Mohon tunggu...
Rudi Darma
Rudi Darma Mohon Tunggu... Administrasi - pemuda senang berkarya

pemuda yang menjadi dirinya di kampung halaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maulid Nabi dan Semangat Perbaikan Akhlak

22 November 2018   19:37 Diperbarui: 22 November 2018   19:56 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: bincangsyariah.com

Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 20 April 571 Masehi. Kelahiran beliau menjadi rahmat bagi seluruh alam dan setelah beliau diangkat menjadi Rasul, beliau bertugas memperbaiki akhlak umat manusia. Sebagaimana hadist nabi Muhammad, "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak." Maka dari itu tak heran apabila umat Islam merayakan hari lahir Rasulullah sebagai bentuk rasa cinta dan syukur.

Di Indonesia, peringatan maulid nabi dirayakan dengan tradisi yang berbeda-beda, namun tujuannya tetaplah sama yakni mempelajari sejarah hidup beliau sebagai upaya melakukan perbaikan  akhlak yang sesuai ajaran Islam. 

Syekh Abdul Hamid Al-Khatib dalam kitab Asmar Risalat Nabi Muhammad SAW, menulis riwayat bahwa Rasulullah adalah sosok yang patut dijadikan teladan bagi generasi ke generasi.  Beliau adalah teladan terbaik, utamanya dalam hal menjaga persatuan, perdamaian, dan persaudaraan.

Peringatan maulid nabi adalah momentum umat Islam untuk mengembangkan hidup damai dan harmonis, sehingga tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan yang dapat merusak persaudaraan. Tak boleh lagi ada peristiwa yang menciderai visi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. 

Apabila kita kembali membaca sejarah tentang seorang perempuan yang taat beragama namun mendapatkan siksa di akhirat karena menyiksa seekor kucing, kemudian adapula seorang wanita yang kurang baik akhlaknya namun mendapatkan kemuliaan karena menolong seekor anjing yang kehausan. 

Cerita ini memberi pelajaran bahwa perikebinatangan atau peduli terhadap binatang saja mendapatkan nilai yang begitu mulia dalam Islam, apalagi jika kita menjunjung tinggi perikemanusiaan.

Alangkah memilukan hati ketika kita mendengar berita bahwa telah terjadi aksi bom bunuh diri dalam perayaan maulid nabi Muhammad di Kabul, Afganistan hingga mengakibatkan 50 orang tewas. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas aksi bom bunuh diri tersebut. 

Siapapun pelakunya, sungguh tindakan ini menciderai keagungan Rasulullah dan Islam. Agama yang mulia ini tidak pernah mengajarkan perilaku yang demikian. Rasulullah adalah sosok lemah lembut dan pengasih kepada siapapun, beliau menjunjung tinggi penghormatan kepada sesama manusia.

 Oleh karena itu, peringatan maulid nabi Muhammad 1440 H ini hendaknya kita jadikan langkah awal untuk kembali mencintai Rasulullah. 

Cinta dalam artian mengikuti apa yang diajarkan oleh beliau, agar kelak di akhirat kita dapat berkumpul dengan sosok agung yang kita cintai, nabi Muhammad SAW. 

Maulid nabi menjadi sarana kita untuk menjaga dan merawat kesatuan bangsa dengan menjaga perdamaian dan persaudaraan di antara masyarakat, mengingat kemerdekaan bangsa Indonesia diraih dengan perjuangan dan pengorbanan seluruh rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun