Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Memahami Makna Sejak Dini : Kunci Membangun Generasi yang Tangguh dan Bijak

12 Juli 2025   22:03 Diperbarui: 12 Juli 2025   22:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Liputan6.com)

Ahli neurosains Daniel Siegel, dalam konsep "mindsight", menyatakan bahwa pengintegrasian fungsi otak, khususnya antara logika dan emosi, dapat dibangun sejak dini melalui percakapan reflektif. Misalnya, ketika anak belajar memahami arti kecewa atau gembira, dan menghubungkannya dengan konteks sosial, itu bukan hanya pengalaman emosional, tapi juga proses pembentukan struktur kognitif yang kompleks dan berkelanjutan.

Cara Menumbuhkan Minat Anak Belajar Makna Hidup

1. Bercerita, Bukan Berceramah

Ceramah membuat anak merasa dihakimi. Sebaliknya, cerita menyentuh hati dan menyalakan imajinasi. Cerita tentang tokoh yang memilih bersikap jujur meski rugi, atau kisah tentang binatang yang menolong temannya meski berbeda, membuka ruang diskusi batin anak tentang keberanian, kasih sayang, dan moralitas.

Bahkan kisah dalam kehidupan sehari-hari pun bisa dimaknai. Misalnya, ketika hujan deras membatalkan rencana jalan-jalan, orang tua bisa mengatakan: "Kadang dalam hidup, yang kita inginkan tidak selalu terjadi. Tapi kita bisa memilih untuk tetap bersyukur dan melakukan hal lain."

Cerita semacam ini bukan hanya menghibur, tapi juga menanamkan pola pikir resilien dan reflektif.

2. Ajukan Pertanyaan Reflektif

Anak adalah makhluk yang penuh rasa ingin tahu. Kita hanya perlu memfasilitasi keingintahuannya, bukan mematikannya. Ajukan pertanyaan seperti:

  • "Apa perasaanmu ketika membantu temanmu?"
  • "Menurutmu, mengapa orang tua sering mengingatkan kita?"
  • "Kalau kamu berada di posisi itu, apa yang akan kamu lakukan?"

Pertanyaan-pertanyaan ini bukan sekadar obrolan, tapi latihan berpikir reflektif. Di sinilah metakognisi dibentuk---anak belajar menyadari dan menilai pikiran serta tindakannya sendiri. Ini akan menjadi bekal kuat dalam mengambil keputusan, bukan hanya berdasarkan reaksi spontan, tapi juga pertimbangan nilai.

3. Libatkan Anak dalam Kegiatan Bermakna

Kegiatan sehari-hari bisa menjadi arena belajar makna. Merawat tanaman mengajarkan kesabaran. Membereskan mainan sendiri melatih tanggung jawab. Menyumbangkan barang ke panti asuhan mengajarkan kepedulian sosial. Intinya, makna hidup tidak hanya diajarkan lewat kata-kata, tapi melalui tindakan yang dijalani bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun