Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membelenggu

10 Oktober 2025   18:12 Diperbarui: 10 Oktober 2025   17:24 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepi itu membelenggu
sepi itu warna abu-abu 
sepi itu batu 
sepi itu kaku

Telah membelenggu kaki di jalan sepi 
berusaha berlari seperti kaki membawa besi 
menoleh ke kiri dan ke kanan jalan terasa mati 
tetapi tidak ingin berhenti

Sedang berlari membawa belenggu 
belenggu berasal dari kepalaku 
ketika pikiran terasa buntu 
aku ingin segera belenggu cepat berlalu

Baca juga: Puisi | Jauh

Belenggu karena sepi 
tinggal suasana diganti 
belenggu karena perbedaan 
tinggal mengingatkan kelahiran 

Sungailiat, 10 Oktober 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Puisi | Jumatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun