Aku dibuatkan senja terang-benderang menjelang matahari menuju bilik hari
Kau mencapur adukan perasaanku dengan secangkir kopi
Bertambah terang pandangan ketika senja menyingkap fakta
Racikan kopi telah mengingatkanku agat tidak lekas percaya karena lebih besar dusta
Kopi senja menghangatkan tenggorakan yang telah retak karena dingin direkat tak lagi menganga
Melancarkan aku bicara apa adanya
Senja masih yang lama tetap sederhana
Kita sama-sama pernah didusta
Kopi senja yang dibuatkan
Telah aku habiskan
Hingga mendapatkan jawaban
Bahwa senja bukan tidak berdaya tapi penyesatan fakta telah merubah kebenaran
Aku bersama kopi senja ini
Mungkin kau juga ada kopi
Kita masing-masing punya bukti
Tapi kita punya cara nasing-masing menggunakan narasi
Sungailiat, 7 Agustus 2022