Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Inilah Tulisan Saya yang Ke-1000

9 Desember 2021   04:44 Diperbarui: 9 Desember 2021   05:03 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai Aktif Menulis Sejak 2 Tahun Lalu 

Bagi orang lain 1000 artikel boleh jadi tidak ada apa apanya. Tapi seperti kata peribahasa: "Jangan membandingkan pencapaian diri dengan kesuksesan orang lain, karena hanya akan menjadikan diri orang yang tidak tahu bersyukur". Karena itu bagi saya pribadi berhasil menuangkan 1000 artikel di Kompasiana sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Yang menghadirkan rasa syukur tak terhingga kepada Tuhan. 

Saya sudah beberapa tahun bergabung dengan Kompasiana. Tapi menulis kapan-kapan saya mau saja. Tak lebih dari dua kali seminggu saya menayangkan tulisan. Sering suami menanya kenapa tidak menulis, saya jawab lagi malas.

Semenjak tahun 2013 pada bulan Januari tanggal 12 saya bergabung di Kompasiana. Tulisan yang  berkesan untuk saya serta memotivasi untuk menulis lagi  adalah ketika tulisan saya:

 "Penduduk Australia tidak punya KTP"

Mendapat tempat di Artikel Utama, yang saya tayangkan pada 24 Mei 2013. Untuk pertama kali saya mendapatkan predikat artikel Utama tersebut. 

Kemudian setelah beberapa kali predikat utama saya juga mendapatkan tulisan saya mengenai  "Italia Negeri Seribu Terowongan" yang mana mendapat predikat Featured Articles selama 1 bulan terpajang terus. Mulai 31 Juli 2018 sampai 31 Agustus 2018 masih terpajang di laman Kompasiana  

Tulisan keseribu

Bagi saya untuk mencapai tulisan 1000 ini memang tidaklah mudah, karena itu hal ini  sangat membahagiakan saya. Mungkin bagi orang lain tidaklah demikian karena bagi ada Kompasianer yang satu tahun saja bisa seribu artikel. 

Masalah lain adalah passion saya menulis adalah cuplikan perjalanan hidup, karena untuk menuliskannya cukup dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Saya tidak mampu menulis sesuatu yang tidak saya alami, apalagi kalau disuruh menulis puisi, sejujurnya saya tidak mampu karena latar belakang pendidikan saya sejak masih di SMP ke SMA hingga lulus IKIP hanya mengenal ilmu ukur dan Aljabar.

Dua tahun terachir ini saya mulai aktif menulis. Suami menyarankan menulis sesuai passion saya yakni tentang kisah perjalanan hidup melakukan travelling baik dalam menjelajahi Nusantara maupun mengelilingi dunia. 

Saya mulai membuat seri karena saya menulis berdasarkan ingatan. Disebabkan diary saya sudah entah kemana saya ngak tahu lagi kerena seringnya pindah rumah. Juga banyak foto foto kami yang hilang tidak tahu kemana. Seperti sewaktu kami mengunjumgi Taiwan, Philipina, Korea dan beberapa negeri lain di Eropa semua lenyap.

Sehingga saya tidak bisa menceritakan kunjungan kami dengan tanpa bukti yang otentik. Banyak hal yang merupakan kunjungan yang tidak dapat ditayangkan tanpa foto mendukung. Semoga kedepannya saya bisa menyimpan foto kenang-kenangan dengan lebih teliti

Kesimpulan:

Seperti yang sudah saya tuliskan diawal tulisan  mungkin bagi orang lain seribu artikel tidak ada apa apanya. Tapi bagi saya menulis bisa sampai seribu tulisan memang sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri . Merasakan kebahagiaan atas apa yang kita miliki walaupun jauh dari sempurna adalah salah satu wujud nyata rasa syukur .

Saya bersyukur kepada Tuhan dan mengucapkan Terima Kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah mendukung dengan membaca tulisan saya. Komentar yang sangat menyejukan hati dan merupakan motivasi bagi saya untuk terus menulis. Tentu saja tak lupa ucapan Terima kasih kepada Admin Kompasiana yang telah menempatkan seluruh tulisan saya di highlight 

And last but not least, terima kasih kepada suami tercinta yang selalu memotivasi saya untuk terus menulis.

Saya bersyukur dengan tulisan saya yang keseribu membuktikan bahwa dalam usia yang sudah melewati tiga perempat abad saya masih bisa membagi kebahagiaan saya pada teman teman untuk menikmati susah senangnya perjalanan hidup kami  serta memetik hikmahnya. 

Pesan moral yang ingin saya sampaikan melalui tulisan saya adalah bahwa kesempatan untuk menikmati perjalanan keliling dunia kami dapatkan setelah kerja keras belasan tahun, bukan hadiah jatuh dari langit.  Satu hal lagi adalah: "Jangan pernah menyerah dan jangan lupa berdoa serta menyukuri apa yang ada pada diri kita "

9 Desember 2021.

Salam saya,

Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun