Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Cleaners", Benang Kusut dan Kerja Suram Moderator Konten Media Sosial

7 Oktober 2019   01:32 Diperbarui: 7 Oktober 2019   18:50 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Cleaners | Foto: sundance.org

Keberadaan outsourching di Manila ini tersembunyi. Sutradara memperoleh penolakan dari perusahaan untuk merekam gambar di kantor yang sebenarnya. 

Bahkan untuk menyusup dengan kamera tersembunyi saja sulit. Para moderator juga punya perjanjian khusus pada perusahaan agar tidak membocorkan informasi. 

Dalam wawancara oleh CBC News Block bilang, "Bagaimana bisa kamu membuat film tentang industri yang benar-benar tertutup. ... Jadi kami harus menemukan solusi untuk mentransformasi suasana bekerja yang sebenarnya dan makna bekerja di dalam film."

Di awal scene, kita akan mendengar racauan mereka saat berhadapan dengan komputer: "Ignore... delete... delete... ignore... delete... ignore..." dan seterusnya.

Kita juga mendengar suara "klik" secara teratur dari mouse komputer, semacam "tanda" dari keputusan demi keputusan yang mereka ambil. Keputusan untuk menghapus atau membiarkan konten akan berdampak serius bagi kehidupan di berbagai penjuru dunia, dari Filipina sendiri, Myanmar, Turki, AS, dan penjuru negara lain yang belum sempat direkam dokumenter The Cleaners.

Kamera menyorot ke sepasang mata moderator dari dekat, seolah-olah lewat mata itu kita bisa merasakan ketegangan demi ketegangan yang mereka alami. Hampir setiap hari mata itu terpapar konten-konten kekerasan, mulai dari ujaran kebencian, cyber bullying, self-harm, bunuh diri, pornografi, kekerasan seksual, kekerasan pada hewan, pembunuhan, hingga terorisme.

Seorang moderator lain bahkan mengaku, "Saya sudah melihat ratusan video pemenggalan kepala". Ia dengan fasih mengidentifikasi sebuah foto mayat mutilasi--kamera The Cleaners sengaja membuatnya tampak blur--mana pembunuhan yang dilakukan dengan pisau tajam dan mana yang dilakukan dengan pisau tumpul.

Seorang moderator perempuan bercerita bahwa pekerjaan ini telah "mengajarinya" apa-apa yang berhubungan dengan kegiatan seksual. Semula ia benar-benar polos dalam hal ini hingga malam-malamnya dipenuhi dengan mimpi buruk sekaligus dipenuhi kepuasan seksualitas.

Kontras dengan itu, sutradara menyorot sisi religiusitas yang dipegang kuat oleh si moderator perempuan ini. Ia menganggap, tugas meninjau konten kekerasan jadi semacam tugas mulia yang harus diembannya. Ia percaya telah membersihkan dosa-dosa yang tak seharusnya dilihat oleh jutaan orang lain lewat "pengorbanan dirinya sendiri".

Ada juga seorang moderator laki-laki yang merasa bangga dengan pekerjaan ini dengan dalih "kami seperti polisi, sudah menjaga dunia dari konten-konten yang tidak diinginkan". Namun ketika ia mengatakan itu, sorot matanya menyimpan sesuatu yang lain, semacam luka yang mengeras dan coba ditepisnya.

Moderator perempuan yang lain sangat trauma dengan adegan kekerasan yang terjadi pada anak-anak. Ia merasa tak tahan dengan ini, tetapi atasannya bilang, ia harus melakukan pekerjaan ini karena sudah jadi tanggung jawabnya dan terlanjur menandatangani kontrak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun