Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tour VW Safari Borobudur: Dari Gurihnya Rengginang hingga Pesona Radu Alas Tuksongo

16 Maret 2024   07:46 Diperbarui: 27 Maret 2024   01:30 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Camilan ringan ini terbuat dari ketan yang dikukus, lalu dipepel (dipadatkan dalam cetakan, berbentuk bulat), dijemur sampai kering kemudian digoreng.

Proses pembuatannya berawal dari beras ketan yang direndam (2 - 3 jam). Lalu dikukus sekitar 30 menit sampai tanak dan ditambahkan bumbu. Ada bumbu gurih dan ada bumbu yang manis.

Setelah itu ketan dikukus kembali selama 10 menit untuk kedua kalinya. Langkah berikutnya ketan hasil kukusan dicetak sampai berbentuk bulat dan gepeng.

Sebelum digoreng ketan ini dijemur sampai kering. Proses ini bertujuan sebagai pengawet alami. Proses penjemuran membutuhkan waktu 2 hari apabila cuaca cerah dan 4 hari bila cuaca kurang baik.Nah, proses yang terakhir goreng rengginang setelah kering.

Tempat industri ini cukup luas di bagian awal setelah pintu masuk peserta disuguhi meja demo pembuatan rengginang dengan beberapa bulatan ketan yang sudah dikukus. 

Maririn dan Indri Astuti, guru Bahasa Indonesia segera menyerbu ke sana dan praktik membentuk rengginang dari ketan yang telah dikukus itu. Ada seorang ibu yang memandu dan menjelaskan proses pembuatan camilan itu. 

Kelompok lainnya ada yang menuju ruang display/pameran rengginang. Ada dua tempat display yaitu tempat pajangan dan penjualan rengginang di sebelah barat. Sementara yang satunya di sebelah timur sebagai tempat pajangan yang dilengkapi beberapa meja kursi untuk menikmati minuman dan mencicipi rengginang yang disajikan.

Ada juga beberapa spot foto di tempat ini dengan nuansa meja makan tradisional lengkap dengan seperangkat cangkir dan teko, serta sebuah sepeda tua dan caping petani di sampingnya.

Joko dan guru-guru mapel Bahasa Inggris menikmati spot foto ini sedangkan Atin dan guru Bahasa Indonesia lainnya duduk santai menikmati minuman dan rengginang yang dijadikan makanan tester.

Di sisi lain bapak-bapak mengamati proses penggorengan rengginang di dapur sebelah utara tempat ini. Penggorengan masih menggunakan tungku tradisional dan bahan bakar kayu kering. Beberapa orang mengambil foto atau merekam kegiatan di tempat ini sekadar untuk dokumentasi. 

Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dikpora Kabupaten Bantul, Retno Yuli Astuti, M.Pd., M.M yang ikut serta dalam kegiatan itu duduk santai berbicang-bincang dengan pengelola CV media Prestasi, Agung Nugroho yang mensponsori kegiatan ini. Setelah dirasa cukup mengunjungi tempat ini rombongan kami kemudian menuju Desa Tuksongo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun