Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusman: Wayang, Saat Perkemahan Rahwana Hancur Berantakan

20 Desember 2018   16:45 Diperbarui: 28 Februari 2019   14:45 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski begitu tidak sedikit pula diantara para raksasa yang tidak sempat menyelamatkan diri, mati hanyut dilanda air bah. 

Kejadian tersebut menimbulkan kemarahan Rahwana. la segera meminta pamannya didampingi abdi kesayangannya Ditya Kala Maricha, untuk segera mencari penyebab banjir bandang itu.
Maka dalam waktu tak lama Kala Maricha telah kembali menghadap. 

Ia melaporkan bahwa yang menyebabkan luapan air sungai dan menghancurkan pesanggrahan adalah ulah Prabu Arjunasasrabahu. Raja Maespati itu telah bertiwikrama menjadi raksasa yang sangat besar dan tidur melintang di muara sungai.

"Paman patih, siapa sebenarnya raja Maespati itu?" tanya Rahwana sambil menggeram.

"E..e..e.., ngger anak prabu, sebaiknya kita mengalah. Arjunasasrabahu itu raja yang tiada terkalahkan, dia itu titisan bethara Wisnu yang memiliki kesaktian luar biasa, ngger?"

"Apa paman Prahasta meragukan kemampuanku?"

"Oo.. sama sekali tidak ngger. Kaupun adalah raja muda yang sangat sakti pula. Tapi untuk sementara kita mengalah saja, anakku."

"Heem.., ternyata paman adalah pembual belaka. Bukankah paman sendiri tahu, dewa Syiwa telah menjanjikan tak ada satupun manusia yang mampu membinasakan aku."

"Tapi ngger, ia itu Wisnu. Coba lihat, sungaipun bisa ia bendung hanya dengan tubuhnya dan tangannya yang tak terbilang jumlahnya."

Sejenak Rahwana terdiam. Agaknya raja Alengka ini berpikir pula tentang kperingatan pamannya itu. Tapi bukan Rahwana namanya kalau mudah menyerah.

Dengan sedikit menggeram raksasa itu berkata: "Siapkan pasukan yang tersisa paman. Aku ingin raja itu membayar atas semua prajuritku yang mati keterjang air bah itu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun