Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru dan Dosen Wajib Mewaspadai Penyalahgunaan ChatGPT

25 Januari 2023   08:15 Diperbarui: 25 Januari 2023   14:24 11402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan link ChatGPT yang ramai dibicarakan di media sosial karena mampu jawab aneka pertanyaan.(KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah)

Akhir akhir ini dunia pendidikan diguncang oleh kemampuan ChatGPT yang berbasis kecerdasan buatan (artificial Intelligence) yang disalah gunakan oleh siswa dan mahasiswa dalam menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan dosen.

Dengan sangat mudahnya siswa dan mahasiswa memasukkan pertanyaan dan tugas yang diberikan guru dan dosen ke chatbot dan dalam waktu yang sangat singkat mereka sudah mendapatkan tulisan sebanyak 1.500 kata yang disertai referensinya yang sangat masuk akal.

Tidak hanya sabatas dipakai dan disalahgunakan untuk menyelesaikan tugas saja, ChatGPT juga digunakan untuk menyusun tugas akhir seperti seperti dan tesis.

Jika guru dan dosen tidak paham bagaimana cara kerja dan hasil kerja ChatGPT, maka siswa dan mahasiwa dapat melenggang mendapatkan nilai tinggi tanpa menggunakan daya pikirnya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan dosen.

Dalam situasi seperti ini guru dan dosen tidak dapat lagi membedakan antara siswa dan mahasiswa mana yang menggunakan pikirannya untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dan dosen dengan siswa dan mahasiswa yang mencari jalan pintas menggunakan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan tugasnya.

Sebagai gambaran bagaimana ChatGPT dengan canggihnya dapat menjawab dan menjelaskan permasalahan saya mengambil contoh diskusi yang berkembang di salah satu grup WA, di mana seorang menanyakan hal berikut:

"Di sini lagi marak penyakit pisang.. Pisangnya pada sakit.. Jantung pisang warna hitam, buahnya berair begitu juga batang pisangnya... Sekarang juga sudah kena ke tanaman lain seperti singkong, talas. Penyakit apa itu ya dan bagaimana cara mengatasinya"

Dalam waktu yang sangat singkat seorang guru besar (anggota grup) yang bukan bidang ilmunya mengirimkan jawaban berikut yang didapatnya dari menggunakan ChatGPT berbasis kecerdasan buatan:

"Penyebab jantung pisang yang berwarna hitam dan buahnya berair dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah: Penyakit karat pisang, yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp. cubense. Penyakit layu pisang, yang disebabkan oleh cendawan Panama disease (Fusarium oxysporum f.sp. cubense).

Kematangan yang tidak sempurna, sehingga dapat menyebabkan buah pisang yang cepat busuk. Kerusakan fisik pada buah pisang, seperti kerusakan akibat panen atau transportasi yang tidak baik.

Pola tanam yang tidak tepat, seperti kekeringan yang berlebihan atau kondisi tanah yang tidak sesuai untuk tanaman pisang.

Untuk mengatasi masalah ini, dapat diterapkan beberapa upaya seperti:

1. Menanam pisang yang tahan terhadap penyakit karat dan layu

2. Menanam pada kondisi tanah yang sesuai

3. Melakukan pengelolaan tanah dan air yang baik

3. Menghindari kerusakan fisik pada saat panen dan transportasi

4. Menjaga agar buah pisang tidak ditumpuk terlalu tinggi sehingga tidak mudah rusak."

Dengan menggunakan ChatGPT pengguna tinggal mengetik permasalahan apapun yang sedang dihadapinya dan akan mendapatkan jawaban yang akurat.

Apa itu ChatGPT?

ChatGPT yang merupakan singkatan dari Chat Generative Pre-Trained Transformer adalah chatbot yang diluncurkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset dan penerapan kecerdasan buatan, pada November 2022 lalu.

ChatGPT memang dapat dikatakan sebagai pencapain teknologi yang luar biasa dan akan berdampak luas yang tersedia secara gratis dengan kemampuannya menimbulkan kehebohan dalam dunia pendidikan.

ChatGPT digolongkan sebagai program kecerdasan buatan generatif yang dapat menghasilkan gambar, video dan audio, membuat argumen, meringkas buku, menceritakan lelucon, menulis kode, dan secara umum bermanfaat bagi banyak orang.

Program ini menggunakan model bahasa yang dapat menghasilkan rangkaikan kata kata yang realistis dan mirip dengan jawaban yang diberikan oleh manusia.

Tidak hanya sampai di situ saja ChatGPT dapat juga digunakan untuk menerjemahkan tulisan dalam satu bahasa dan meringkasnya dalam bentuk artikel singkat dengan sangat akurat.

ChatGPT dapat juga digunakan untuk membantu menulis lamaran pekerjaan dengan sangat sempurna. Disamping itu ChatGPT dapat juga digunakan untuk menulis lagu dan puisi dan bahkan dapat juga digunakan untuk membalas email.

Tidak tanggung tanggung dalam diuji cobanya, penggunaan ChatGPT hampir mampu menembus ujian perolehan lisensi medis yang terkenal sangat ketat di Amerika.

Era Disrupsi

Keberadaan pandemi Covid-19 memang merupakan salah satu era disruptif dalam dunia pendidikan yang mengubah pola pikir, prilaku dan metode pembelajaran, namun keberadaan ChatGPT dianggap oleh sebagian pakar teknologi pendidikan akan memberikan dampak yang jauh lebih besar dari pandemi Covid-19.

Bagi para pendidik, teknologi ini membuka pintu bagi kecurangan yang meluas pada penyelesaian pekerjaan rumah dan tugas lainnya yang diberikan di luar jam sekolah.

Keberadaan ChatGPT ini merupakan era disrupsi baru dalam dunia pendidikan, sehingga tidak heran penggunaannya sudah dilarang di sekolah-sekolah dan universitas-universitas di beberapa negara.

Keberadaan ChatGPT memang berpotensi digunakan oleh siswa dan mahasiswa untuk menyontek tugas tertulis tanpa terdeteksi.

Oleh sebab itu bukan tidak mungkin siswa dapat menyerahkan dan menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya pada robot berbasis kecerdasan buatan ini.

Sebelum munculnya ChatGPT kecurangan juga terjadi di dunia pendidikan dengan cara memanfaatkan jasa orang lain untuk menulis tugas tugas yang diberikan pada siswa dan mahasiswa, termasuk penulisan tugas akhir seperti skripsi, thesis dan disertasi.

Bahkan akhir akhir ini muncul jasa pembuatan artikel ilmiah bagi dosen yang mau naik pangkat dan jabatan yang dijanjikan akan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi.

Ke depan bukan tidak mungkin keberadaan dan penggunaan ChatGPT akan merambah lomba lomba essay yang tentunya akan sulit dideteksi originalitas dan kreativitas si pembuat essay.

Tidak selalu negatif

Dari sudut pandang positif keberadaan ChatGPT emiliki potensi besar dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa dan mahasiswa yang kurang mampu yang tidak memiliki akses memiliki guru ataupun tutor yang membimbingnya dalam belajar.

Di samping itu ChatGPT juga membuka peluang bagi siswa dan mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang bahasa Inggris dan budaya yang berbeda untuk memanfaatkan keberadaan teknologi berbasis kecerdasan buatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.

Adanya efek negatif ChatGPT tentunya tidak berarti bahwa teknologi ini harus dilarang karena memiliki sisi positif yang memberikan manfaat besar tidak saja bagi siswa dan mahasiswa saja tapi juga bagi masyarakat.

Cara mendeteksinya

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya ChatGPT dapat menghasilkan tulisan akademik yang masuk akal yang umumnya sangat sulit untuk dideteksi oleh guru dan dosen.

Dalam mengatisipasi kecurangan dalam menyelesaikan tugas tugasnya di dunia maya juga telah muncul AICheatCheck yang dapat mendeteksi materi yang dihasilkan dari kercerdasan buatan.

AICheatCheck yang juga berbasis kecerdasan buatan ini memiliki kememapuan untuk memprediksi apakah teks yang ditulis oleh manusia atau mesin bedasarkan pilihan kata kata yang digunakan.

Fasilitas pendeteksian plagiarisme lainnya yang banyak kini juga banyak digunakan adalah Turnitin. Turnitin saat ini merupakan alat pendeteksian plagiarisme yang paling banyak digunakan di dunia.

Kreator Turnitin pun kini sudah harus mengupgrade kemampuan diteteksi yang memasuki generasi ketiga untuk mendeteksi tulisan yang merupakan hasil karya kecerdasan buatan.

Dalam waktu dekat Turnitin akan meluncurkan layanan baru untuk mendeteksi penggunaan alat parafrase yang dihasikan oleh kecerdasan buatan, namun tetap saja belum mampu untuk mendeteksi pemilihan kata kata yang digunakan oleh robot yang menggunakan kecerdasan buatan.

Guru dan Dosen perlu Berubah

Guru dan dosen kini mendapat tantangan dari perkembangan teknologi kecerdasan buatan untuk mengubah metode penilaiannya sehingga dapat mendeteksi kecurangan dan sekaligus dapat membedakan kualitas dan kemampuan berpikir siswa dan mahasiswa.

Solusi lain dalam mengantisipasi penyalahgunaan ChatGPT adalah memperluas dan meningkatkan pengetahuan guru dan dosen dengan cara banyak membaca dan berselancar di dunia maya, sehingga pikirannya dapat mengenal kata kata kunci yang digunakan oleh siswa dan mahasiswa dan menentukan apakah ini merupakan hasil pikiran mereka sendiri atau menggunakan bantuan ChatGPT atau jasa orang lain.

Dalam menghadapi kemungkinan siswa dan mahasiswa melakukan kecurangan dengan menggunakan ChatGPT di sekolah dan universitas, guru dan dosen tampaknya harus kembali ke cara tradisional yaitu dengan cara melakukan ujian dan memberikan tugas yang harus dikerjakan secara langsung dengan cara menulisnya dengan menggunakan pena dan kertas atau dengan cara melakukan ujian lisan.

Keberadaan ChatGPT tentunya akan menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan dosen untuk mengevaluasi siswa dan mahasiswanya dengan cara membuat tugas yang lebih kreatif dan lebih bermutu agar sulit dijiplak.

Bagi siswa dan mahasiswa penggunaan ChatGPT secara tidak benar dalam menyelesaikan tugas tugasnya hanya merupakan jalan pintas untuk mendapatkan nilai bagus saja, namun tidak akan berdampak besar pada peningkatan ilmu pengetahuan yang sedang didalaminya.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun