Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Seratus Hari

18 September 2019   05:43 Diperbarui: 18 September 2019   06:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah seratus hari ia pergi
Menyusul kekasih hati yang telah 14 tahun mendahului
Tenang tak ada sengketa, tapi tetap ada duri yang tertinggal
Kami abaikan, anggap tak pernah mengenal
Kami telah selesaikan

Seratus hari yang kami hitung, hingga genap di pertengan September yang masih kemarau
Kekeringan yang bakal panjang, membuat orang-orang risau
Biarkan kemarau sesukanya
Kita jangan sampai bersengketa
Ini hanya waktu saja
Musim yang bejalan
Tetap ada saatnya berganti, tinggal menunggu giliran

Seratus hari yang telah dilewati
Masih ada ribuan hari berikutnya yang akan dilewati
Kita masih harus berjalan, bisa ribuan hari
Tak kan bisa dihitung dengan pasti
Waktu yang dilewati hanya memperingati
Juga mengingatkan kita bakal mati

Sungailiat, 17 September 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun