Mohon tunggu...
Rose Marz
Rose Marz Mohon Tunggu... Tutor - Unlimited Love Edition :) Kesederhanaan dalam Kebersamaan Itu Penting Bacalah, Menulislah, Bacalah, Tuliskan, maka itu akan mengantarkan ke depan pintu-pintu gerbang kebahagiaan hidup sepanjang hayat

Give the best, Let Allah pay you off! "Love All .." Keep Writing On ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Basantok dalam Kegiatan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

9 Oktober 2022   21:24 Diperbarui: 28 Oktober 2022   22:32 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Hari Lahir Nabi Muhammad SAW 12 Rabbiul Awal 1444H, 8 Oktober 2022. Sumber: kobaran.com

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
A sweet memory 

"Mandi capek nak, pakai baju nan rancak,," mau ikut tidak?" intruksi Mama terngiang di telinga. Waktu itu Mama sangat sibuk mempersiapkan jujungan yang akan di bawa ke Masjid. 

Jujungan adalah bekal makanan seperangkat nasi dan lauk pauknya yang dibawa dengan dijujung (diletakkan di atas kepala).   

Siang merangkak,  sekitar waktu Zhuhur Mama menjujung semua bekal di atas kepala, di tangan kiri dan kanan memanggul lemang. Ayah juga bergegas mempercepat langkah. Saya berlarian di belakang menimpali langkah Ayah yang panjang. " ayo lebih cepat, nanti kita terlambat" kata Mama memberi komando agar saya berjalan di depan.

Ah momen itu yang paling menyenangkan bagi kami anak kecil, pemuda sampai orang dewasa. "basantok" (bersantap) alias makan bersama dengan makanan lezat khas olahan tangan emak-emak kampung kami yang tiada duanya. 

Waktu acara basantok adalah waktu acara suka cita karena saat itu kami full dengan makanan yang banyak, nasi berlimpah, ada makanan tradisional yang kadang hanya sekali setahun keluarga kami membuatnya, seperti lemang, lepat pulut, gulai kapalo ikan masin, gulai putiah dan lain-lain. 

Acara basantok adalah kegiatan yang spesial bagi kami sekampung senagari karena di sana kami saling berbagi makanan dan makan bersama-sama. Tak jarang Ustadzh dan Tuangku, orang-orang kampung-kampung lain diundang dan ikut serta. 

Basantok

Waktu saya ikut Mama dalam memperingati kegiatan Maulid Nabi tersebut, kesepakatan para Tuangku (alim ulama) yang memimpin kegiatan memilih tempat untuk Basantok di padang bebatuan tepian air yang dekat dengan Surau. Maka kami gelarlah tikar di tepian batang air tersebut. 

Setelah selesai menggelar tikar, maka Ibu-ibu menurunkan jujungan mereka. Membuka dan menggelar satu persatu makanan dideretkan seperti layaknya di atas meja prasmanan. Waou,, kami anak kecil berdecap air ludah melihat nasi dengan lauk pauk sayur dan buah yang melimpah terhampar begitu banyak. 

Ada yang merengek langsung meminta ke Maknya "Mak mau ituu, mau ituu, ituu.." tangan menunjuk langsung makanan mana yang menggugah selera yang dimaksud. Terus si Mak berkata pelan membujuk "nantiklah, tunggu Buya dan Tuangku membuka acara dulu, ya sabar  ya".

Momen yang sangat berkesan dan "ngangenin" ketika Maulid Nabi Muhammad SAW tiba

Ketika makan bersama di tepian batang air tersebut, setelah sebelumnya do'a dan mukadimah yang dipimpin oleh Ustadzh, maka mulailah riuh rendah suara orang makan. Ibu-ibu meladeni, menyorongkan piring kesana dan kemari, menyendok kuah gulai ini dan gulai itu. 

Pemandangan tepian sungai, bebatuan alam, sawah, hamparan ladang palawija dan pohon kelapa, wajah bahagia, gelak tawa, senyum simpul malu-malu karena isi piringnya sudah "membulandak" , makan dengan peluh di kening ditingkahi bunyi riak air sungai yang mengalir dan pecah di lubuk, semilir angin sepoi-sepoi khas pegunungan, musik alam pedesaan. 

Aamboii,,,acara Basantok menjadi kenangan manis untuk sesiapa yang hadir pada waktu itu.

Rasa syukur semakin tercurah tak terhingga kepada sang Pencipta. 

Setelah acara basantok selesai, maka Ibu-ibu kembali membereskan seluruh sajian. Bapak-bapak keluarga terdekat, Mamak, Tuangku dan Cadiak Pandai, Tungganai kampung pulang membawa lemang dan sajian spesial. 

Semakin banyak kebaikan, handai tolan dan marwah Bapak-bapak tersebut semakin banyak lemang dan sajian spesial yang dibawa pulang (menandakan tingkat srata sosial yang baik).

Acara basantok adalah acara yang lazim ada dan dilakukan di desa Pinjauan, dusun Kubu Pinjauan Nagari Sungai Rambah, kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman ketika mengadakan peringatan Maulid Nabi. Kegiatan ini merujuk ke adat kebiasaan orang pariaman "urang piaman" atau sering juga di sebut dengan budaya "urang ilie".  

Badikie

Dilansir dari infopublik.id kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai  dari Zhuhur sampai waktu Ashar esok harinya, jadi menghabiskan 2 hari 1 malam. Rangkaian kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sudah dimulai dari hari sebelum Basantok tiba. 

Yaitu di Surau atau Masjid-masjid mengadakan pengajian. Sebelumnya para kaum Ulama, Cadiak candikia, Ustadzh dan Buya Tuangku berkumpul di Surau melakukan acara Badikie.  

Badikie adalah kegiatan berzikir dan mengucapkan salawat (melambungkan puja dan pujian terhadap Rasurullah). Kegiatan ini dibudayakan oleh paham aliran pengikut agama Islam Sattariyah yang merupakan aliran paham pengajian Tarekat yang mana banyak pengikutnya terdapat di Pariaman, kabupaten Padang Pariaman dan berkembang ke wilayah- wilayah sekitar. 

Kegiatan badikie digelar sampai malam, diselipi kegiatan mengaji (tadarusan) membaca Al-Qur'an bersama-sama. Kemudian setelah itu kegiatan ditutup dengan ceramah agama peringatan Maulid Nabi dan menteladani ketauladanan Nabi. 

Tentu Ibu-ibu juga membawa snacks ringan, kue-kue jajanan pasar, kacang randang, air kopi dan teh yang disajikan dalam kegiatan malam badikie dan ceramah agama tersebut. 

Seingat saya waktu itu saya yang kanak-kanak berlarian di luar Surau bergembira bersama teman-teman. Kami tidak peduli meski hari telah beranjak larut malam. Yang terekam di benak saya ketika peringatan Maulid Nabi di kampung waktu itu, semua orang keluar rumah dan tumpah ruah di Surau. 

Setelah waktu Zhuhur  sudah banyak yang berdatangan sampai semalam suntuk Seperti pasar malam.
Ramainya! bunyi lantunan salawat terdengar sampai kampung seberang.

Pohon Uang

Pohon Uang dalam perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sumber: kompas.com
Pohon Uang dalam perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sumber: kompas.com

O iya..ada acara lomba lumbuang atau pohon uang juga yang digelar. Pengurus Masjid memang sengaja membuat acara ini untuk menyemarakkan kegiatan peringatan hari lahir Nabi tersebut. 

Lomba lumbuang ini adalah bentuk kumpulan uang sedekah, makanan, permen yang akan dipersembahkan ke Surau yang menggelar peringatan, yang mana makanan atau uang ini diikatkan ke ranting-ranting cabang pohon yang direkayasa, ada juga yang berbentuk lumbung dan Kubah Surau. Kemudian diberi lampu dan hiasan. 

Masing-masing kampung mengirim dan menggotong pohon uang sedekah mereka. Di tengah malam tersebut kami menyaksikan ada beberapa pemuda gagah menggotong pohon uang atau lumbung mereka dari kampung seberang menuju surau kami. Mereka tentu menyeberang air sungai terlebih dahulu. 

Wah,, seperti ada lentera yang berjalan di tengah malam. Ini menjadi tontonan yang sangat menarik bagi kami . Sembari berjalan mereka bersalawat juga. Seluruh warga kampung di Surau kami berdiri menanti dengan bahagia menerima kunjungan dari saudara kampung sebelah. 

Sesampainya di Surau kami, pohon uang atau lumbung diletakkan berjejer di dalam Surau. ...

Ketika waktu Shubuh telah tiba. Bersama-sama orang-orang turun ke batang air. Mengambil wudhu.. 

Terima kasih sudah membaca,
Salam takzim saya
Rose Marz

Minggu Sunny menjelang sore, 9 Oktober 2022,15:53pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun