Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ada Angka yang Ganjil pada Survei Litbang Kompas

26 Maret 2019   08:54 Diperbarui: 26 Maret 2019   09:23 3154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin tanggal 25 Maret  saya baca-baca berita online ternyata ada 3 lembaga survey lagi yang merilis hasil survey Elektabilitas untuk Jokowi dan Prabowo.  Vox Populi, Charta dan JIS . Angka-angkanya tidak jauh berbeda dengan angka survey yang dilakukan LSI Denny JA dan SMRC. Ya saya tersenyum saja membaca sekilas.

Kelihatannya Litbang Kompas  sedang "dikeroyok"  oleh mayoritas lembaga survey. Biarlah itu urusan mereka para lembaga survey. Lagipula ketiga lembaga survey yang terakhir ini kelasnya memang dibawah dari kelas Kompas dan lainnya.

4 hari yang lalu saya membuat artikel yang membahas Teori "Surinc Passed". Bagi pembaca setia Kompasiana pastilah sudah paham. Bagi yang belum paham teori itu adalah suatu asumsi bahwa lembaga-lembaga survey kita sering melakukan kesalahan survey bila menyangkut kandidat yang merupakan Incumbent. Makanya disebut : Survey Incumbent Pasti Meleset (Surinc Passed).

Sebelum adanya teori  Surinc Passed,  dalam banyak artikel sebelumnya saya sudah katakan bahwa  angka-angka survey yang dirilis LSI, SMRC dan lain-lainnya itu sangat sulit saya terima karena saya sangat yakin untuk kontestasi seperti pilpres ini hasil akhir di KPU antara kandidat tidak akan mungkin mempunyai selisih angka 10%. 

Jadi bila dibanding hasil survey LSI, SMRC dan lainnya, Survey Litbang Kompas yang  kelihatannya  paling mendekati teori saya soal kontestasi Pilpres di Indonesia.  Saya mengatakan selisih elektabilitas maksimal tidakmungkin bisa  melebihi 10%. Sementara lembaga survey LSI, SMRC dan lainnya mengumumkan selisih Elektabilitas Jokowi dengan Prabowo di kisaran 25% dan Litbang Kompas 11,8%. Jadi  mungkin Litbang Kompas yang paling masuk akal untuk saya.

Meskipun demikian 5 hari lalu, pada saat Litbang Kompas merilis hasil surveynya, dalam hati kecil saya mengatakan  ini juga terlalu besar angka selisihnya karena seharusnya  maksimal  10%.  Saya sih percaya kemampuan Litbang Kompas, tapi jangan-jangan ada angka yang salah.

Pikiran itu datang karena pertimbangan  fenomena Surinc Passed yang ada pada gambar diatas. Coba perhatikan lagi.

Data yang ada pada Pilpres 2009, Pilwako Surabaya 2015, Pilgub DKI 2017 dan Pilgub Jateng 2018 kesemuanya memperlihatkan Hasil Survey dari setiap Petahana ternyata jauh meleset dari Hasil Final KPU/KPUD.

Survey Elektablitas untuk SBY tahun 2009 meleset sekitar 10%, Survey untuk Tri Risma 2015 meleset sekitar 8%, Survey Pilgub DKI 2017 meleset sekitar  11%  dan Survey Ganjar tahun 2018 meleset sekitar 19%.  Jangan-jangan survey Litbang Kompas ada melesetnya juga.  Akhirnya saya cermati lagi detail surveynya.

ADA ANGKA YANG ANEH PADA SURVEY LITBANG KOMPAS.

Seperti kita ketahui tanggal 20 Maret kemarin Litbang Kompas merilis hasil surveynya dengan angka Elektabilitas Jokowi --Maruf 49,2%  Prabowo-Sandi 37,4% dan Undecided Voters 13,4%.  Selisih Elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo 11,8%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun