi perempuan? 

Memang sangat penting bukan semata-mata namun realistis, adakah yang tahu demikian. Mari! Kompasiana simak apa saja yang membuat pendidikan sangat penting bagi peranan untuk perempuan. Diantaranya sebagai berikut ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun