Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menyoal Demokrasi Sehat Ala Prabowo

20 Desember 2023   06:23 Diperbarui: 20 Desember 2023   07:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Instagram @prabowo

Namun begitu, pengalaman demokrasi juga punya indikator. Prabowo Subianto misalnya dalam Debat Capres perdana, 12 Desember 2023, menyebut mulusnya jalan Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta karena demokratisnya rezim Jokowi. 

Di mana Prabowo pada saat itu memposisikan diri sebagai oposisi, lalu Anies adalah Calon Gubernur yang diusung oleh oposisi, tidak mengalami hambatan, gangguan, atau bahkan rintangan dalam merebut kursi DKI 1.

Selanjutnya indikator demokrasi sehat juga dibuat oleh Prabowo Subianto pada suatu pertemuan di Bogor, 16 Desember 2023, yaitu demokrasi sehat tercermin dari prosesi rutin Presiden Indonesia turun dari jabatan dalam keadaan damai, dari masa ke masa.

Tetapi ada indikator lain, yang tidak dirasakan oleh Prabowo Subianto, melainkan hanya dirasakan oleh sesiapa yang benar-benar berseberangan paham mengenai kebijakan dengan Pemerintah.

Harap dicatat bahwa berseberangan di sini bukan dalam pengertian 'berbeda'. Tetapi lebih kepada kontra, lawan, versus, apalagi soal kebijakan strategis nasional.

Salah satu yang mengalami sendiri bagaimana berseberangan dengan pemerintah, atau lebih jelasnya rezim Jokowi, yaitu Capres nomor urut 1, Anies Baswedan.

Beruntungnya tone segera dibunyikan, sehingga Anies bisa mendaftarkan diri sebagai Calon Presiden. Hampir saja Anies dijegal dengan dugaan kasus Formula E, yang sampai kini bukti-buktinya tidak memadai.

Parahnya, upaya penjegalan pencapresan Anies Baswedan yang hampir saja terjadi itu sampai menggunakan lembaga negara, yang dihormati dan dipercaya oleh masyarakat, yaitu KPK.

Bukti lain demokrasi sesungguhnya tidak sehat yaitu adanya istilah "Wakanda" dan "Konoha", yang kerap disebutkan oleh Capres nomor urut 1, Anies Baswedan.

Dua kata itu dipakai untuk menyamarkan nama Indonesia, yang sering diklaim sebagai rezim Jokowi. Sehingga jika mengkritik dengan menggunakan nama 'Indonesia', seolah-olah itu berarti menghina negara, atau menghina Presiden Jokowi.

Konoha dan Wakanda adalah bentuk penghindaran dari delik, supaya pengkritik tetap bebas. Lalu Prabowo mungkin belum sampai kepikiran jika Pemerintah gerah terhadap kritik lantas siap untuk mengkasuskan pengkritik, itu juga sudah mencerminkan demokrasi yang tidak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun