Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Rindu Kepada Kampung

14 Oktober 2018   05:37 Diperbarui: 14 Oktober 2018   05:51 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagun pagi lekaki tersenyum teringat mimpi. Keluar rumah memastikan bahwa kampung telah lama ditinggalkan pergi. Yang dilihat sedikit embun di kota yang terkena polusi. Berbeda dengan di kampung embun mengeristal besar ketika pagi.

Tembok lembab karena sedikit embun yang memagari sedang mengejek lelaki yang terusir dari kampung karena culas mulutnya.Terancam nyawanya terancam akan dikirimkan tenung yang bisa melenyapkan nyawa. Bergegas pergi menyeberang lautan yang bisa melunturkan Matras. Telah terdampar di kota gersang yang telah menjadi neraka.

Lelaki kampung di tengah kota pelarian yang menghindari kejaran mantra dukun bagian dari peradaban. Culas mulutnya ternyata masih menyimpan ketakutan. Ketika ia telah jauh dari Tuhan.

Sungailiat, 14 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun