Mohon tunggu...
Ryan Mustafa Kamal
Ryan Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

struggling without giving up

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan Pertama Berbeda dengan Pertemuan Akhir

23 Februari 2021   19:35 Diperbarui: 23 Februari 2021   19:42 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 “boy aku izin pergi sama teman-temanku ke taman karena teman-temanku mengadakan acara reunian di taman. kamu boleh kan aku pergi aku janji lepas acaranya selesai aku langsung pulang, aku disana ngak akan selingkuh atau apa pun kok, aku bisa jaga hati ku untuk kamu saja”

Disaat itu aku masih meragukan dia sebab dia kalo pergi pasti mengajak aku namun aku hanya menjawab: “yaudah pegilah tapi kamu jangan macam-macam ya di sana, yasudah matikanlah telponya”

Ketika dia pergi dengan teman temannya aku segera mengikuti dia dibelakang tanpa sepengetahuan dia, aku hanya ingin memastikan dia. sebab aku memiliki sifat cemburu. Saat aku mengikuti dia, aku hampir saja ketahuan saat dia menoleh ke belakang

Waktu sampai di taman aku hanya memperhatikan dia dari jauh ternyata mereka hanya mengadakan acara hanya berenam orang, ketika mereka sudah berkumpul meraka saling berfoto, ketika anisa berfoto dengan temen cowok nya, merka saling berpelukan dan saling sandaran, saat itu munculah rasa cemburu dan saya hanya begegas pulang dengan amara yang membara seperti api. Namun saya masih bisa mengendalikan nya.

Pada saat dia sudah pulang, dia langsung menelpon saya dia bertanya kepada saya, ternyata dia melihat saya waktu saya begegas pulang dari taman tu. Sontak saya berbicara kepada dia dengan menyndir secara halus namun dia menyadari nya bahwa dia berfoto dengan temen cowoknya sangat dekat, lalu dia meminta maaf kepada saya tapi di berkata: “ itu cuman temen aku, lagian aku tidak menaruh hati kepada dia”. Kemudian amara ku mulai mereda.

Dalam fikiran saya: “hubungan pacaran adalah sesuatu yang menyenangkan, seperti makan bersama atau sekedar pergi bersama. Diluar sesuatu yang menyenangkan, hubungan pacaran dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga hubungan dekat dengan orang lain, sehingga individu tersebut tidak merasa terisolasi (companionship). Pacaran juga berfungsi untuk membantu individu belajar bersosialisasi dengan lawan jenis, khususnya pada saat usia pubertas. Fungsi lainnnya adalah untuk status achievement,. Hubungan pacaran juga bagi kebanyakan orang digunakan untuk mencari pasangan hidup untuk menikah nantinya (mate selection)

Namun saya berfikir-fikir lagi pada dasarnya hubungan itu pasti mengalami permasalahan atau godaan namun saya tetap mencoba jalani dengan baik.

  Lengang.jalanan kota sepi.hujn buncah membasuh trotoar.ciprat.ciprat.ciprat. got mengeluarkan suara air deras mengalir. Bungg.bungg.bungg. dedaunan bergoyang terkena ribuan larik bliur air.bak penampungan air luber.ember-ember plastik melimpah.

Suara ketukan mesin ketik tua itu berirama di sela-sela buncah suara air hujan.daun jendela Kamar itu terbentang lebar-lebar. Angin malam yang dingin menderu masuk ke kamar berukuran 6x9 meter.

  Ketika saya keluar, Malam-malam gelap anak jalanan. Perkelahian. Mencuri. Malam-malam gelap sesak dengan banyak pertanyaan. Kerinduan kepada ayah dan ibu yang tidak pernah dimilikinya. Rasa iri ketika hari lebaran tib, menatap anak anak yang beruntung berbaris menuju lapangan. Pakaian baru. Mainan baru. Makanan berlimpah. Perasaan ini! Kerinduan atas hidup yang lebih baik. Berbagi. Merasa cukup. Sumpahnya untuk membalas seluruh keghidupan sesak itu. Dendam yang menjelma begitu hebat. Janjinya untuk menukar seluruh masa depan dan kebahagiaan di dunia. Itulah kata yang di ucapkan oleh anak jalanan yang tidak sengaja saya dengarkan.

 Waktu hubungan kami mulai kandas atau dalam ujung tali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun