Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pelajaran Berharga dari Pemilu Brasil

3 November 2022   08:21 Diperbarui: 3 November 2022   14:38 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden terpilih Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dari Partai Pekerja berhaluan kiri menyampaikan pidato kemenangan di hadapan pendukungnya di Paulista Avenue| AFP/CAIO GUATELLI via Kompas.id

Semua orang tentunya sangat menyadari bahwa pada setiap pemilihan pimpinan negara dengan sistem pemilu yang demokratis pasti ada pemenang dan juga ada yang kalah.

Bagi pemenang pemilu, kemenangan tentunya akan terasa sangat manis setelah melalui perjuangan yang panjang, namun bagi pihak yang kalah seringkali tidak dapat menerima kenyataan  dengan lapang dada walaupun pemilu telah berjalan secara jujur dan adil.

Lula berhasil menang tipis atas presiden pertahana Bolsonaro.| Photo: Danilo Martins Yoshioka/Anadolu Agency/Getty Images
Lula berhasil menang tipis atas presiden pertahana Bolsonaro.| Photo: Danilo Martins Yoshioka/Anadolu Agency/Getty Images

Kedewasaan pendukung memang sangat diperlukan dalam pesta demokrasi ini karena ketidakrelaan menerima kekalahan justru akan merusak demokrasi yang diperjuangkannya.

Indonesia sebentar lagi akan mengadakan pesta demokrasi akbar dengan adanya pilpres di tahun 2024 mendatang. 

Ada baiknya kita mendalami dan menyimak hasil pemilu di Brasil yang penuh dengan dinamika agar kita dapat memetik hikmahnya dan dapat menjalani pesta demokrasi mendatang dengan baik.

Penuh Dinamika

Pemilihan Presiden Brasil berakhir dengan margin yang sangat tipis yaitu 50.9% untuk Lula da Silva dan 49.1% untuk presiden pertahana Bolsonaro, setelah sebelumnya pada tahapan pemilihan sebelumnya juga menghasilkan margin yang sangat tipis.

Kita tentunya dapat membayangkan bahwa dengan margin kemenangan yang sangat tipis ini tentunya akan sangat berpotensi menimbulkan gejolak ketidakpuasan bagi yang kalah.

Hal lain yang berpotensi menimbulkan gejolak adalah sikap Bolsonaro sempat diam seribu bahasa selama beberapa hari yang dapat menimbulkan intepretasi yang bermacam-macam dan berpotensi menimbulkan gejolak pasca pemilu. Apalagi sebelumnya Bolsonaro pernah menyatakan bahwa pemilihan dengan menggunakan elektronik ini berpotensi untuk dicurangi.

Diamnya Bolsonaro ini memang menimbulkan gelombang protes dari pendukungnya karena tidak mau menerima hasil pemilu. Ribuan pendukung Bolsonaro mulai bergerak di seluruh negeri dan mulai memblokir jalan-jalan sebagai bentuk protes atas kekalahan ini. 

Suporter Bolsonaro yang tidak mau menerima kekalahan.| Photo: Mariana Greif/Reuters
Suporter Bolsonaro yang tidak mau menerima kekalahan.| Photo: Mariana Greif/Reuters

Suporter Bolsonaro memblokir jalan  jalan utama. Photo: Reuters
Suporter Bolsonaro memblokir jalan  jalan utama. Photo: Reuters

Bahkan entah darimana datangnya, muncul ide liar berupa permintaan agar militer ikut campur melakukan intervensi hasil pemilu ini dengan cara meminta militer tetap mendukung dan mempertahankan kursi kepimpinan Bolsonaro.

Sampai saat ini untungnya pihak militer Brasil tidak merespon permintaan ini dan tetap menjaga netralitasnya dengan cara tidak berpihak kepada salah satu kontestan pemilihan presiden ini.

Brasil memang pernah mengalami perintahan militer diktator yang sangat brutal di era tahun 1964 sampai dengan 1985 lalu, sehingga kekhawatiran bahwa militer akan bergerak dan mengambil alih pemerintahan yang demokratis tentunya masih ada.

Setelah bungkam selama lebih dari 48 jam akhirnya Bolsonaro keluar dari sarangnya dan menyampaikan pada pendukungnya bahwa dirinya menghargai hukum dan peraturan yang berlaku. Namun dirinya tetap belum mau memberikan selamat kepada lawannya.

Munculnya pernyataan Bolsonaro ini tidak lepas dari hasil pertemuannya dengan pihak Mahkamah Agung Brasil Luiz Edson Fachin yang menyampaikan bahwa Bolsonaro telah menyatakan bahwa pemilu telah usai dan mengajak semuanya untuk melihat ke depan.

Pernyataan ini walaupun tidak secara eksplisit mengakui kekalahannya, namun sudah cukup menjadi berita hangat di kalangan media dalam negeri dan internasional sebagai pernyataan Bolsonaro menerima hasil pemilu.

Dalam pernyataan yang sangat singkat di istana presiden Bolsonaro menyatakan "sebagai presiden dan warga negara saya taat pada perintah undang-undang."

Setelah keluarnya pernyataan singkat ini, kepala staf kepresidengan menyatakan bahwa dirinya diberikan otoritas oleh Bolsonaro untuk mempersiapkan transisi kepemimpinan yang akan berlangsung pada tanggal 1 Januari mendatang ketika presiden terpilih akan disumpah.

Pemenang pemilu Brasil Luiz Inacio Lula da Silva bukanlah orang baru karena di era tahun 2003-2010 Lula pernah menjabat sebagai Presiden Brasil.

Hasil pemilu yang sangat ketat ini menunjukkan bahwa rakyat Brasil  telah terpolarisasi akibat adanya dua paham yaitu sosialis yang diusung oleh Lula dan Far-right yang diusung oleh Bolsonaro, sehingga bagi Lula penyatuan kembali Brasil merupakan salah satu tugas terberatnya.

Pernyataan Lula sebagai presiden terpilih juga sangat membantu membuat suasana menjadi lebih dingin. Dalam pernyataannya Lula akan meneruskan beberapa program Bolsonaro yang dianggap baik dan Lula juga menyatakan bahwa dirinya akan memperhatikan kepentingan 215 juta rakyat Brasil bukan hanya mementingkan masyarakat yang memilihnya saja.

Bolsonaro. Photo: Thiago Ribeiro/AGIF/Reuters 
Bolsonaro. Photo: Thiago Ribeiro/AGIF/Reuters 

Selama pemerintahan Bolsonaro, Brasil memang memencilkan diri dari dunia internasional dengan gaya kempimpinannya yang sangat eksentrik. 

Brasil dalam beberapa tahun ini memang terpuruk karena kekurangan pangan, masalah krisis lingkungan dan ketidak-merataan kesejahteraan dan juga dampak ekonomi yang yang berat akibat pandemik Covid-19.

Bagi Lula membangun kembali Brasil dari keterpurukan bukanlah hal yang mudah dilakukan karena memerlukan kerja keras, dialog, dan gaya kepemimpinan yang lebih demokratis.

Pemilu memang merupakan puncak dari pesta demokratis yang didambakan oleh masyarakat yang memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tahap kedewasaan.

Semoga gejolak pemilu Brasil dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia yang sebentar lagi akan mengadakan perhelatan akbar pilpres.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun