Mohon tunggu...
Febri Trifanda
Febri Trifanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lux in tenebris

Sitou timou tumou tou

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi Kritis Milad HMI Ke-75: Perjalanan Panjang HMI

4 Februari 2022   17:27 Diperbarui: 4 Februari 2022   17:29 2315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komitmen untuk bersatu secara integral, sebenarnya telah terbentuk saat awal-awal berdirinya HMI. Sebagaimana rumusan awal tujuan HMI, yakni:
1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia (terkandung wawasan keindonesiaan dan kebangsaan).
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran islam (terkandung pemikiran keislaman).
Itulah dasar perjuangan HMI dalam berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata perjuangan HMI dalam komitmen keutamaan dan kebangsaan adalah melakukan proses perkaderan untuk menciptakan kader
berkualitas insan cita. Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan masih melekat dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara jelas tersurat dalam rumusan tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI di Malang tahun1969) sampai sekarang, "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah". (16)

6. Fase-Fase Perjuangan HMI

a. HMI dalam Fase Perjuangan Fisik.

Dalam perjuangan fisik, HMI ikut berjuang ketika pemberontakan PKI di Madiun pada 1948. Pemberontakan tersebut, bertujuan untuk mendirikan "Soviet Republik Indonesia". Menanggapi hal tersebut, HMI menggalang
seluruh kekuatan mahasiswa melalui Corps Mahasiswa. Selama krisis tersebut, HMI rela meninggalkan bangku kuliah untuk mempertahankan NKRI dari pemberontakan PKI dan menghadapi perlawanan pula dari agresi militer Belanda.

Sebagai anak umat dan anak bangsa, HMI berusaha memposisikan diri sebaik mungkin. Ia pun rela memanggul senjata demi keutuhan NKRI. Sebab, HMI berkeyakinan bahwa masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan tercipta keadilan dan kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu, HMI selalu berusaha untuk
mempersatukan. (17)

b. HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa.

Ketika PKI semakin merajalela di era 60-an, HMI berusaha untuk menggalang konsolidasi untuk melawan PKI. HMI berusaha untuk
mengumpulkan semua pihak non komunis agar PKI Madiun tidak mengancam persatuan kedaulatan bangsa, umat islam dan HMI itu sendiri. Sejatinya, ideologi komunis itu bertentangan dengan dasar negara kita, yakni pancasila.

Selain itu, PKI juga berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
Untuk menghadapi pemilu 1955, HMI mengadakan konferensi akbar di Kaliurang, Yogyakarta pada 9-11 April 1955, dengan keputusan:
1. Menyerukan kepada khalayak untuk memilih partai-partai islam.
2. Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi perdebatan dan tidak saling menyerang.
3. Kepada warga dan anggota HMI supaya:
a). Wajib aktif dalam pemilu.
b). Wajib aktif memilih salah satu partai islam.
c). Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai silam yang disenangi.

HMI mendapat banyak tekanan dari pihak yang tidak suka saat itu. Sebab, ada tuduhan yang menyatakan HMI kontra revolusi, dll. Akhirnya, HMI menggelar musyawarah Nasional Ekonomi HMI se-Indonesia di jakarta pada
1962. HMI pun dapat selamat dari isu dan tuduhan miring, sehingga dapat berjalan hingga sekarang. (18)

c. HMI dalam Transisi Orde lama dan Orde Baru.

Tahun 1965, HMI kembali lagi terancam goyah. Namun, lagi-lagi HMI bisa selamat. HMI adalah salah satu organisasi yang menentang ajaran komunis kala itu, sedangkan PKI, Merupakan kekuatan sosial-politik yang besar di negara kita,
yang ingin membubarkan HMI. Bahkan, PKI sempat menyatakan: "kalau tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik pakai sarung saja". Puncaknya, PKI melakukan pemberontakan pada peristiwa yang dikenal G 30 S/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut, dimulai dengan melakukan penculikan terhadap perwira tinggi AD, kemudian membunuh mereka. Menyikapi hal ini, HMI ikut membantu pemerintah untuk meringkus PKI dan mendukung ABRI. Bahkan, hingga lengsernya presiden Soekarno, yang digantikan oleh Soeharto, HMI tetap ikut berjuang menumpas sisa-sisa PKI dan menjalankan Pancasila serta UUD 1945.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun