Â
  Politisi sering menggunakan agama untuk memberikan legitimasi pada kekuasaan mereka. Dalam konteks ini, agama berfungsi sebagai alat untuk mengikat warga negara agar mematuhi aturan-aturan yang ada. Hal ini menciptakan hubungan simbiotik di mana politik membutuhkan agama sebagai alat legitimasi, sementara agama membutuhkan politik untuk penyebaran nilai-nilainya.
Â
3. Konflik Sosial dan Polarisasi
Â
  Politisasi agama dapat menyebabkan polarisasi di masyarakat, di mana kelompok-kelompok berbeda merasa terancam oleh penggunaan agama dalam politik. Contoh nyata dari hal ini adalah konflik yang terjadi akibat penistaan agama yang dialami oleh tokoh-tokoh politik seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang mengakibatkan ketegangan antara kelompok-kelompok Islam dan pendukungnya.
Â
4. Marginalisasi Kelompok Minoritas
Â
  Ketika agama tertentu dijadikan alat politik, kelompok minoritas sering kali terpinggirkan. Kebijakan publik yang mencerminkan dominasi nilai-nilai satu agama dapat mengakibatkan diskriminasi terhadap kelompok lain, sehingga memperburuk hubungan antaragama dan menciptakan ketidakadilan sosial
5. Pendidikan dan Kesadaran Sosial