Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemdes Kayu Besi Targetkan 2022 Miliki Gedung Perpustakaan

16 Maret 2021   05:51 Diperbarui: 16 Maret 2021   06:55 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Ruang Pustaka RRI Sungailiat (dokpri)


Pemerintah Desa (Pemdes) Kayu Besi, kecamatan Puding Besar, kabupaten Bangka targetkan tahun 2022 memiliki gedung perpustakaan.

Target tersebut diungkapkan Sekretaris Desa (Sekdes) Kayu Besi Junaidi, S.Ip ketika sebagai narasumber dialog Ruang Pustaka Radio Republik Indonesia (RRI) Sungailiat, Senin (15/3). Acara yang digagas Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Kabupaten Bangka ini bekerja sama dengan RRI Sungailiat yang disiarkan setiap Senin pukul 15.00-16.00 WIB juga menghadirkan narasumber pengelola perpustakaan desa Kayu Besi Tika Tamala serta 2 pustakawan dari DKP kabupaten Bangka Yusnita SE dan Fitri, S.IPust.

Perpustakaan desa Kayu Besi merupakan perpustakaan berinklusi sosial yang didirikan tahun 2015. Mulai tahun 2019 menjadi perpustakaan desa berinklusi sosial sebagai penerima manfaat dari Perpustakaan Nasional (Perpusna) RI.

Rencana pembangunan gedung baru Perpustakaan desa Kayu Desa telah disetujui dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Januari 2021 lalu.

Keberadaan perpustakaan desa telah menumbuhkan kegemaran membaca masyarakat desa. Ketika di masa pandemi ini menurut pengelola perpustakaan desa Kayu Besi Tika Tamala masih ada pemustaka yang datang meminjam maupum membaca buku rata-rata 20 orang lebih setiap hari. Mereka merupakan pelajar, mahasiswa dan warga lainnya.

Dokpri
Dokpri
Senentara itu pustakawan dari DKP kabupaten Bangka Yusnita menjelaskan, mulanya program perpustakaan berbasis inklusi sosial yakni adanya kegiatan Perpusnas seru pada tahun 2018 dan Perpustakaan Daerah (Perpusda) kabupaten Bangka menjalin bekerja sama dengan Perpusnas.

Mulai tahun 2019 desa Kayu Besi sebagai salah satu perpustakaan desa yang ikut serta bertransformasi dan penerima manfaat. Sudah selayaknya desa ini memiliki gedung baru yang representatif dan lebih luas dari gedung yang ada sekarang.

"Belum lagi mereka cukup aktif serta nasyarakatnya cukup antusias, didukung pula aparat desa yang akan membangun gedung sendiri karena itu kita mendorong," ungkap Yusnita yang juga Kompasianer ini.

Ditambahkan pustakawan DKP kabupaten Bangka lainnya Fitri, perpustakasn desa Kayu Besi sebagai penerima manfaat dari Petpusnas sudah menerima berbagai bantuan diantaranya buku 500 eksemplar, komputer, televisi, modem, rak buku dan lain-lain.

Sejak bertransformasi perpustakaan desa ini didukung pengelola yang tetap bersemangat untuk mengelola perpustakaan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat.

Sekdes Kayu Besi Junaidi memastikan Musrenbangdes yang dilaksanakan Januari 2021 lalu telah mebgeluarkan keputusan untuk pembangun gedung perpustakaan yang akan dilaksanakan tahun 2022.

" Kita juga menyiapkan perangkat Wifi alat khusus agar pengunjung perpustakaan bisa menikmati intetnet gratis, jadi akan segera kita pasang," ujar Junaidi.

Pemasangan peranglat wifi itu akan mulai dilakukan Selasa (16/3).

Menurut Junaidi dana desa bisa digunakan untuk pembangunan petpustakaan, sekarang tergantung pengelola perpustakaan bisa berinovasi atau tidak serta dapat mengajak masyarakat ke perpustakaan.

Lanjutan dari program Perpusnas RI untuk mendukung perpustakaan berbasis inklusi sosial pada tahun 2021 ini di kabupaten Bangka yang menjadi penerima manfaat yakni desa Balonijuk, kecamatan Merawang. Sehingga di kabupaten Bangka sudah ada 11 perpustakaan desa penerima manfaat dari Perpusnas RI.

" Jangan terus mengharap dari Perpusnas baru bertransformasi menjadi inklusi sosial tapi dapat diprogramkan desa sendiri," cetus Yusnita menimpali.

Hal yang sama diungkapkan Fitri bahwa perpustakaan berbasis inklusi sosial dapat dilakukan di setiap desa.

Kegiatan di perpustakaan dapat melibatkan instansi terkait seperti dinas pertanian untuk memberikan pencerahan kepada petani juga memanfaatkan komputer bantuan Perpusnas RI untuk belajar masyarakat dalam mengoprasionalkan komputer dan kegiatan lainnya.

Foto bersama usai dialog ruang pustaka RRI Sungailiat (dokpri)
Foto bersama usai dialog ruang pustaka RRI Sungailiat (dokpri)
Perpustakaan sudah saatnya menunjukkan keberadaannya dapat dilakukan dengan upaya promosi diantaranya melalui media sosial dan media massa lainnya. Disamping itu bersinergi dengan masyarakat, pemerintah desa dan pihak-pihak yang peduli terhadap pembangunan literasi. Pesan pustakawan Yusnita dan Fitri yang sehari-hari bertugas di Perpusda Bangka ini.

Salam literasi dari pulau Bangka.

Rustian Al Ansori

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun