Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jalannya

7 Oktober 2025   22:40 Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan jalan sendirian
sambil membawa pikiran
sudah membeku menjadi beban
dia ingin menjatuhkan satu persatu disetiap langkah jalan

Mereka yang berjalan bisa menemukan
setiap jengkal jalan menjadi catatan
dalam lembaran yang semula putih menjadi hitam
inilah cara melepas beban dengan diam

Langkahnya biasa tetapi isi kepala memberatkannya
dia tidak ingin melihat ke belakang tapi ingin melihat lurus ke depan dalam pandangan nyata
terlalu lama terbuai dengan kata-kata manis
ternyata pelan-pelan telah mengiris

Baca juga: Hutan Menjadi Kayu

Mengiris hati menjadi luka
mengiris kepala menjadi gangguan jiwa
mengiris jantung menghentikan segala rasa
dia sedang melepas satu derita

Sungailiat, 7 Oktober 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Jalan Sepi Menanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun