Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melupakan Pagi

21 Juli 2019   05:37 Diperbarui: 21 Juli 2019   05:41 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ini pagi? Sudah tak bisa lagi membedakan matahari setelah lama terpenjara dalam hati.  Lama tidak melihat matahari pagi,  begitu pula ketika petang. Sepanjang hari sejak dini hari hingga memasuki malam terkurung dalam sekapan permainan, ini matahari petang! Tapi telah dibantah, ini pagi! Tetap tak percaya, tunggu saja apakah meninggi? Bila tidak berarti tenggelam. Hari akan memasuki malam. 

Permainan yang telah menyita waktu, hingga menyiksa mata. Ketegangan diciptakan hingga lupa waktu yang dihabiskan dengan percuma. Telah dibuat gangguan jiwa. Telah melupakan pagi. Tak tahu lagi matahari meninggi. Jam-jam telah diikat mati. Permainan semakin membuat kecanduan hingga kegelisahan hati. Kita memang mudah dipermainkan diri sendiri. Setelah itu mencari kesalahan orang lain untuk pembenaran diri. 

Sungailiat, 21 Juli 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun