Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ramadhan, Saatnya Memulihkan Kesehatan Mental Untuk Cahaya Terang

13 Maret 2025   09:21 Diperbarui: 13 Maret 2025   09:39 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Ramadhan (sehatnyanegeriku.kemkes.go.id).  

Nurul Adiningtyas, M. Psi, seorang psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI), yang bertugas di RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina) angkat bicara mengenai kesehatan mental. 

Tentang kondisi itu, Nurul menekankan pentingnya mengenali pemicu yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan. 

"Lihat pemicunya dulu, apakah trigger depresi, stres, atau kecemasan," kata Nurul. 

Apabila mengetahui pemicunya, maka seseorang sebisa mungkin agar menghindari diri darinya

Di Ramadhan, dia menambahkan bahwa puasa tidaklah membebani bagi individu yang membutuhkan pengobatan rutin. 

Nurul menjelaskan salah satu cara untuk mengatasi masalah itu adalah dengan menulis. 

Beliau mengatakan menulis dapat membantu seseorang untuk lebih memahami dan mengelola perasaan mereka. 

Menulis menjadi jalan pintas dimana ada anggapan di dalam masyarakat bahwa wanita tidak boleh marah, dan laki-laki tidak boleh nangis. 

Di bulan Ramadhan ini, beliau menyarankan masyarakat untuk membuat daftar tugas (checklist), apa yang harus dilakukan dalam beribadah untuk menjaga kesehatan mental. 

Puasa selain menahan lapar, haus, serta nafsu yang mana aktivitas itu bisa tubuh menyehatkan organ-organ, mengontrol gula darah, hingga menurunkan berat badan. 

Menariknya lagi, ada beberapa fungsi daripada berpuasa di bulan Ramadhan ini. 

1. Menjauhkan diri dari kebiasaan buruk

Berpuasa di bulan Ramadhan berfaedah untuk mengingatkan agar kita meningkatkan akhlak serta kebiasaan yang baik. 

Puasa di bulan Ramadhan melatih kita untuk tidak bernafsu, berkelahi, berdebat, atau marah. 

2. Meningkatkan memori

Dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, disebutkan mengatur jam makan dalam berpuasa dapat meningkatkan daya ingat. 

Dalam studi itu, ditemukan daya ingat seseorang mengalami peningkatan secara signifikan. 

3. Meningkatkan suasana hati

Studi tahun 2018 menemukan puasa intermiten dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan depresi. 

Journal of Nutrition Health and Aging melaporkan setelah menempuh puasa intermiten, peserta studi melaporkan telah terjadi perubahan suasana hati yang membaik. 

Selain itu mereka juga merasakan penurunan kebingungan, kemarahan, dan ketegangan. 

4. Mengurangi stres

Psikiater sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Psikiatri FK UMM UGM dalam laporannya di Discovering the Advantages of Fasting for Mental Health melaporkan bahwa puasa mempunyai efek langsung dalam menghilangkan stres.

Saat puasa, seseorang membuat jadwal makan.

Konsumsi makanan yang diatur juga mempengaruhi cara berpikir yang lebih baik. 

Demikianlah, betapa Ramadhan selain menurunkan kadar lemak dan kolesterol, juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun