Mohon tunggu...
Ryo Jeo
Ryo Jeo Mohon Tunggu... wiraswasta -

--- http://thejeo.blogspot.com/--- Salam Fresh... CINTA DAPAT MENYEBABKAN KANKER SERANGAN JANTUNG IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN --- *sebagian teks hilang* --- If you can't see the wood for the trees, you can't see the whole situation clearly because you're looking too closely at small details, or because you're too closely involved

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berhenti Menangis Ibu

10 Mei 2012   18:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:28 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi ini sengaja saya buat untuk ibu ku..untuk kalian yang merasakan apa yang saya rasakan sekarang, semoga puisi ini bisa memberi semangat kalian untuk tetap mencintai ibu walau ayah telah pergi mendahuli kita..sayangi ibumu selagi masih ada..buatlah ia selalu tersenyum..jngan prnah putus asa untuk berusaha..semoga puisi ini menginspirasi..

# Berhenti Menangis Ibu #

Ibu,
Aku akan menjadi orang sukses nanti.
Bersabarlah kini.
Syukurku akan kasih sayangmu.

Ibu,
Aku akan mengajakmu naik haji nanti.
berhentilah menangis.
Ikhlasku akan ketulusanmu.

Ibu,
Tenanglah..
Aku juga akan membelikanmu rumah..
Biarkan saja semuanya kini musnah.

Ibu,
Ayah sudah tak lagi pernah menyapa.
Biarkan dia tenang di alam sana.
Pasti ia bahagia melihatmu tegar.

Ibu,
Aku tahu kau lelah..
Bersandarlah sejenak di pundakku.
Tidurlah, hapus semua resah.

Ibu,
sang fajar akan datang nanti..
Mentari siap menanti semangatku..
Hembusan angin turut merajai bertubi.

Dan kau Ibu,
Berhentilah menangis sekali lagi demi aku..
Karna airmata tak pantas basahi lembut pipimu..
Kesedihan bukan lagi sahabatmu..

Aku bahagia ibu..
Aku sangat amat bahagia..
Maafkan aku untuk saat ini..
Bahagiamu masih sangat jauh tersentuh..

Dan wahai Ayah,
Maafkan ibu.
Ia tak selalu salah walau smpat jauh dariku..
Aku yang mungkin angkuh saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun