JENIS pekerjaan apakah yang telah banyak menginspirasi lahirnya lagu ? Kiranya tak salah bila kita jawab, petani. Mengapa petani ?! Petani sebagai jenis pekerjaan kerakyatan yang boleh dikata paling tua yang tetap bertahan sampai sekarang bahkan sampai kapanpun kelak. Mengapa ? Â Terlepas dari teknik pertanian yang modern atau tradisional, bidang pertanian ini merupakan pondasi utama dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok, yaitu masalah p a n g a n.
Dan pekerjaan kerakyatan yang penuh dengan " kemesraan " terhadap alam, ya petani ini. Jenis pekerjaan " purba " berburu dan meramu, memang sangat " lengket " dengan alam, tapi hanya sebatas memanfaatkan alam saja. Dan dua jenis pekerjaan tersebut kini juga tinggal cerita saja. Atau memang ada sedikit tersisa bagi masyarakat bersahaja di pedalaman hutan belantara.
Sedang pekerjaan petani, bersifat mengolah alam untuk menghasilkan. Jadi bersifat produktif. Terlebih dalam berinteraksi dengan alam ini, mulai dari proses mengolah tanah dan memanen hasil, penuh dengan cinta kasih dan kebersamaan. Dan hal tersebut dapat kita nikmati dalam lagu-lagu yang bertemakan  petani.
Ani-ani yang riang
DARI semenjak kita usia anak-anak, kita sudah dikenalkan dengan suasana yang menggembirakan dalam kehidupan petani, yaitu saat panen padi tiba. Penulis ingat betul, saat di SD dulu, kelas tiga, mulai dikenalkan lagu potong padi oleh ibu guru :
Waktu potong padi
Ditengah sawah
Sambil bernyayi
Riuh rendah
Memotong padi
sambil bersuka
tolonglah kami
besam-sama
potong padi ramai-rama di sawah
ani-ani dikerjakan semua
jika sudah waktunya
mari kita pulang ke rumah
potong padi ramai-rama di sawah
ani-ani dikerjakan semua
jika sudah waktunya
mari kita pulang ke rumah
Coba kita perhaikan bagia Reff; " potong padi ramai-ramai di sawah / ani-ani dikerjakan semua " . Nah, kata " ani-ani ", mungkin bagi anak jaman " now " tidak nyambung. Apa itu ani-ani ? Ani-ani adalah jenis alat potong padi tradisinal dan unik. Terbuat dari bilah papan kayu  yang tipis, bertangkai "  carang"  bambu kayak seruling, dan ada logam pemotong. Cara memakainya digenggam, kemudian jari-jari tangan kita bergerak meraih tangkai-tangkai padi untuk dipotong atau dipetik.
Memotong padi dengan menggunakan alat ani-ani terkesan lembut dan enjoy banget, kayak menari gerakannya. Tangkai pohon padi yang bergoyang-goyang ditiup angin, ( jaman dahulu, pohon padinya umumnya tinggi-tinggi ) dan tangan kita yang menggenggam ani-ani harus lincah menangkap dan meracik memotongnya, kemudian disatukan ditanga yang satunya, begitu berulang-ulang dengan penuh keriangan. Maka lahirlah lagu Potong Padi
Siapakah pencipta lagu tersebut ? Waktu anak-anank dulu tahunya ya cuma nyanyi saja, tak tahu siapa penciptanya. Kini melalaui pencarian google, bila saya tak keliru, kalau menurut http://super-indo.blogspot.com/2015/12/lirik-lagu-waktu-potong-padi.html adalah Poniman, sedangkan kalau menurut https://brainly.co.id/tugas/53318749 adalah Ismail Marzuki. Apakah Ismail Marzuku sama dengan Poniman ? ( mungkin rekan kompasioner ada yang bisa membantu menjelaskan ). Dan itu merupakan lagu " Potong padi " yang paling tua dan bersifat resmi alias nasional, yang dinyanyikan di ruang-ruang kelas.
Beralih ke Pop
MUSIK pop, rupanya segera tanggap dengan tema petani dimusim panen tersebut. Ditengah dekade tahun 70-an, kira-kira tahun 74 -- 75, muncul terdengarlagu Potong Padi versi Pop yang dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Titik Sandhora ;
Waktu potong padi
Petani bersenang hati
Karena saat itu
Lumbung penuh kagi
Lihatlah di sana
Sawah luas terbentang
Padi pun menguning
Petani berdendang
Indah dipagi hari
Burung pun berkicau
Trilililili lilili
Berterbangan di atas sawah
Waktu potong padi
Petani berduyun duyun
Sambil bernyanyi nyanyi
Sangat senang di hati
Music :
Indah dipagi hari
Burung pun berkicau
Trilililili lilili
Berterbangan di atas sawah
Waktu potong padi
Petani berduyun duyun
Sambil bernyanyi nyanyi
Sangat senang di hati
(Sumber ;http://hatinusantara7.blogspot.com/2019/06/titik-sandhora-potong-padi.html )
Lirik lagu tersebut menggambarkan keriangan dan optimisme dengan penuh kebahagiaan yang membuncah ;  waktu potong padi/ petani bersenang hati/ karenasaat itu/ lumbung penuh lagi dan bait  kedua ;lihatlah disana/ sawah luas terbentang/ padipun menguning / petani berdendang. Sayang, penulis belum mendapatkan info, siapa pencipta lagu tersebut senearnya ?
Koes Plus ; Sosiolog Petani
TAK BERAPA lama berselang, setelah Titik Sandhora membuka pintu pop untuk lagu tema potong padi, grup musik papan atas kala itu, Koes Plus, tampil melantunkan lagu " Pak Tani " dalam album " Pop Jawa ". Lagunya diciptakan dan dinyanyikan sendiri oleh ( almarhum )Mury ;
Ayem tentrem ing desane pak tani
Urip rukun bebarengan
Mbangun desa sak kancane pak tani
Nyambut gawe tanpa pamrih
Wayah esuk wis padha nggiring sapine
Rame-rame nggarap sawah lan kebone
Pancen luhur bebudane pak tani
Kena kanggo patuladhan
Nyambung urip sak anane pak tani
Jujur tindak lan lakune
(sumber : https://www.wowkeren.com/lirik/lagu/koes_plus/pak-tani.html )
Lagu tersebut menggambarkan sosiologi kehidupan petani di desa. Suasana di desa yang " ayem tentrem " atau tenang dan damai. Rutinitas di pagi hari, kerja di sawah ladang bersama binatang ternaknya dan sikap hidup petani yang tekun bekerja dengan tulus, menerima apa adanya dengan ikhlas serta jiwa yang jujur.
Belakangan , lagu tersebut dipopulerkan kembali oleh Group Musik Neo Jibles dengan sangat apik. Soalnya, si  Mury  " palsu " Muhammad Rizal personel Neo Jibles tersebut, suaranya benar-benar mirip dengan Mury.
Franky an Jane; jiwa petani
DIAWAL tahun delapan puluhan, muncul lagu bertema petani dari penyanyi ikonik kakak beradik; Franky dan Jane Sahilatua. Dengan mengambil lirik berbentuk balada dan dalam bingkai genre musik cauntry, muncul lagu ;
Menunggu Bumi senja
Bersinar.. Surya..
Menembus.. Pagi berhembus..
Meraba.. Punggung Bumi..
Menemani.. Burung-burung Benyanyi..
huhuhuhu..huhuhuhu..
Dan terdengar kecipak cangkul
Yang mengawali bayu hidup
Sehari..
Panasnya.. Surya..
Membakar.. Kulit petani..
Merapuh bunga berkembang
Seribu mawar mekar di halaman
Berayun..ayun di cangkul petani
Berayun..ayun di cangkul petani
Yang menantang matahari
Dengan peluh dan sorot mata
Yang berseri
Akrab dan mesranya
Gunung dan para pekerja
Riang mengolah ladang
Tersenyum telanjang dada
Menunggu.. Bumi senja
Menunggu.. Bumi senja
Tegap dan gagah
Menuju arena
Kidung sehari
Diatas pundaknya
Mengalun..
Dalam semesta..
( sumber : http://frankynjane.blogspot.com/2013/12/lirik-lagu-menunggu-bumi-senja-franky.html )
   Lihatlah, betapa gigihnya , Franky -- Jane " bekerja " tanpa lelah, mulai dari " bersinar, surya / menembus pagi berembun / merambah punggung bumi " sampai " senja menjemput bumi " dan  " dengan peluh dan sorot mata yang berseri ". Pendek kata dengan jiwa penuh gairah petani bekerja mengolah tanahnya. Sehingga, saat yang membahagiakan pun tiba ;
Panen Telah Datang
Sekumpul petani di sawah
Sedang memetik padi
Kadang berdiri kadang membungkuk
Memakai topi lebar
Keringat jatuh kaki berlumpur
Mereka memetik terus
Karena seribu padi yang kuning
Menanti untuk disentuh
Burung bangau terbang bering
Gembira melihat ke bawah
Anak desa telanjang dada
Duduk dipersimpangan etak sawah
Sambil bemain, harmonika
( sumber; dok kaset pribadi )
Lihatlah, pada bait kedua, bagi yang pernah bekerja di sawah memanen padi, akan bisa merasakan benar suasana seperti itu. Gambar kata yang sangat riil namun tanpa kehilangan kepuitisannya. Dari lirik-lirik lagu -- lagu tersebut, kita bisa menagkap keringan dunia petani dalam bekerja mengolah tanah kesehariannya.