Mohon tunggu...
novilia permatasari
novilia permatasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru swasta di sebuah Madrasah Aliyah di kota saya. Saya juga seorang Ibu yang memiliki hobi menulis, terutama novel fiksi dan juga cerpen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ayo Menggulakan Matematika untuk Anak Didik yang Lebih Berkualitas

29 Maret 2024   20:33 Diperbarui: 29 Maret 2024   20:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Matematika itu sulit." "Saya tidak menyukai matematika." "Untuk apa sih kita harus belajar matematika? Materinya saja tidak jelas, apalagi buat keseharian. Tidak berguna." "Ahh, kenapa harus ada matematika di muka bumi ini?" Kalimat-kalimat tersebut adalah segelumit kalimat yang biasa siswa lontarkan saat belajar matematika. Bagi mereka matematika adalah sebuah beban mental yang pasti akan membawa kesulitan. Bahkan mendoakan agar guru matematika sakit, selalu menjadi list doa sehari-hari bagi mereka.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi merilis hasil study PISA 2022 pada laman https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2023/12/peringkat-indonesia-pada-pisa-2022-naik-56-posisi-dibanding-2018, menunjukkan peringkat hasil belajar literasi matematika naik 5 posisi  dari tahun 2018. Namun meskipun demikian, peringkat Indonesia dalam hal literasi matematika masih tergolong rendah dibandingkan negara lain.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Sementara matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat penting dalam kehidupan. Secara tidak langsung, belajar matematika mampu meningkatkan kemampuan berfikir logis. Yang mana kemampuan ini mampu membantu kita dalam menganalisis dan mengidentifikasi suatu masalah. Selain itu belajar matematika juga mampu melatih kita untuk berfikir kritis dan juga sistematis. Yang pastinya dari semua hal tersebut akan sangat membantu kita dalam memecahkan suatu masalah yang sedang kita hadapi. Itulah mengapa pelajaran matematika selalu ada di setiap jenjang pendidikan. Selain untuk syarat program pendidikan itu sendiri.

Hal di atas hanyalah fungsi tidak langsung dari kita terbiasa belajar matematika. Saat melakukan tes penerimaan mahasiswa, tes calon pegawai negeri sipil, tes di perusahaan BUMN, bahkan tes di perusahaan swasta, mereka mewajibkan calon pegawai untuk melakukan tes yang salah satunya adalah matematika. Yang mungkin ada perubahan nama dalam pelaksanaannya, namun tetap saja konsep matematika yang digunakan.  Karena matematika merupakan akar dari ilmu pengetahuan. Logika matematika digunakan pada setiap lini pengetahuan.

Miris rasanya saat menjumpai anak yang masih sekolah tingkat dasar sudah membenci matematika. Padahal di usia dasar ini, merupakan titik awal dari proses menyukai dan mencintai matematika. Menilik betapa pentingnya matematika dalam kehidupan mereka nantinya. Dan lebih dari itu, bahkan yang lebih parah, banyak sekali siswa di kelas menengah yang masih belum memehami konsep dasar matematika. Operasi-operasi dasar, seperti operasi biner dua buah bilangan bulat, aljabar sederhana, mereka masih belum menguasi.

Lantas bagaimana mereka mampu untuk menyerap konsep matematika yang lebih tinggi jika kemampuan dasar pun masih belum menguasi? Padahal seharusnya di usia kelas menengah, mereka diharapkan sudah mempu mengaplikasikan konsep matematika yang mereka pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Mereka diharapkan mampu untuk menganalisis masalah dan menyelesaikannya dengan kritis dan sistematis.

Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai pendidik untuk merubah hal tersebut? Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah memulainya dari tingkat dasar. Kenalkan kepada mereka tentang indahnya matematika. Buat matematika semenyenangkan mungkin, buat para siswa nyaman dan bahagia belajar matematika. Cari model dan juga metode belajar yang sesuai dengan kriteria dan latar belakang mereka. Jadikan matematika menjadi menu favorit sehari-hari bagi mereka. Jangan hanya terpaku pada hasil akhir, tapi kawallah proses mereka dalam belajar matematika. Sehingga pada usia ini, mereka telah mengenal matematika dan bahkan mencintai matematika.

Berikutnya diusia kelas menengah, dimana usia ini menjadi faktor penentu. Pada usia kelas menengah, mereka sudah mulai memahami bakat dan minat masing-masing. Jangan paksa mereka untuk mendapatkan nilai matematika yang bagus! Tapi bantu mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah tentang matematika, terutama masalah kontekstual. Ajarkan mereka bagaimana konsep belajar dengan cara berfikir kritis, logis, dan sitematis. Lakukan secara terus menerus dengan tetap memperhatikan bakat minat dan juga latar belakang mereka. Sehingga cara berfikir seperti itu tanpa mereka sadari akan menjadi kebiasaan dan pastinya akan berpengaruh bagi kehidupan mereka juga.

Tanpa disadari tujuan dari belajar matematika telah mereka dapatkan. Karena kembali lagi, tujuan utama dari belajar matematika adalah meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Bukan melulu tentang nilai ujian.

Tidak seperti ilmu pengetahuan yang lain, yang bisa terlihat langsung kegunaannya di kehidupan sehari-hari. Matematika ibarat gula yang dimasukkan ke dalam air panas dan ditambahkan dengan teh. Semua orang menyebut campuran tersebut bernama teh. Begitu juga dengan gula yang dicampur dengan kopi, tidak ada yang menyebutnya sebagai gula, dia akan berubah nama menjadi kopi. Seperti itulah, matematika memang tidak terlihat, tapi dia adalah penyempurna dari setiap ilmu pengetahuan. Jadi, marilah kita gulakan matematika untuk anak-anak didik yang lebih berkualitas!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun