Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Berebut Wasiat Brawijaya (e)

11 September 2019   10:39 Diperbarui: 11 September 2019   12:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lama Ki Pinunjul termenung sendiri, hingga akhirnya tanpa terasa pemuda dari Demak itu tertidur pulas.

Dalam tidurnya dia bermimpi telah didatangi oleh seorang lelaki dengan pakaian hitam-hitam. Lelaki itu berjenggot serta berkumis agak tebal, dan mengenakan tutup kepala yang berasal dari kain (Bhs. Jawa: udeng). Wajahnya terasa anggun berwibawa, namun beliau memiliki pandangan mata yang tajam menggetarkan.

"Jebeng, janganlah kau berputus asa atas cobaan yang tengah kamu terima', kata lelaki itu.

"Ma'af kiai, apakah boleh saya tahu, siapakah gerangan kiai", tanya Ki Pinunjul.

"Pada waktunya nanti jebeng akan tahu sendiri. Sekarang yang lebih penting kau harus segera menemukan benda amanat itu".

"Ma'af kiai, saya sangat bingung kemana hendak mencari ?"

Namun sesaat kemudian lelaki setengah tua itu lenyap bagai ditelan bumi. Ki Pinunjul menoleh ke kanan dan ke kiri. Tetapi tidak ada orang, justru dia justru dikejutkan oleh suara dari kejauhan yang menggema tanpa dapat disaksikan orangnya.

"Berjalanlah ke arah utara, jebeng akan menemukan dua pohon jati kembar ngeluk telu (melenggok sebanyak tiga kali). Sehabis melakukan Sholat Maghrib, di situ jebeng akan menemukan jawabannya".

Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun