Mohon tunggu...
RUDI HARTANTO
RUDI HARTANTO Mohon Tunggu... -

Masih mencari bentuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seorang Pawang Pengusir Hujan

4 Januari 2012   11:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:20 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1325677816241533473

" Jadi jelas khan maksud ane. Kalau kampung kita ga hujan selama 5 hari maka itu bukan kesalahan ane. Itu salah orang yang ga mau membaca dengan jelas sebuah kartu nama. Main seruduk aja. Yang dipikirin hanya kesenangan ma duitnye aje hahahahha... Udahlah kalian semua pada pulang " nasehat Haji Sarkam kepada para tetangganya.

" Trus pegimane dengan hujannya Kam " teriak beberapa orang tetangganya.

" Yang penting kalian pulang, bentar lagi mau Maghrib. Siapa tahu setelah kalian sholat Maghrib, hujan turun dengan riangnya seperti riangnya kalian mendapatkan durian runtuh hahahha "

Tanpa dikomando, satu per satu tetangga Haji Sarkam pulang ke rumah masing-masing termasuk Budin sang penggosip. Dan tanpa dinyana, setelah Maghrib, hujan turun dengan derasnya seperti menghapus dahaga orang yang sedang kehausan. Haji Sarkampun tersenyum renyah pada malam itu. Pahami dulu sebelum mengambil dan melaksanakan sebuah keputusan

[caption id="attachment_161206" align="aligncenter" width="481" caption="sugengrahayu.tumblr.com"]

1325677816241533473
1325677816241533473
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun