Suatu negara boleh bermegah dalam sesuatu prestasi yang diraihnya, dalam bidang apa pun, seumpama dalam pendapatan per kapita nya yang tinggi, dalam bidang olahraga, dalam kekayaan kebudayaannya, dan sebagainya.
Suatu negara juga bisa murung karena kalah dalam kompetisi dengan negara lainnya. Terkait dengan hal tersebut, Timor Leste (dahulu Timor Timur) sebuah negara bayi, murung karena rilis UNDP (United Nations Development Programme) terbaru menempatkan negara itu di urutan ke 152 dari 163 negara termiskin di dunia.
Sedangkan Global Hunger Index menempatkan Timor Leste sebagai negara terlapar kedua di dunia setelah Chad di Afrika Tengah. Dalam Indeks Pembangunan, Timor Leste juga berada di urutan ke 133.
Kendati demikian negara yang mempunyai sejarah panjang dengan Indonesia itu tidaklah kalah di Asia Tenggara. Seperti diketahui, Timor Leste masuk menjadi anggota ASEAN pada tahun 2011, mereka menjadi negara ke 11 Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara tersebut.
Ternyata di ASEAN, Bumi Lorosae lebih baik dari dua negara 11 anggota ASEAN lainnya dalam hal PDB (Produk Domestik Bruto). PDB Bumi Lorosae adalah $2.435. Â Unggul dari Myanmar sebagai negara termiskin di ASEAN dengan $1.298, dan Kamboja dengan $1.509.
Negara ternakmur di ASEAN (data World Atlas 2019) adalah Singapura dengan PDB $64.041. Sedangkan di urutan ke 2 adalah Kerajaan Brunei Darussalam dengan PDB $32.414. Negara Jiran Malaysia di urutan ke 3 dengan PDB $10.942. Di urutan selanjutnya (ke 4) diduduki oleh Thailand dengan PDB $7.187.Â
Lantas di manakah posisi Indonesia di ASEAN ini?
Indonesia ternyata ditempatkan di urutan ke 5 negara terkaya di Asia Tenggara. Negara kita mempunyai PDB sebesar $3.870. Posisi selanjutnya negara terkaya di Asia Tenggara adalah Filipina (ke 6) dengan PDB $3.103, Laos (ke 7) dengan PDB $2.720, dan Vietnam (ke 8) dengan PDB $2.551.
Sejarah panjang suatu negara setidaknya mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu negara. Dahulunya Asia Tenggara sangat ramai menjadi persinggahan bangsa-bangsa dari Eropa. Semula mereka ke wilayah itu bertujuan untuk berdagang. Akan tetapi sikap mereka lantas berubah menjadi imperialis.
Sikap itu setidaknya menjadi trauma tersendiri di negara-negara kolonialisme mereka. Jika Malaysia, Singapura dipengaruhi Inggris, Indonesia terkait erat dengan Belanda. Vietnam dengan Perancis, Filipina dengan Spanyol, dan sebagainya.
Hanya sedikit keuntungan perdagangan komoditas yang diperoleh penduduk asli dari praktik-praktik perniagaan yang diatur Bangsa-bangsa dari Benua Biru itu.
