Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peranan Perempuan dalam Memutus Mata Rantai Radikalisme di Keluarga

10 Maret 2024   08:47 Diperbarui: 10 Maret 2024   09:00 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga - datariau.com

Perempuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam tatanan keluarga. Tanpa peran serta para perempuan atau para ibu, niscaya anak-anak akan bisa tumbuh dengan baik dan benar. 

Kasih sayang seorang ibu ke anaknya, tidak ada duanya dan tidak perlu diragukan lagi. Karena peran para ibu, anak-anak Indonesia bisa tumbuh menjadi generasi yang terbaik. Peran ibu menjadi sangat vital dalam segala hal. Tidak hanya dalam mendidik anak-anak, peran ibu juga sangat penting dalam mengendalikan kelangsungan keluarga.

Karena peranannya yang penting itulah, perempuan mulai menjadi sasaran para simpatisan jaringan teroris. Tidak sedikit para perempuan yang menjadi diajak, untuk terlibat dalam aksi terorisme. Dan ironisnya adalah, para perempuan tersebut juga ada yang mengajak anak-anaknya. Dalam kasus ledakan bom gereja di Surabaya beberapa tahun lalu, bisa terlihat jelas.

Para perempuan di lingkaran terorisme ini tentu berada di posisi yang sulit. Karena pada umumnya yang terpapar lebih dulu adalah para suaminya. Karena mengikuti apa kata suami dianggap sebagai sebuah keharusan, maka dia tidak bisa berbuat banyak. 

Penelitian aktivis Lies Marcoes disebutkan, keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme merupakan fenomena baru yang harus diwaspadai. Karena sebelumnya, keterlibatan perempuan dalam gerakan radikalisme ini, pada umumnya hanya sebatas di balik layar, membantu para suaminya.

Radikalisme memang telah menjalar ke semua lini kehidupan. Penyebaran radikalisme di ranah keluarga merupakan hal yang sangat berbahaya. Para perempuan harus menjadi pemutus mata rantai penyebaran radikalisme di Indonesia. Keberadaannya yang sangat strategis, harus bisa menjadi pencegah penyebaran radikalisme di ranah domestik. Karena itulah para perempuan di keluarga, harus mempunyai literasi yang kuat. Baik itu literasi di bidang agama, sosial ataupun nasionalisme.

Para perempuan Indonesia yang sudah berkeluarga, harus memberikan pemahaman agama yang tepat kepada para suami dan anak-anaknya. Kasih sayang seorang ibu, terbukti mampu mencegah penyebaran bibit buruk di ranah keluarga. Penyebaran informasi melalui internet, juga harus menjadi kewaspadaan di era saat ini. Karena tidak sedikit propaganda radikalisme, disebarluaskan melalui dunia maya.

Seoarang ibu harus bisa memberikan fondasi yang benar, untuk anak-anaknya, agar tidak mudah terpar radikalisme dunia maya. Suami dan anak-anak harus merasa keluarganya menjadi rumah yang aman dan nyaman. Komunikasi penting agar deteksi dini bisa berjalan di keluarga. 

Tidak sedikit para anak terpapar radikalisme, karena tidak ada komunikasi di dalam keluarganya. Keluarga tidak menjadi tempat yang menyenangkan, sampai akhirnya mencari 'keluarga lain' di luar. 

Mari kita bantu para perempuan Indonesia, untuk bisa menjadi agen pemutus radikalisme di ranah keluarga. Mari kita jaga para anak-anak kita agar menjadi generasi yang cerdas dan toleran. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun