Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sumpah Akar pada Tanah

30 Maret 2025   10:46 Diperbarui: 30 Maret 2025   10:46 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ( Kreasi Pribadi )

Sumpah Akar pada Tanah

Tak mungkin akar berdusta pada bumi,
Ia tumbuh dari gelap menuju cahaya,
Menyusup di sela bebatuan yang bisu,
Ia akan tetap memeluk tanahnya,
Menyimpan rahasia air dalam keheningan,
Menolak goyah meski angin menggoda.

Tak mungkin akar mengingkari asalnya,
Ditenun waktu dalam dekap kesabaran,
Menyatu dengan luka tanah yang retak,
Ia akan tetap meneguhkan janji,
Menjadi penyambung hidup yang tersembunyi,
Tak lelah menanti hujan kembali.

Tak mungkin akar menipu batangnya,
Ia mengakar bukan untuk berpaling,
Menguatkan pohon dari musim ke musim,
Ia akan tetap berdiri tanpa ragu,
Menahan beban daun yang berbisik,
Menjaga buah agar tak runtuh sebelum waktunya.

Tak mungkin akar berkhianat pada hujan,
Ia meneguk setiap tetes tanpa memilih,
Menyebarkannya ke dahan tanpa meminta,
Ia akan tetap menjadi aliran sunyi,
Menghidupi hijau tanpa berharap pujian,
Menjadi pengikat tanah yang setia.

Tak mungkin akar melawan takdirnya,
Ia terlahir untuk tenggelam dalam gelap,
Bertahan tanpa perlu dilihat mata,
Ia akan tetap tumbuh meski tak tampak,
Menjadi nadi bagi yang menjulang,
Menahan pohon dari jatuh yang sia-sia.

Tak mungkin akar berbisik tentang kelelahan,
Ia menanggung beban dalam diam,
Menahan getar gempa dalam rahasia,
Ia akan tetap menyulam keteguhan,
Menjadi sandaran bagi yang lupa,
Bahwa yang tersembunyi juga punya kekuatan.

Tak mungkin akar menghindar dari luka,
Ia rela terbelah demi kehidupan,
Menembus cadas tanpa keluhan,
Ia akan tetap menggenggam tanah,
Menjadi nyawa bagi yang berdiri,
Menolak menyerah pada kemarau panjang.

Tak mungkin akar iri pada daun,
Yang menari di atas dengan gemulai,
Menerima cahaya tanpa bertanya,
Ia akan tetap di bawah tanpa resah,
Menyediakan hidup bagi yang di atas,
Tanpa meminta untuk diingat.

Tak mungkin akar meminta balasan,
Ia hanya ingin terus berpegangan,
Menjadi napas bagi yang bernyanyi di ranting,
Ia akan tetap bersembunyi dalam hening,
Membiarkan kejujuran tumbuh sendiri,
Seperti sumpah yang tak butuh saksi.

Tak mungkin akar meninggalkan tanah,
Ia terikat pada janji yang tak terucap,
Menjadi tali bagi setiap kehidupan,
Ia akan tetap setia dalam gelap,
Menguatkan yang rapuh tanpa ragu,
Menjadi bukti bahwa kejujuran tak perlu terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun