Mohon tunggu...
Yadi Mulyadi
Yadi Mulyadi Mohon Tunggu... Dosen - Arkeolog

Arkeolog dari Bandung tinggal di Makassar dan mengajar di Departemen Arkeologi Universitas Hasanuddin Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Stadion Mattoanging sebagai Landmark Kota Makassar

23 Juli 2020   07:35 Diperbarui: 23 Juli 2020   07:47 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membicarakan masa lalu, tidak hanya membincang mengenai peristiwa yang telah terjadi namun juga terkait dengan tinggalan budaya material yang menjadi penanda atau bukti bahwa peristiwa itu pernah terjadi di masa lalu. 

Peristiwa yang terjadi di masa lalu seiring perjalanan waktu dapat terlupakan oleh masyarakat, namun ada juga peristiwa di masa lalu yang terus dikenang bahkan diperingati sampai sekarang. Bahkan, untuk memperingati pentingnya sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu, dibuat sebuah bangunan atau tugu peringatan di lokasi yang menjadi tempat peristiwa penting itu terjadi di masa lalu. 

Misalnya di Makassar terdapat Tugu Pahlawan Indonesia yang letaknya persis di depan Benteng Rotterdam. Lokasi tersebut merupakan tempat pendaratan pasukan TNI, usai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 1949. 

Tugu atau monumen itu sendiri dibangun pada 1951, di masa Kolonel Inf. Gatot Subroto menjabat Panglima Teritorium Indonesia Timur, dengan tujuan untuk mengenang pertempuran antara TNI dengan tentara KNIL/NICA pada 27 hingga 29 Desember 1949. Pada 12 September 2003, atau di masa Amiruddin Maula menjabat walikota Makassar, tugu itu sempat direnovasi dan direvitalisasi[1]. Namun kini, tugas bersejarah itu sepertinya mulai dilupakan, terjepit diantara bangunan baru.

Namun ada juga bangunan atau tempat menjadi bernilai sejarah dan selalu dikenang oleh masyarakat karena bangunan atau lokasi tersebut menjadi tempat terjadinya peristiwa penting di masa lalu. Ingatan masyarakat terkait peristiwa penting itu yang menjadi memori kolektif yang melekat kuat. Hal inilah yang terjadi pada Stadion Mattoanging yang merupakan landmark atau penanda Kota Makassar. 

Stadion Mattoanging baik sebagai bangunan maupun lokasi memiliki nilai kesejarahan bukan hanya Makassar tetapi Indonesia. Leni Pone dalam artikelnya yang berjudul Berlomba di daerah Bergejolak: Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional IV di Kota Makassar, yang dimuat dalam Jurnal Lensa Budaya Volume 12 No. 1 Tahun 2017, memaparkan nilai penting sejarah Stadion Mattoanging. 

Dalam artikelnya itu, Leni Pone menyebutkan bahwa penyelenggaraan PON IV di Kota Makassar telah diklaim sebagai perayaan olahraga terakbar sepanjang periode tahun 1950an dimana tidak kurang dari delapan belas cabang olahraga dipertandingkan  serta  sembilan  belas  daerah  ikut  serta berlomba. 

Penyelenggaan PON IV itu dilakukan di Stadion Mattoanging yang memang dibangun pada 1955 untuk dipergunakan sebagai lokasi PON IV pada 1957. Dengan demikian dalam konteks ini terdapat dua nilai penting kesejarahan yang melekat pada Stadion Mattoanging, pertama peristiwa maupun latar belakang pembangunan Stadion Mattoanging, dan kedua pelaksanaan PON IV yang menjadi PON pertama yang dilaksanakan di luar Jawa dan Sumatera.

Di balik kedua peristiwa penting bernilai sejarah ini, terdapat makna kesejarahan maupun kebudayaan yang juga penting. Penetapan Kota Makassar sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON IV dilakukan dalam Kongres PORI (Persatun Olah Raga Republik Indonesia) di Solo. 

Sebelum kongres dilakukan oleh anggota PORI di Solo sudah ada kabar sebelumnya bahwa Kota Makassar akan ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON IV ("Dokumen Pekan Olahraga Nasional Ke III", Bintang Timur, Senin 22 Februari 1954, hlm. 3). 

Dalam proses penetapannya itu, tidak begitu saja ditetapkan, mengingat pada tahun 1950an Kota Makassar masih dalam kondisi yang tidak aman karena adanya pemberontakan, sehingga tidak semua anggota Kongres PORI setuju Kota Makassar menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON IV. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun