Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kenali Oli yang Anda Gunakan atau Akibat Fatal Akan Terjadi!

12 Februari 2020   18:59 Diperbarui: 16 Februari 2020   20:42 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merek oli--rajapelumas.business.site

Musibah banjir kemarin di seputaran Jabodetabek sepertinya sangat heboh dan sempat menjadi perbincangan panas di berbagai media termasuk media sosial tentunya.

Bagaimana tidak, video-video yang beredar menunjukkan banjir yang biasanya hanya menggenangi pemukiman, kini semakin parah dengan diperlihatkannya banyak kendaraan bermotor baik roda 2 yang terendam, maupun kendaraan roda 4 yang ikut menjadi korban.

Tapi yang membuat heboh adalah ketika motor dan mobil-mobil tersebut tidak hanya terendam, tapi justru terombang ambing terbawa arus air. 

Bahkan kendaraan yang sudah di parkir di halaman pun ikut terangkat, serta beberapa terlihat "nyangkut" di pagar masing-masing rumahnya. Sudah seperti kita melihat video-video tsunami saja jadinya.
***
Sudah pasti, hal yang utama dilakukan pemilik kendaraan terdampak banjir tadi, ketika air sudah surut adalah membawa kendaraan-kendaraan tersebut ke bengkel bukan? Demi mengembalikan keadaan kendaraannya seperti sedia kala.

Biasanya, hal utama yang pertama kali disarankan bengkel ketika kendaraan tadi akan diservis selain membersihkan interior (jika kendaraan roda 4), adalah mengganti keseluruhan pelumas yang digunakan, baik itu untuk roda 2 maupun roda 4.

Sebab banjir yang merendam kendaraan tadi bukan hanya sebentar atau hanya melintasi genangan air saja, tapi berhari-hari (FYI, untuk banjir kemarin minimal 4 hari kendaraan tadi terendam dengan sukses) berada dalam air.

Nah... permasalahan baru muncul. Jika dalam kondisi normal, kita menuju bengkel resmi untuk mengganti oli antrean hanya menunggu maksimal 1-2 jam saja.

Sambil duduk manis kendaraan kita sudah selesai diganti olinya dengan oli rekomendasi pabrikan, yang biasanya merupakan oli khusus dengan merek yang sesuai dengan kendaraan yang kita gunakan, atau modifikasi merek namun masih "berbau" merek kendaraan kita juga lah pastinya.

Kalau kondisinya darurat seperti setelah banjir kemarin?Jangankan bengkel, jasa derek saja antreanya bukan main!

Ada teman yang kebetulan kena banjir dan ingin menderek mobilnya ke bengkel resmi, dapat antrean 3 hari kemudian untuk bisa terangkut.

Temen saya lalu mencoba mencari derek swasta (bukan derek dari bengkel resmi), lebih parah lagi antreannya, bahkan banyak yang angkat tangan tidak bisa menjanjikan kapan mereka bisa mengambil mobilnya untuk dibawa ke bengkel tujuan.

So? Kalau dengan kondisi seperti ini, mobil tidak bisa dibawa ke bengkel resmi, artinya kita harus membawa kendaraan tadi ke bengkel terdekat, dengan pekerjaan penggantian oli yang benar tentunya.

Dan rata-rata, di bengkel umum mereka tidak menyediakan oli-oli merek pabrikan mobil, tapi hanya menjual merek oli umum yang biasa beredar di pasaran. Kalau gitu, harus pakai oli apa dong?

PR banget kan buat yang biasa datang ke bengkel resmi, cuma menyebutkan ingin ganti oli, lalu duduk manis menunggu sampai dipanggil untuk membayar dan membawa pulang kembali kendaraan kita tadi.
***

ilustrasi bengkel resmi dan bengkel umum--Foto: kumparan.com dan lamudi.co.id
ilustrasi bengkel resmi dan bengkel umum--Foto: kumparan.com dan lamudi.co.id
Oke, jadi sebetulnya bukan masalah yang penting jika kita tidak bisa mengunjungi bengkel-bengkel resmi langganan. Toh rata-rata kita, setelah masa servis gratis ketika membeli kendaraan baru habis, pasti memilih bengkel umum lain sebagai langganan.

Alasannya ya macam-macam tentunya, ada yang merasa jika di bengkel resmi suka "dikibulin" mengenai sparepart yang belum aus/rusak tapi minta diganti yang akibatnya tagihan membengkak, ada yang alasan jauh dari lokasi tempat tinggal, ada yang alasan karena sudah langganan di bengkel umum dan punya montir pegangan, dan lain lain pokoknya mah lah.

Tapi banyak juga yang selalu setia merawat kendaraannya di bengkel resmi, yang juga punya alasan-alasan kuat untuk tidak berpaling, misalnya, kendaraan akan lebih terjaga dari banyak hal karena ditangani oleh bengkel pabrikan.

Kendaraan kita yang punya teknologi baru tidak akan jadi "kelinci percobaan" karena mekanik bengkel resmi sudah pasti mendapatkan pelatihan khusus terhadap produk baru yang akan dipasarkan.

Kita juga akan lebih merasa aman, karena perawatan bengkel resmi pasti memuaskan karena menjaga brand itu sendiri.

Kalau sudah begitu, kembali lagi ke masalah kita mengenai pelumas/oli, pengetahuan dasar ini minimal bisa menjaga kita untuk paham betul pelumas/oli seperti apa yang cocok dengan kendaraan kita, atau kebutuhan kita dalam berkendara.

Mau itu diservis di bengkel umum, maupun di bengkel resmi, tidak ada salahnya toh untuk tahu? Atau mungkin setelah kita paham, bahkan kita bisa mengganti oli sendiri di rumah, dengan pilihan oli yang tepat.
***
Yuk kita mulai...

Biasanya, selain merek utama, logo, dan tipe pasar yang ada di kemasan pelumas/oli, kita PASTI menemukan kode lain yang PASTI SAMA dengan merek oli lainnya. Kode dengan kombinasi Huruf dan Angka tadi, menunjukkan bahwa oli tadi sejenis dan memiliki kesesuain dengan kendaraan tertentu.

Tapi sebelum masuk ke situ, di pasaran ada 2 jenis oli yang beredar, yaitu pelumas mineral (oli berbahan dasar minyak bumi yang disuling untuk kemudian dijadikan pelumas) dan pelumas sintetis (oli berbahan senyawa minyak bumi yang dimodifikasi secara kimiawi di laboratorium).

Beda kedua oli ini jelas pada ketahanan panasnya. Oli sintetis yang sudah dimodifikasi ini lebih baik daripada oli mineral, karena sudah diujicobakan pada suhu yang lebih rendah, tahan dingin dan panas sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran maupun pembekuan pelumas pada kendaraan.

Membedakan oli jenis ini, biasanya sudah tertulis di kemasan apakah ia natural oil atau synthetic oil. Kita tinggal periksa saja dengan mudah saat membeli.

Kembali ke huruf dan angka yang ada di kemasan oli. Saya disini tidak akan memberikan contoh kombinasi huruf dan angka tadi, tapi langsung ke beberapa kemungkinan munculnya huruf atau angka saja. 

Jadi kita tinggal melihat dan mencocokkan agar nantinya akan paham sendiri mana oli yang cocok atau terbaik untuk kendaraan kita.

1. SAE
SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers. SAE adalah badan internasional yang menjelaskan tingkat kekentalan oli dan juga menunjukkan kemampuan oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin serta lingkungan.

Semakin kecil angka indeks SAE, oli juga akan semakin cair. Sebaliknya, jika angka indeks SAE besar, oli akan semakin kental. Angka indeks SAE yang kecil biasanya digunakan pada daerah dengan suhu dingin atau bersalju, seperti di negara-negara Eropa.

Ada huruf W yang biasanya tertulis pada kode SAE, yang berarti "Winter". Kode angka yang mengiringnya biasanya adalah 0, 5, 10, 15, 25 dan kode yang ada di belakangnya biasanya 30, 40, 50.

Angka didepan huruf W berati oli bekerja bisa bekerja efektif sampai -5 derajat celcius (jika angka 5), -10 derajat celcius (jika angka10), dst. Dan angka setelah tanda "-" berarti tingkat kekentalan oli pada saat mesin bekerja/ panas, semakin tinggi angka berarti semakin kental pelumas tersebut.

2. API
API adalah singkatan dari American Petrolium Institute. Ia merupakan kode sertifikasi terhadap kualitas oli yang berguna sebagai standarisasi oli di dunia. API merupakan lembaga penguji dan pemeriksa kualitas oli yang dipakai di negara-negara Eropa serta Amerika.

API memiliki kode berbeda pada mesin bensin dan diesel. Pada mesin bensin, API dimulai dengan huruf S, sedangkan diesel dimulai dengan huruf C.
Biasanya, kode oli yang tertera pada mesin bensin adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ, SL, SM, SN, dst. Sedangkan pada mesin diesel, kode yang mengikuti huruf C adalah CA, CB, CC, CD, dst.

Kode huruf ke-2 pada mesin bensin (S) menunjukkan urutan perjalanan saja, jadi makin mendekati huruf Z, berarti memiliki teknologi terbaru.

Biasanya, kita tinggal mengikuti saja huruf ke-2 tadi keluar saat pembuatan kendaraan kita atau tidak untuk menunjukkan kesesuaiannya...bila menggunakan mobil tua, ambillah kode dengan huruf A, B, atau C untuk tahun tahun kendaraan sebelum 1970-an.

Sedangkan kode huruf ke-2 untuk mesin diesel (D), menunjukkan semakin mendekati huruf Z, berarti oli cocok digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat.

3. JASO
JASO adalah singkatan dari Japan Automobile Standard Organization. jika menemukan oli dengan kode JASO berarti oli tadi sudah di test oleh asosiasi ini sebelum dilempar ke pasaran.

Biasanya, JASO dipakai untuk standar oli kendaraan roda 2. Tertuli JASO-MA itu kode buat motor kopling basah sedangkan JASO-MB buat kopling kering.

Jadi untuk bebek/sport yang menganut kopling basah, tentu pilih yang JASO MA, sedangkan yg motornya Matic, pilih oli yg JASO MB. Jangan salah yah...

4. ILSAC
ILSAC adalah singkatan dari International Lubricant Standardization and Approval Commitee. ILSAC merupakan standarisasi oli yang digunakan untuk mobil-mobil di Amerika dan Jepang.

Lalu, ILSAC juga biasanya diikuti oleh kode GF-5. Kode ini merupakan parameter uji dari oli tersebut, seperti uji fuel economy environment, simulasi deposit ruang bakar, piston, dan lain-lain.
***
Beres mengenal itu semua, sekali lagi harus kita ingat sebenarnya apa yang harus dilakukan sebagai dasar mengenal kendaraan yang kita miliki untuk merawatnya agar lebih aman, nyaman, kita kendarai.

Pertama, cek buku panduan yang diberikan saat kita membeli kendaraan tadi. disitu pasti dicantumkan jenis oli apa yang cocok. Kalau buku tadi tidak ada, mungkin bisa browsing atau mencoba bertanya di komunitas/ grup kendaraan kita yang sejenis.

Kedua, piling bengkel/ montir kepercayaan kita. Ditangannyalah, kendaraan kita akan betul-betul terawat, tanpa harus repot mengecek ini itu sendiri.
Ketiga, hindari pemakaian yang diluar kewajaran. Setiap kendaraan memiliki jenis dan treatment berbeda, perhatikan itu agar pemakaian oli juga bisa maksimal.

Keempat, perhatikan juga musim/cuaca yang sedang berlangsung saat penggunaan kendaraan. Cuaca/ musim juga berpengaruh pada keefektifan oli untuk bekerja.

Nah, selain itu.. harus diingat biasanya oli memiliki daya jelajah efektifnya. Ingat kan kalau kita ganti oli, biasanya suka diberikan info/ gantungan karton yang menunjukkan pada kilometer ke berapa kita harus kembali untuk mengganti oli?.

Pokoknya, hal ini juga harus jadi pertimbangan, bahwa di kota-kota besar di Indonesia ini sudah mulai sering terjadi yang namanya MACET atau TRAFFIC JAM, so, sebaiknya jagan juga selalu berpatokan dengan jumlah kilometer, tapi pertimbangkan juga lamanya kendaraan tersebut bekerja. 

Untuk amannya kurangi saja 20% dari kilometer tadi untuk kita kembali mengganti pelumas yang segar, karena oli tetap terpakai saat mesin terus menyala walau mobil tidak bergerak jika terkena macet.

Oli mobil terbaik adalah elemen penting dari mesin karena menjaga bagian-bagiannya terlumasi. Memindahkan bagian logam yang saling bergesekan tanpa pelumasan dapat menghasilkan panas dan pembakaran berlebih yang dapat merusak mesin. Menggunakan minyak yang salah dapat membuat bagian-bagian ini rentan terhadap oksidasi dan keausan prematur.

sumber : wikipedia, www.pqiamerica.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun