Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Lupakan Medsos untuk Hidup yang Berkualitas dan Produktif

10 Januari 2022   20:25 Diperbarui: 14 Januari 2022   21:49 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan sosmed | Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com

Rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakses internet penduduk Indonesia | Sumber: We Are Social & Hootsuite 
Rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakses internet penduduk Indonesia | Sumber: We Are Social & Hootsuite 

Dari total waktu yang digunakan untuk mengakses internet di atas paling banyak dihabiskan untuk mengakses media sosial (medsos) yaitu sebanyak tiga jam 14 menit atau sekitar 37 persen.

Jadi bila media sosial dihilangkan atau tidak diakses sama sekali maka waktu yang digunakan untuk mengakses internet akan berkurang 37 persen, sebuah angka yang cukup signifikan.

Pertanyaannya adalah apakah kita bisa meninggalkan atau melupakan media sosial sama sekali?

Berdasarkan penelitian tersebut jenis media sosial yang paling banyak diakses adalah WhatsApp kemudian Facebook, Instagram dan Twitter.

WhatsApp lebih banyak digunakan sebagai media berkirim pesan dan untuk berkomunikasi secara digital sehari-hari dan jarang digunakan sebagai media sosial, biasanya hanya digunakan untuk update status.

Facebook dan Instagram keduanya digunakan sebagai aktivitas medsos secara penuh, interaksi di kedua aplikasi ini sangat intens dan aktif. Oleh karena itu banyak yang memanfaatkannya sebagai media untuk berjualan dan mengemukakan pendapat atau berdebat.

Seringkali apa yang kita lakukan di medsos kontra produktif contohnya kita sering terprovokasi atau terbawa emosi bila ada yang melontarkan pendapat yang seenaknya atau tidak benar atau mungkin ada perdebatan yang tidak masuk akal.

Meskipun kita bisa menahan diri untuk tidak ikut nimbrung atau menanggapi, namun dampaknya terhadap kondisi emosi atau mental kita tetap ada, mood kita jadi kacau, kita jadi geram dan jengkel karena antara ingin membalas atau mendiamkannya.

Terkadang medsos juga menjadi ajang "pamer" keberhasilan seseorang, untuk cari perhatian, pencitraan dan kegiatan sejenis yang tidak ada faedahnya untu kita ketahui namun menghabiskan waktu kita.

Jadi bila kita bisa "melupakan" medsos, maka bukan hanya mencegah pemborosan waktu, namun juga dapat menjaga kesehatan mental dan emosi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun